Mohon tunggu...
Hewan Peliharaan (ACS)
Hewan Peliharaan (ACS) Mohon Tunggu... Full Time Blogger - ojol

Tukang ojek online dan penulis recehan https://hewandankita.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pasangan Ketahuan Selingkuh, Haruskah Selesai Sampai Disini?

23 April 2019   19:01 Diperbarui: 23 April 2019   19:05 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertanyaan ini mungkin akan muncul setelah mengetahui pasangan yang di percayai dan cintai, ternyata mengkhianati mereka dengan cara yang mengejutkan dan menyakitkan, perselingkuhan.

Orang mengalami pengkhianatan dari pasangannya, tidak hanya marah dan kesal, tetapi masih ada pertanyaan lain seolah-olah tidak percaya.

Alasan orang berselingkuh bisa berbeda-beda, tetapi ada beberapa sumber yang dapat muncul berulang kali.

Jarak tak terlihat
Salah satu alasan paling umum perselingkuhan adalah perasaan Anda dan pasangan telah berpisah. Semakin jauh dan dalam jarak yang terputus dengan pasangan bisa terjadi karena berbagai alasan. Mungkin ada komunikasi yang kurang baik dalam hubungan seperti jujur tentang masalah tertentu atau hanya secara umum tetap berhubungan namun mutu pembicaraan tidak mempunyai makna penting bagi pasangan. Alasan lain perselingkuhan bisa juga lingkungan pekerjaan atau merawat anak-anak, jadi waktu bersama menjadi lebih sedikit sehingga jarak tak terlihat mulai terbuka lebar.

Beda ekspresi
Istilah 'bahasa cinta' bersama pasangan merupakan ekspresi yang ditunjukkan sebagai kasih sayang satu sama lain. Beberapa pasangan berkomunikasi lebih secara verbal mengatakan hal-hal baik, sedangkan yang lain mungkin lebih suka mengekspresikan kasih sayang secara fisik dengan berpelukan dan ekspresi lain. Jika bahasa cinta Anda berbeda dengan pasangan, bisa membuat seseorang merasa tidak dicintai  dan berpotensi lebih terbuka terhadap pemberian kasih sayang seseorang yang lebih memahami.

Ketidakseimbangan
Keseimbangan dalam hubungan bersama pasangan punya cerita khas bagi setiap keluarga, satu pasangan dapat merasa seperti orang tua dan yang lainnya seperti anak kecil. Sebagai contoh, satu pasangan mungkin merasa bahwa mereka harus menjadi yang bertanggung jawab, membuat semua keputusan, mengatur rumah, mengelola keuangan dan sebagainya, sementara pasangan mereka tidak merasa bertanggung jawab dengan beban mereka. Ketidakseimbangan ini dapat memicu perselingkuhan untuk menemukan perasaan dihargai.

Takut komitmen
Kadang-kadang, perselingkuhan terjadi pada saat pasangan beranggapan orang akan menjadi yang paling aman dalam hubungan mereka, seperti bertunangan sampai masa kehamilan, muncul kekhawatiran baru tentang komitmen yang dapat mengganggu mental seseorang. Mereka menolak membawa perasaan tanggung jawab yang muncul sebagai kewajiban.

Harga diri
Perselingkuhan bisa muncul dari rasa tidak aman secara pribadi. Harga diri yang rendah dapat menyebabkan orang menjadi sangat tergantung pada orang lain. Mereka mungkin berusaha menipu dengan bentuk menolak daripada ditolak.

Gangguan kepribadian
Perselingkuhan dapat dikaitkan dengan gangguan kepribadian yang kurang baik. Seseorang yang terbiasa melakukan aktivitas sebagai cara memuaskan hasrat dan menghilangkan perasaan negatif yang sulit mereka kendalikan.

Meski masih sulit dipercaya, perselingkuhan tidak harus berarti akhir dari hubungan. Jika pasangan benar-benar menyesali apa yang telah terjadi, bersedia untuk mengakhiri perselingkuhan dan Anda berdua siap menempatkan komitmen kembali, tidak ada alasan kita tidak dapat menyelamatkan hubungan rumah tangga.

Apa pun masalahnya, cobalah untuk jujur mencari sumber masalah bersama dengan pasangan. Beri kesempatan terbaik untuk mereka dan Anda memahami berbagai hal. Orang berselingkuh perlu mengambil tanggung jawab atas perilaku mereka sendiri sebagai pilihan salah dan tidak membuat alasan untuk membela diri, meskipun masih dianggap sulit diterima oleh orang yang dikhianati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun