Duh, udah tanggal 15 di bulan pertama. Saat mata lihat tanggalan di ponsel. Walau sudah menyimpan jadwal yang tersusun di google kalender, berbunyi di jam yang sudah di setel. Tanggal 15 itu tiba tiba saja muncul, walau alarm di jam yang disetel belum berbunyi.
Semula, keraguan muncul untuk bisa ikutan acara Kopdar yang digagas Bapak Tjiptadinata. Aktivitas rutin sebagai petugas antar jemput anak yang pulang di jam 12.30, ternyata bentrok dengan jam yang dibuat Bapak Tjiptadinata.
"Kira-kira, waktunya cukup ga ya?," pertanyaan itu muncul dalam pikiranku.
Pasangan dan anak-anak sudah tahu pekerjaan saya, sebetulnya sudah mendorong dan memberikan dukungan untuk tetap fokus di kerjaan. Dalam kesepakatan tidak tertulis, yang penting urusan keluarga tidak terabaikan.
Sebelumnya, saya juga sudah mengabarkan kepada keluarga tentang Kopdar yang akan berlangsung tanggal 15 nanti.
Pasangan, bahkan ingin ikut serta. Sayangnya malam harinya tanggal 14, dirinya menerangkan tidak bisa ikut, karena kemarin sudah ambil cuti untuk suatu urusan.
Akhirnya, rencana cadangan lainnya adalah membawa anak walau kemungkinan akan datang agak terlambat.
"Pi, nanti Valen ada belajar kelompok di rumah teman. Papi dateng aja ke acara yang sudah disiapkan!," setelah saya tanyakan pendapatnya soal kemungkinan datang di Kopdar.
"ya uda, nanti kalo sudah selesai belajar kelompoknya. Pinjam telpon untuk kasih tau papi, ya! Jaga-jaga kalau belajarnya ga jadi atau sudah selesai, tapi papi belum sampe di rumah Cacan."
Komunitas Rasa Kekeluargaan
Kopdar yang digelar Bapak Tjiptadinata, menurut saya, ada suasana keakraban dan rasa Kekeluargaan.
