Mohon tunggu...
Hewan Peliharaan (ACS)
Hewan Peliharaan (ACS) Mohon Tunggu... Full Time Blogger - ojol

Tukang ojek online dan penulis recehan https://hewandankita.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Manuver Yusril dan Suara Partai PBB di Pilpres 2019

11 November 2018   15:17 Diperbarui: 11 November 2018   15:41 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber:Kompas.com)

Keputusan Yusril Ihza Mahendra untuk menjadi kuasa hukum Capres dan Cawapres nomor urut 1, memang masih menyimpan misteri bagi masing-masing kubu Jokowi serta Prabowo. Yusril sebagai ketua umum partai Partai Bulan Bintang (PBB), membuat beberapa tokoh memberi tanggapan versi masing-masing, kemana suara simpatisan PBB sebagian besar akan diberikan.

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding dalam tanggapannya menjelaskan, bergabungnya Yusril yang memiliki posisi ketua umum PBB dan juga tokoh sentral dalam partai, secara tidak langsung dapat menjadi petanda bahwa sebagian besar suara simpatisan PBB akan memilih Jokowi-Ma'ruf Amin saat Pilpres 2019.

Sementara itu Fadli menyebutkan, suara simpatisan mayoritas PBB tidak akan berpengaruh banyak untuk Jokowi. Fadli menilai bahwa bergabungnya Yusril hanya sebatas profesi pengacara, artinya tidak menggunakan kapasitasnya sebagai ketua umum PBB.

Kabar tentang Yusril Ihza Mahendra sebagai advokat dan pakar hukum tata negara ketika memutuskan untuk bergabung sebagai kuasa hukum Jokowi-Ma'ruf Amin, memang tidak di duga sebelumnya oleh masing-masing kubu.

Arah politik Yusril yang sering melakukan kritikan kepada pemerintahan Jokowi, sering di anggap oleh sebagian masyarakat, bahwa PBB mengambil sikap oposisi. Apalagi saat pemerintahan Jokowi membubarkan organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Yusril terkesan menjadi pembela  HTI.

Keputusan Yusril untuk menjadi kuasa hukum Jokowi menjelang pilpres dan pileg 2019, tentu bukan sebuah keputusan yang di ambil secara tergesa-gesa. Beberapa pertimbangan yang di duga menjadi latar belakang ketua umum PBB, di sikapi dari situasi dan kondisi yang tidak "bagus" merapat ke kubu Prabowo.

1. Kekecewaan Yusril yang menjadi salah satu penyebab utama merapat ke Capres nomor urut 1, bukan ke kubu Prabowo, adalah keputusan Ijtima Ulama pertama. Dalam perkembangan yang sudah kita tahu bersama, Jokowi justru memilih ulama Ma'ruf Amin dan Prabowo memilih Sandiaga.

2. Yusril merasa sulit melakukan konsolidasi dan pertemuan dalam keputusan strategis dalam kubu Prabowo. Keluhan kesulitan Yusril untuk menjalin komunikasi dengan Capres Prabowo, sempat menjadi berita.

3. Saat PBB susah, tidak ada pertolongan yang diberikan kepada partainya, khususnya dari Gerindra. Hal ini disebutkan Yusril saat PBB yang hampir tidak lolos dalam menjadi peserta pemilu 2019. Yusril menyatakan, justru partai sekuler yang memberikan simpati kepada PBB.

4. Tidak ada keuntungan untuk partai PBB saat memberi dukungan kepada kubu Prabowo, menjadi salah satu alasan kuat penyebab Yusril enggan mendukung kubu pasangan nomor urut 2 tersebut. Yusril Ihza Mahendra menegaskan, bahwa dia tidak mendukung Prabowo-Sandi lantaran takut 'digergaji' Partai Gerindra. Ahli hukum tata negara mempertanyakan nasib-nasib partai pendukung Prabowo-Sandi, terutama soal strategi disiapkan agar partai-partai pendukung pasangan tersebut juga berjaya di Pileg 2019.

Sikap politik partai PBB, sebenarnya bukan identik partai Islam yang kaku. Dalam penyataan yang pernah disampaikan oleh Afriansyah Ferry Noer bulan Maret 2018, pernah menyebutkan kemungkinan Yusril akan tawarkan menjadi wakil Jokowi pada Pilpres 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun