Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Curhat UMKM: Ingin Hati Go Digital, Apa Daya Jaringan Internet Tak Lancar

4 November 2021   17:09 Diperbarui: 4 November 2021   17:14 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shinta Dewi, Pelaku UMKM di Desa Layeun, Kecamatan Leupung, Kabupaten Aceh Besar (Foto/Fahmi/RMOL)

Tak heran sebuah kisah sedih yang dialami oleh sekelompok para pelaku UMKM di Desa Layeun, sederet desa pinggiran Kabupaten Aceh Besar ini sudah puluhan tahun tidak menikmati internet cepat dan lancar. Satu sisi ingin agar usaha mereka bisa go digital, dan go global, namun apalah daya internet tak lancar.

Kisah memilukan ini menghampiri Dewi Shinta dan kawan-kawan sesama pelaku usaha pengolahan perikanan yang tak bisa berselancar di internet secara leluasa. Walaupun mereka tergolong UMKM yang memiliki modal terbatas namun berdaya juang tinggi untuk memajukan usaha dan daerahnya.

Problematika jaringan internet yang tak menjangkau kawasan Desa Layeun dan sekitarnya, dimana komunitas women entrepreneurs itu berada bukan baru hari ini terjadi. Tapi sudah puluhan tahun, rezim berganti rezim, meskipun Jokowi saat ini memimpin Presisensi G20 atau Presiden Negara-negara Maju.

Nun di negara Indonesia sendiri internet saja masih belum lancar dan merata. Bagaimana UMKM akan go global jika internet tidak lancar. Ini sangat menyedihkan pelaku usaha UMKM yang mempunyai semangat tinggi namun kurang mendapat perhatian pemerintah.

Maka wajar jika saat ini ia mengeluhkan masih buruknya akses internet di daerah nya dan menghambat kemajuan usaha yang ia bangun bersama kawan-kawan senasib. 

Saya sendiri sebagai fasilitator UMKM sangat terenyuh ketika melihat mereka harus bersusah payah mencari tempat yang ada signal hanya untuk sekedar mengikuti pelatihan via zoom. Mereka terpaksa pergi ke tempat yang jauh dipinggir laut dan kebetulan hanya disana yang ada sinyal. Itu pun putus nyambung- putus nyambung.

Padahal Desa Layeun tersebut bukanlah daerah pendalaman atau pelosok. Walaupun jauh dari Kota Banda Aceh (kira-kira 40 menit jalan darat), ke arah lintas Banda Aceh-Meulaboh, namun itu adalah lintasan jalan nasional. Ironis bukan?

UMKM di Desa tempat Shinta menetap memang menonjol dengan produk perikanan. Selain ikan segar dan komoditas laut, UKM disini mengolah ikan manjadi produk-produk kreatif yang layak dijual ke pasar ritel. Karena itu kebutuhan internet untuk melakukan promosi melalui platform digital sangat diperlukan.

Selama ini mereka jika ingin melakukan promosi harus kesana kemari mencari bantuan dan fasilitas, walau hanya sekedar untuk mengikuti expo. Bahkan harus berangkat ke kota hanya untuk membawa sampel dan menjelaskan detil produk.

Selain tidak efesien secara biaya dan waktu, juga terkesan masih belum melek teknologi. Sementara saat ini sudah banyak media digital yang dapat dimanfaatkan untuk menjangkau jarak, mendekatkan pasar, dan knowledge product sharing dapat dengan mudah dilakukan jika saja internetnya lancar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun