Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kasih Sayang yang Tulus

23 Agustus 2021   08:19 Diperbarui: 25 Agustus 2021   08:20 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto Ilustrasi Freepik)

Kasih sayang yang tulus harus diekspresikan dalam berbagai bentuk. Karena ini penting artinya bagi sebuah pendidikan moral bagi anak juga bagi orang tua. Memberikan sebuah ciuman sebagai pengganti ucapan "ayah sayang kamu" akan lebih terkesan dihati mereka, apalagi jika ucapan tersebut dibarengi dengan tindakan.

Bahkan sesungguhnya ciuman kepada anak tidak hanya sekedar tanda kecintaan orang tua kepada anak, tetapi juga bernilai ibadah yang dapat mengantarkan orang tua menjadi ahli surga.

Rasullullah bersabda:

"Perbanyaklah kamu mencium anak cucumu, karena imbalan dari setiap ciuman adalah surga." (Hadits Riwayat Imam Bukhari).

Hadits Rasulullah Saw diatas menjelas sekaligus membuktikan kepada kita bahwa sentuhan kasih sayang dengan anak begitu penting artinya, dan dibalik itu memiliki banyak kebaikan pula yang dapat diperoleh. Bahkan imbalannya adalah akan Allah berikan surga. Subhanallah!

Dari apa yang terjadi diuraikan mungkin beberapa poin penting dapat disimpulkan, terutama bagi orang tua yang selama ini jarang memberikan sentuhan kasih sayang kepada anaknya.

Bahwa sentuhan kasih sayang ini dapat mendekatkan jiwa orang tua dengan anak begitu pula sebaliknya. Dengan begitu akan melahirkan perasaan atau ikatan yang kuat serta saling memberi dan menerima (take and give).

Semakin kuatnya ikatan batin menunjukkan ada rasa saling percaya yang terbentuk. Renggangnya ikatan batin menunjukkan rendahnya kepercayaan satu dengan lainnya.

Terutama bagi anak perempuan sejatinya cinta pertama mereka adalah sang ayah (kalau dekat dengan ibunya kan sudah lazim). Artinya anak perempuan lebih dekat dengan ayah secara perasaan dan dengan begitu mereka akan terbuka dan berani membicarakan hal-hal tentang laki-laki, cinta, dan lainnya.

Tidak anak perempuan, anak laki-laki juga apalagi ya, tentu harus menjadi teman bagi ayah. Saling sharing, bermain bersama, atau ngopi bareng.

Apabila hubungan keakraban seperti ini bisa dirawat dan berlangsung dengan harmonis, maka yakinlah, konflik anak-orangtua akan sangat minimal. Sehingga potensi anak lari ke narkoba atau pengalihan emosi ketempat negatif lainnya akan nihil (Insyaallah).

Pembaca yang budiman!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun