Maklum jabatan tersebut menuntut kewibawaan, pencitraan diri, dan tetek bengek embel dosen ala jaman old.
Singkat kata perbedaan dua karakter itu membuat saya kesulitan.
Terus terang saya tergolong orang yang tidak suka tampil formil dan serba kaku menjalani SOP. Situasi demikian membuat tersiksa.
Sementara di sisi lain kedua tugas tersebut harus capai target bahkan harus melampaui target secara tim.
Benar-benar tidak ada toleransi jika masalah target marketing, mengingat kampus baru yang belum di kenal pasar.
Rapat evaluasi mingguan selalu membuat saya grogi karena di forum tersebut pihak investor selalu terlibat dan menilai kinerja tim.
Sebagai tim leader marketing pasti diminta penjelasan bagaimana pencapaian proses harian hingga mingguan.
Investor menanyakan pelaksanaan action plan mingguan, bulanan, dan proyeksi pencapaian target tahunan.
Wah benar-benar seperti pengalaman mengikuti sidang tesis saat masih kuliah dulu. Grogi dan mengeluarkan keringat dingin.
Namun "penderitaan" itu tidak berlangsung terlalu lama, kurang lebih hanya 2 tahun sebelum akhirnya saya pun resign dari perusahaan tersebut dengan posisi wakil direktur.
Begitulah pembaca! Rangkap jabatan, rangkap tugas, tanggung jawab, dan segala macam beban kerja ekstra di luar job description bahkan diluar ambang kapasitas namun harus dilakoni.