Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pandemi Tidak Pasti Kapan Akan Berakhir, Bijak Mengelola Emosi Diri Biar Tidak Depresi

29 Juli 2021   09:19 Diperbarui: 29 Juli 2021   21:43 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pantai Lampuuk Aceh Besar (Dokpri)

Ilustrasi Pantai Lampuuk Aceh Besar (Dokpri)

Tidak ada seorang pun yang mengetahui secara pasti kapan pandemi ini akan berakhir.

Secara alamiah hampir semua orang menginginkan pandemi ini segera selesai, kalau Coronavirus yang bikin sengsara ini enyah dari Indonesia. Begitulah kata orang-orang di pasar dan di mana-mana.

Namun kenyataannya, apa yang diharapkan berbanding terbalik. Boro-boro bisa hidup bebas seperti sebelum pandemi, malah daya jelajah semakin terkunci atas nama PPKM.

Ya! Pemerintah masih melarang masyarakat untuk bersosialisasi secara fisik langsung (face to face) dengan intensitas tinggi dan dalam volume besar. Terbukti, PPKM level 4 diperpanjang hingga Agustus yang bertujuan untuk membatasi gerak orang-orang.

Diskresi ini sebenarnya sangat memukul mental masyarakat. Mereka seperti kehilangan harapan hidup bahagia dan tidak dapat menikmati indahnya alam.

Biasanya setiap pagi bebas melakukan aktivitas olahraga, bekerja, dan menikmati sarapan di warung-warung, bertemu dengan orang-orang, teman dan duduk bercengkrama sambil berbagi cerita sambil menatap wajah mereka. 

Kini tradisi itu seperti hilang seketika dan seakan tercerabut dari akar-akarnya. Situasi ini tentu menyakiti jiwa.

Seni Mengelola Emosi

Menurut Mahmud (1990), menyatakan bahwa emosi sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia. Karena penyesuaian tingkah laku seseorang ditentukan oleh emosinya, dan emosi mempunyai pengaruh yang besar terhadap tingkah laku, kepribadian, dan kesehatan seseorang.

Tekanan mental dan jiwa akibat pandemi telah menimbulkan permasalahan baru yang lebih kompleks. Bahkan diperkirakan, depresi (depression) akan menjadi salah satu tantangan manusia Indonesia masa depan.

Di masa mendatang akan banyak manusia (bukan hanya potensi) tapi yang mengidap penyakit kejiwaan tersebut. Variabel penyebabnya karena banyak faktor pemicu, satu diantaranya sebagaimana yang kita bahas di atas yaitu tekanan pandemi yang berdampak buruk terhadap ekonomi dan psikologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun