Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Stop Baper, Masalah di Tempat Kerja Itu Hal Biasa

29 Maret 2020   17:46 Diperbarui: 30 Maret 2020   04:45 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Baper di Tempat Kerja (energepic.com)

Bila tidak...

Akan muncul masalah dalam hubungan komunikasi dan dapat berdampak pula pada hubungan kerja baik secara horizontal maupun vertikal.

Jika pola kepemimpinan yang tidak tepat itu lalu berubah menjadi problem baru, maka potensi konflik organisasi akan terbentuk. 

Konflik organisasi seringkali bermula dari masalah personal dan interpersonal karyawan bahkan antar para pimpinan kemudian terakumulasi menjadi gunung es. Maka pengelolaan berbagai masalah di tempat kerja harus hati-hati dan segera ditangani untuk diselesaikan.

Kalau dibiarkan berlarut-larut bisa berubah menjadi lebih besar bahkan menjadi bom waktu. Itulah sebabnya pemimpin harus pandai mengelola konflik yang timbul dalam organisasi secara konstruktif.

Konflik yang konstruktif dapat meningkatkan pencapaian, berfungsi sebagai tanda peringatan, mendorong pengembangan sistem, melahirkan pandangan manajemen baru, serta mencegah timbulnya konflik yang lebih besar.

Sebaliknya, konflik bersifat destruktif tatkala merugikan perusahaan dalam jangka panjang, menimbulkan biaya bagi organisasi, menimbulkan kelelahan mental dan fisik, menguras energi, dan menghilangkan sinergi dalam perusahaan.

Lantas bagaimana mengatasi masalah yang timbul? Atau apa stratregi pengelolaan konflik jika sudah terlanjur terjadi?

Bisa dicoba dengan 5 strategi rekomendasi berikut yakni: strategi persaingan; penghindaran; kolaborasi; kompromi, dan akomodasi. Pendekatan persaingan akan mengarah kepada zero sum conflict, yang menjerumuskan kita pada kalah menang (lose win). Situasi ini tidak bisa menyelesaikan konflik.

Begitu pula dengan strategi penghindaran (menghindari konflik). Strategi ini berusaha untuk menjauhi konflik beserta sumber konflik dan para pelaku yang terlibat konflik.

Strategi akomodatif yang merelakan keinginan kita sebagai upaya mengakhiri konflik. Strategi akomodatif memang efektif untuk menjaga terbinanya hubungan antara pelaku yang terlibat konflik, tetapi sangat tidak efektif jika ditinjau dari sisi penyelesaian tugas. Dimana salah satu pihak harus berkorban demi kebaikan bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun