Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Inilah Akibatnya Jika Istri Miliki Sifat Jutek dan Bawel

10 November 2019   09:12 Diperbarui: 10 November 2019   09:11 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Jutek dan Cerewet (sumber foto: naviri.org)

Kehidupan rumah tangga memang unik, penuh suka dan duka. Kadang pasangan suami istri saling marah dan tak jarang hingga membenci satu sama lain. Kondisi seperti itu kerap terjadi dalam sebuah bahtera rumah tangga siapa saja.

Salah satu sifat yang kurang disukai pada diri wanita, apalagi bila wanita itu adalah istri sendiri adalah sikap judes dan bawel. Yaitu kebiasaan dengan berkata-kata dengan ungkapan pedas, serta selalu mengomentari hal-hal yang tidak penting, sehingga menjadi ajang keributan.

Sahabat Rasulullah Saw Sufyan bin Abdullah pernah bertanya kepada dirinya, "wahai rasulullah! Apakah yang harus selalu aku pelihara?" Rasulullah menjawab, "beliau menunjuk ke arah lidahnya."

Rasulullah Saw memberikan petunjuk demikian, karena beliau tahu betul bahwa bagian yang paling sulit dipelihara oleh manusia adalah lidahnya.

Sekarang bayangkan, bila lidah itu dimiliki oleh sosok yang secara tabiat sudah terbiasa mengumbar kata-kata, yang bahasa lugasnya sudah biasa cerewet, ngomel dan bicara ceples ceplos? Yang pastinya, ia harus lebih berjibaku untuk menahan lidahnya agar tidak semakin tak terkendali.

Sulit? Tidak mudah memang. Sehingga tidak heran bila ganjaran dengan pahala yang besar diberikan oleh Allah bila kita berhasil menjaga lidah kita untuk tidak jutek, dan menyakiti orang lain dengan lidahnya. Nabi Saw bersabda.

"Barang siapa yang memberikan jaminan kepadaku untuk selalu menjaga sesuatu yang terdapat di antara sepasang kakinya dan sesuatu yang terbaik terdapat di antara dua rahangnya, niscaya aku akan memberikan jaminan kepadanya masuk Jannah." (HR Imam Bukhari).

Dalam buku Belajar Romantis yang dituliskan oleh Zainuddin Bin Qasim menjelaskan, menurut Ibnul Baththal, hadits tersebut di atas menunjukkan bahwa ujian terbesar bagi seseorang di dunia itu adalah lisan dan kemaluannya. Barang siapa yang bisa menjaganya, berarti ia telah berhasil memelihara kejahatan yang sangat besar. (Ibnu Hajar XI: 310-311).

Dengan kata lain, siapapun termasuk para istri yang lisannya betul-betul terjaga, pasti pengaruh positifnya terlihat dalam amal perbuatannya.

Kemungkinan penyebab istri cerewet

Karakter kebanyakan suami yang cenderung lebih jauh rapi ketimbang kebanyakan wanita, belum lagi anak-anak yang berpotensi besar mengacak ngacak isi rumah, semuanya secara keroyokan bisa menciptakan 'kiamat kecil' bagi seorang istri yang setiap hari bekerja membersihkan, merapikan, mengatur dan menata isi rumah agar terlihat bersih dan nyaman.

Maka menjadi semakin wajar bila istri banyak mengomel, nyerocos, dan melampiaskan kekesalan dengan gayanya yang unik dengan cerewet namun anehnya kerja jalan terus.

Artinya di kehidupan sehari hari, banyak hal yang menyebabkan wajar saja seorang wanita mengomel dan tampil sedikit cerewet. Wajar pula, bila seorang suami yang diluarnya dikenal sebagai pemuka masyarakat, atau bahkan seorang presiden sekalipun yang bila dirumahnyapun sering diomelin istrinya.

Bahkan seorang sekaliber Umar, sahabat Nabi Saw pun pernah mengalami kejadian unik ini, dimarahi istri.

Diceritakan salah seorang sahabat Nabi Saw pada masa pemerintahan Umar, berniat mengadukan soal istrinya yang sangat cerewet dan menyebalkan. Ia ingin menceritakan kesulitannya itu kepada Umar, agar beliau memberi penyelesaian, dan memberitahukan kepadanya sikap apa yang ia harus lakukan terhadap sang istri.

Tapi, niat itu gagal ia lakukan. Kenapa? Karena saat ia sampai di depan rumah Umar, ia mendengar sendiri Umar sedang dimarah-marahi oleh istrinya.

Akibat cerewet sama suami

Meskipun demikian kaum istri tidak meremehkan soal yang satu ini, dan semakin berani memarahi dan mengomeli suami mereka.

Memang secara fakta bahwa dalam hidup berumahtangga, sangat banyak hal yang menyebabkan seorang istri banyak mengomel. Suami dan anak anak adalah hal yang paling berpotensi menjadi sasarannya.

Meski cerewet bisa menjadi kewajaran bagi seorang istri, tapi bukan berarti itu merupakan karakter bagus dan layak dilestarikan. Walaupun di saat-saat tertentu seorang istri dianggap wajar untuk ngomel, tidak berarti bila sering dilakukan tidak akan berakibat apa-apa.

Bahkan hal-hal yang baikpun bila dilakukan secara berlebihan bisa menjadi kurang baik atau tidak baik sama sekali, bagaimana pun dasar dari sesuatu itupun sudah kurang baik. Sebab secara etika dan norma kepantasan bahwa segala sesuatu itu memiliki batas-batas yang bisa ditoleransi dan tidak.

Cerewet, jutek, dan suka mengomel atau bentuk sikap buruk istri dan kelancangannya terhadap suaminya hanya akan menurunkan murka Allah Swt, yang menyebabkan hancurnya rumah tangga dan mengotori kehidupan suami.

Inilah akibat negatif yang diterima bila perilaku tidak dapat menjaga lidah dengan baik dari perkataan-perkataan kasar dan tidak menyenangkan hati suami dilakukan. Sejatinya seorang istri dapat mengatakan secara baik-baik kepada suami mereka atas kondisi apapun yang sedang dialaminya.

Sebaliknya, seorang suami pun dapat merasakan kelelahan istrinya dalam melakukan tugas-tugas sebagai ibu, istri, bahkan sebagai pribadi sekalipun. Sehingga suami memiliki kepekaan yang tinggi atas perasaan istrinya. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun