Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Refleksi Kurban

11 Agustus 2019   14:46 Diperbarui: 11 Agustus 2019   14:49 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Jokowi berkurban sapi di Bogor (Andhika Prasetia/detikcom)

Islam sarat dengan ajaran kebaikan dan penuh hikmah. Ajaran Islam memuat seluruh aspek kehidupan manusia dan alam semesta. Karena itu Islam menjadi agama yang paling sempurna di muka bumi. Sebab didalamnya terkandung seluruh pedoman hidup bukan hanya didunia tapi juga kehidupan diakhirat kelak.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al Quran "Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagimu agamamu, dan Aku telah cukupkan nikmat-Ku bagimu dan Aku ridhai Islam menjadi agamamu." (QS. Al Maa'idah: 3)

Menurut Pengurus Pusat Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), Prof. DR. Ir. Rokhmin Dahuri, MS (Monitor, 2018), Islam adalah agama sempurna dan paripurna. Dalam Islam, Allah SWT telah menciptakan manusia berikut dunia yang kita tempati saat ini adalah merupakan satu kesatuan kehidupan yang utuh dengan pedoman Al-Qur'an dan Hadist yang mengatur secara detail bagaimana kita menjalankan hidup sehingga menciptakan keseimbangan bagi alam semesta.

Oleh sebab itu kita patut bersyukur kepada Allah SWT karena hingga saat ini kita masih diberikan tiga nikmat besar yakni Islam, iman, dan ihsan. Demikian dikatakan oleh Tengku Musa Abubakar ketika menyampaikan khutbah Hari Raya Idul Adha 1440 H/2019 M di Masjid Babul Maghfirah Gampong Tanjung Selamat, Minggu, (11/08/2019).

"Betapa beruntungnya kita menjadi seorang muslim, karena agama islam yang kita anut merupakan pedoman yang mengatur hidup manusia dari berbagai hal sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur'an," ujarnya.

Dengan nikmat Islam yang diberikan kepada kita, maka kita telah dapat mengenal Allah dan Rasulnya. Kita mampu mengesakan Nya dengan ucapan-ucapan tauhid sebagaimana kita latunkan sejak kemarin sore (magrib) hingga hari ini 10 Dzulhijjah. "Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar."

Lantunan takbir dan tahmid menggema seantero dunia yang didengungkan oleh umat Islam atau oleh orang-orang yang didalam diri mereka telah Allah tanamkan nikmat Islam itu tadi. Maka bagi mereka telah diperoleh satu kemenangan paling besar dalam kehidupannya hingga hari kebangkitan kelak. Insya Allah.

Oleh sebab itu dihari akbar ini. Sebagai hari penyembelihan kurban terbesar dunia. Kita sebagai cucunya Nabi Adam dan keturunan Nabi Ibrahim As sejatinya perlu meneladani mereka sebagai bagian dari keimanan kita kepada Allah Subhanahu Wata'aala dalam memenuhi panggilan berkurban. Keagungan hari raya kurban harus senantiasa menjadi ibrah bagi kita umat Nya.

Lebih lanjut dalam tausiyah idul adha, Tengku Musa Abubakar menjelaskan bagaimana kemuliaan pribadi Nabi Ibrahim As dalam menghadapi perbedaan keyakinan dengan ayahandanya sendiri. Beliau tidak sekali-kali bersikap kasar kepada ayahnya walau tidak mau menyembah Allah. Mengapa Ibrahim bersikap demikian? Tak lain karena adanya perintah Allah terhadap berbuat baik bagi kedua orang tua.

Ini membuktikan seorang Ibrahim yang taat dan patuh kepada perintah Rabbnya disebabkan karena iman. Begitulah seharusnya kadar iman yang tumbuh dalam dada kita. Kadar iman yang mampu menempatkan panggilan Allah diatas segala-galanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun