Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Nelayan Tanoh Anoe Muara Batu Desak Dinas Kelautan dan Perikanan Fungsikan Pabrik Es

24 April 2019   21:08 Diperbarui: 24 April 2019   21:41 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Pekerja pada pabrik es di Kecamatan Meureudu Pidie Jaya | Foto Munawar

Salah satu kebutuhan pangan sebagai faktor peningkatan sumber daya manusia adalah ketersediaan protein yang cukup. Selain protein yang terdapat pada hewan, manusia juga memerlukan asupan protein dan gizi dari sumber perikanan.

Nutrisi dari sumber perikanan yang paling bagus adalah ikan yang berasal dari laut atau ikan laut. Indonesia sebagai negara maritim tentu saja sangat mudah mendapatkan ikan laut dari pada negara-negara lain. Dengan luas laut mencapai sepertiga daratan menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan produksi ikan tertinggi di dunia.

Tingginya produksi ikan oleh nelayan Kecamatan Muara Batu Kabupaten Aceh yang ditangkap oleh ratusan armada kapal mencapai puluhan ton terutama yang didaratkan di Pangkalan Penderatan Ikan (PPI) Tanoh Anoe, Kecamatan Muara Batu membuat kebutuhan es balok pun meningkat.

Pabrik es di Gampong Tanoh Anoe dibangun pada 2008 dan diperuntukkan membantu nelayan, tetapi sampai kini bangunan tersebut belum beroperasi seperti harapan setelah mangkrak pada tahun 2017 lalu. Bangunan tersebut terbengkalai dan terkesan mubazir.

Tokoh masyarakat nelayan Tanoh Anoe Jamaluddin (47 tahun) mengatakan pabrik es berkapasitas 30 ton tersebut memang pernah beroperasi namun produksi es yang ada sangat kurang, bahkan untuk kebutuhan bagi kapal nelayan di PPI Tanoh Anoe saja tidak mencukupi.

"Rata-rata kebutuhan es setiap kapal lebih kurang 15-20 batang setiap kali berangkat melaut. Disini ada sekitar 50 unit kapal yang berlabuh. Belum lagi kapal-kapal nelayan kecil dan pedagang ikan yang memerlukan 2-3 batang es", kata Jamaluddin, Rabu (24/04/2019)

Namun pabrik es bantu ADB itu sekarang tidak beroperasi setelah ditinggal oleh pihak ketiga yang mengelola sebelumnya. Karena ini aset Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh Utara, maka diharapkan kepada pihak terkait dapat menghidupkan kembali pabrik es tersebut untuk kesejahteraan nelayan.

Sementara itu Kepala Seksi (Kasie) Prasarana Pelabuhan Perikanan Tangkap DKP Aceh Utara, Thamrin mengakui memang pabrik es di PPI Muara Batu telah tidak beraktivitas sejak setahun lalu, ada beberapa masalah yang menyebabkan terhentinya kegiatan produksi. Sehingga pihak ketiga (pengelola) terpaksa menutup sementara pabrik es tersebut.

Dari informasi yang disampaikan oleh salah satu pekerja di pabrik es tidak berjalan dengan baik karena masalah cetak es yang menghasilkan es dengan ukuran tidak sesuai dengan permintaan konsumen. Ukuran es balok lebih kecil dari es balok yang diproduksi oleh perusahaan lain, apalagi dengan harga yang relatif sama, nelayan tentu lebih memilih es yang ukuran lebih besar.

Persoalan lainnya yang kini melilit pabrik es adalah cetak yang sudah mengalami kebocoran, akibatnya es sulit keras atau masak, yang ada justru biaya listrik membengkak.

"Coba bayangkan jika es lama mengeras sedangkan nelayan butuh es secepatnya. Sedangkan energi listrik terus terpakai." ujar para pekerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun