Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Akun Twitter Politisi Diretas, Pertanda Demokrasi Tak Bebas?

14 April 2019   21:46 Diperbarui: 14 April 2019   22:26 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Said Didu | Ari Saputra/detikcom

Pecah! Ya jagad maya pecah, maksud pecah adalah terjadi sesuatu yang luar biasa. Hari ini dunia maya dipenuhi berita besar dibajaknya akun twitter milik tokoh-tokoh nasional yang berada dikubu 02 oleh penjahat cyber.

Klarifikasi sejawad mereka Mahfud MD bahwa membenarkan jika akun Said Didu dan Dahlan Iskan dibajak oleh penjahat digital. Bukan hanya sekedar mengambil alih akun, bahkan diisi pula dengan konten yang mendiskreditkan Ustad Abdul Somad. Peristiwa tragis itu terjadi setelah secara terbuka mereka menyatakan dukungan kepada Prabowo-Sandi.

Aneh? Tentu tidak, karena soal bajak membajak sudah sering terjadi di dunia digital. Saya pun pernah mengalami hal demikian. Namun yang jadi masalah adalah mengapa akun mereka dibajak? Bukankah mereka para tokoh bangsa?

Saya mencoba mencari berbagai sumber informasi dari media tentang dugaan siapa dan mengapa akun twitter Said Didu dan Dahlan Iskan diretas. Namun sayangnya sangat sulit bagi saya untuk menemukan data dan informasi yang valid. Akhirnya saya mencoba berasumsi.

Namun jika melihat apa yang dikatakan oleh Mahfud MD di mana pelaku peretas akun twitter Said Didu dan Dahlan Iskan bertujuan untuk mengadu domba adalah pendapat yang sangat benar. Pelaku tidak ingin melihat suasana pilpres berjalan damai dan penuh toleransi.

Pelaku termasuk kelompok phobia kekalahan pilpres, mereka menginginkan demokrasi Indonesia berjalan pincang dan kacau. Mengapa demikian? Ya karena dengan begitu situasi politik menjelang pemungutan suara menjadi mudah untuk dikendalikan dan diarahkan pada keinginan jahat pelaku hack.

Fenomena mencuri akun orang lain ini sudah menjadi lumrah dilakukan oleh pihak-pihak yang ingin merusak nama baik pemilik akun, dan bahkan digunakan sebagai alat untuk mencari keuntungan secara ekonomi, misalnya memeras atau menipu orang-orang dekat pemilik akun seperti anggota keluarga mereka.

Dalam konteks politik, mungkin saja lawan politik yang kalah didunia nyata dan mencoba mengambil keuntungan di dunia maya meskipun dengan cara jahat. Caranya tentu dengan menjadikan akun sang politisi untuk menjelek-jelekkan tokoh lain yang berakibat pada kekalahan kubu sang pemilik akun.

Sejauh ini memang tidak ada pihak yang mengaku secara gentle meretas akun tokoh pendukung kubu 02. Sehingga membuat masyarakat penasaran dan sekaligus curiga bahwa ada pihak tertentu yang tidak menyukai negara ini damai.

Jika hal-hal seperti ini terus berlangsung dan tidak ada upaya pihak kepolisian untuk mengusut siapa pelakunya, maka akan berpengaruh terhadap persepsi publik dan indeks demokrasi Indonesia di mata dunia. Apalagi faktanya saat ini Indonesia tergolong dalam negara demokrasi dengan demokrasi terbatas atau tidak bebas.

Sebagaimana publik ketahui bahwa Said Didu merupakan tokoh pendukung Prabowo-Sandi yang paling keras bersuara soal ketimpangan ekonomi dan mengkritik pemerintah dalam kebijakan BUMN. Said Didu termasuk politisi non partai yang peduli pada kepentingan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun