Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Walimah, Emak-emak Siapkan Makanan

9 Maret 2019   15:56 Diperbarui: 9 Maret 2019   16:08 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelaminan bagi pengantin yang akan segera dilakukan pada acara walimah, dengan tradisi Aceh yang kental dengan nuansa budaya Islami/dokpri

Setiap daerah pasti memiliki tradisi yang berbeda beda dalam soal perkawinan. Begitulah halnya adat atau tradisi perkawinan yang berlaku di sebuah kampung di Provinsi Aceh tepat di Gampong Buloh Peudaya Kecamatan Padang Tiji Kabupaten Pidie. Dengan penduduknya yang mayoritas Islam tentu saja seluruh prosesi pernikahan sampai pesta perkawinan semuanya bernuansa dan bernafaskan Islam.

Namun diantara tradisi tersebut ada satu kebiasaan masyarakat setempat yang terbilang unik ditengah-tengah budaya modern sekarang ini. Apakah itu? Emak-emak sekampung bersatu padu menyiapkan seluruh makanan yang diperlukan sebagai sajian bagi para tetamu saat hari pesta berlangsung.

Unik karena kebiasaan seperti itu saat ini sudah jarang dilakukan oleh kebanyakan masyarakat. Apalagi jika mereka tergolong yang memiliki banyak uang, pesta perkawinan sudah ditangani oleh penyedia acara seperti Wedding Organizer (WO). Tuan rumah yang punya hajatan tidak perlu repot-repot menyiapkan segalanya. Dan pengantin pun tinggal merias diri saja, itu pun ada profesional tata rias juga.

Tetapi tidak begitu dengan masyarakat Desa Buloh, mereka masih teguh mempertahankan tradisi gotong royong atau bersama-sama membantu keluarga yang mengadakan walimah atau pesta perkawinan yang ada di kampung mereka.

Jika ada salah satu di antara keluarga dari anggota masyarakat yang mengawinkan anaknya atau keluarga mereka. Pihak keluarga tersebut biasanya terlebih dahulu mengadakan rapat keluarga dan mengundang tokoh-tokoh masyarakat untuk membicarakan persiapan pesta.

Di dalam rapat tersebut tuan rumah menyampaikan secara terbuka kepada seluruh yang hadir untuk melaksanakan acara walimah anaknya atau keluarga mereka. Oleh karenanya semua kemampuan yang ada agar dapat dioptimalkan. Artinya warga kampung ikut menjaga harkat dan martabat tuan rumah.

Setelah pelaksanaan acara walimah itu diserahkan. Maka pada hari yang telah ditentukan seluruh warga kampung membantu secara suka rela melaksanakan persiapan sampai selesai pesta perkawinan digelar. Mulai dari menyiapkan olahan makanan, sampai berbagai macam ritual yang mengiringi acara tersebut.

Warga biasanya membagi tugas dalam beberapa pekerjaan. Laki-laki mengerjakan pekerjaan seperti memotong sapi untuk dimasak, menyiapkan tempat memasak atau dapur, menyiapkan tenda, membelah kayu masak, sampai menyiapkan sayur atau gulai yang diolah untuk dihidangkan kepada tamu yang diundang.

Sedangkan ibu-ibu atau emak-emak, mereka mempersiapkan bumbu-bumbu masak daging sapi yang nanti sebagian dimasak oleh laki-laki ditungku besar dan sebagian lagi dimasak oleh perempuan (emak-emak). Bumbu yang disiapkan merupakan masakan khas daerah tersebut misalnya khas pidie, atau daerah lain.

Acara walimah biasanya hari puncak berlangsung satu hari namun persiapan yang dilakukan dapat seminggu sebelum hari H. Dan menjelang dua hari pelaksanaan, kesibukan persiapan semakin meningkatkan. Disitulah terlihat kerja sama warga sangat menentukan keberhasilan acara walimah.

Sifat suka rela atau gotong royong yang dilakukan oleh warga Buloh merupakan nilai-nilai kebersamaan dan persatuan desa yang telah lama mereka anut. Mereka tidak pamrih dalam membantu warga lainnya yang membutuhkan bantuan. Tradisi ini telah menjadikan hubungan antar warga bagaikan sebuah keluarga besar. Dimana satu sama lain merupakan telah menjadi anggota keluarga mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun