Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Republik Medsos dan Uninstall Jokowi

16 Februari 2019   12:29 Diperbarui: 16 Februari 2019   13:21 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Nikita Mirzani (www.sosialzon.me)

Dunia yang dikenal selama ini ternyata tidak lagi terbatas pada dunia dalam arti bumi saja. Ternyata selain dunia dengan sebutan bumi juga ada dunia dengan sebutan istilah saja, contoh dunia flora dan fauna, dunia pendidikan, dunia olah raga, dan paling up to date adalah dunia maya yang didalamnya terisi dengan media sosial.

Namanya dunia, tentu memiliki wilayah-wilayah dan komunitas atau sekelompok masyarakat yang hidup dengan kearifan tertentu. Sekelompok masyarakat yang hidup pada sebuah wilayah tersebut kemudian dikenal menjadi cikal bakal negara.

Sebagai sebuah negara, maka terdapat seperangkat pemimpinan yang mengatur dan menjalankan sistem, paling tidak salah satunya adalah seorang presiden, perdana menteri, atau pada tingkat lebih tinggi yaitu disebut seorang raja. Seperti halnya negara Indonesia, memiliki Presiden Joko Widodo sebagai bagian dari seperangkat pimpinan.

Ilustrasi diatas menggambarkan dunia dan negara. Sehingga di dunia maya saya sebut dengan republik media sosial, meskipun tidak sama persis dengan republik di dunia nyata, namun kurang lebih agak mendekati sama dalam pandangan imajinatif.

Republik media sosial baru-baru heboh dan diramaikan dengan perang tanda pagar (tagar/#), perang itu terjadi pada salah satu wilayah sudut republik medsos yaitu di twitter. #Uninstalljokowi berhasil memenangkan perang itu dan karenanya berhak bertengger di urutan pertama trending topic dunia maya.

Menurut artikel ini kompasiana.com/pardosi perang tagar di twitter tersebut pasukan medsos Jokowi kalah telak melawan pasukan medsos Prabowo.

Pasukan medsos Jowoki selama ini dikenal sangat masif dan militan dalam berperang di jagad maya. Republik medsos hampir dipastikan dikuasai oleh Presiden Republik Indonesia itu. Dengan kemampuan mengontrak para pakar dan ahli telekomunikasi dengan menggunakan uang negara, Jokowi kerap unggul melawan pasukan medsosnya Prabowo-Sandi.

Mungkin rakyat Republik Indonesia masih ingat bagaimana hebatnya gempuran pasukan medsos Jokowi-Jk tehadap pasukan Prabowo-Hatta pada perang pilpres 2014 lalu. Dengan tambahan bantuan bala tentara buzzer import dari mitra koalisinya di DKI Jakarta waktu itu, pasukan medsos Jokowi berhasil "menjajah" lawannya tanpa berkutik.

Namun kenapa dalam beberapa tahun ini kelihatannya pasukan medsos Jokowi terlihat melemah dan sering kalah di medan pertempuran. Apa mungkin karena kekurangan logistik? Hehe. Misalnya kehabisan peluru tajam, atau granat manggis yang kehabisan stok? Atau mungkin pasukan medsos banyak yang naik pangkat dan mendapatkan promosi di dunia nyata? Sehingga pasukan ellit itu kini pindah ke markas besar?

Menjawab ini tentu saja pihak Jokowi dan pasukan medsosnya memiliki dalih. Ishak Pardosi dalam artikelnya mengatakan bahwa staf khusus Jokowi saat ini wajib netral sehingga tidak boleh mencampuri urusan Pilpres. Maksudnya orang ahli dari Telkomsel itu yang menjadi tenaga ahlinya tersebut tidak boleh digunakan untuk melawan pasukan medsos Prabowo Subianto, apa benar?

Sebab, pada satu kesempatan lalu Pramono Anung pernah mengatakan jika Presiden Jokowi membutuhkan orang yang ahli dalam dunia medsos dan "framing" alias pengemasan informasi agar mencapai tujuan yang diharapkan. Maka Adita Irawati, mantan Vice President Corporate Communications Telkomsel itu diberikan tugas tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun