Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Membentuk Keluarga Bahagia dengan Gadget, Mungkinkah?

9 Februari 2019   21:07 Diperbarui: 9 Februari 2019   21:18 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menggunakan smartphone (foto: akurat.co)

Rasanya tidak ada hal yang lebih penting dan menjadi prioritas di dunia ini bagi setiap orang selain keluarga. Demi keluarga, seseorang mau melakukan apa saja walau nyawa resikonya. 

Kerja keras, banting tulang, pergi pagi pulang malam mencari nafkah tidak ada kepentingan lain selain karena keluarga. Tujuan utama adalah membahagiakan keluarga.

Namun era sekarang kelihatannya mulai bergeser, antara prioritas membahagiakan keluarga tidak lagi menjadi lebih penting daripada karir atau pertemanan misalnya. Meskipun tidak semua orang berlaku seperti ini akan tetapi fenomena sekarang telah membuktikan bahwa kebahagiaan keluarga menjadi nomor dua.

Barangkali bisa jadi, setiap orang beralasan bahwa kebahagiaan itu memiliki intepretasi yang berbeda. Antara satu dengan yang lain mungkin memaknai dan memperoleh kebahagiaan dengan cara yang tidak sama.

Ada persepsi pada sebagian besar masyarakat bahwa kebahagiaan itu sangat terkait erat dengan materi. Kelompok masyarakat ini memandang bahwa dengan memiliki semua kebutuhan yang bersifat phisik, kebahagiaan akan mudah didapat.

Bahkan yang lagi tren saat ini sebagai ukuran kebahagiaan yang dipandang oleh masyarakat terutama kelas menengah yaitu kepemilikan smartphone atau gadget. Barang tersebut kini bukan hanya berfungsi sebagai alat komunikasi namun sudah memiliki benefit lain dalam pandangan masyarakat.

Artinya jenis gadget, merk, harga, fungsi, kecanggihan teknologi memberi pengaruh bagi pemilik atau penggunanya. Barang ini telah berubah menjadi ikon gaya hidup sebagian masyarakat Indonesia. Semakin canggih dan mahal harga smartphone atau gadget yang dimiliki, dipersepsikan orang tersebut semakin tinggi kelas sosialnya dalam masyarakat.

Sehingga orang Indonesia berlomba-lomba untuk membeli smartphone atau gadget bermerk dengan harga mahal dan dibagikan kepada seluruh anggota keluarga mereka sebagai lambang gaya hidup dan memperoleh kebahagiaan karenanya.

Bahkan lembaga riset EMarketer pernah mengeluarkan hasil survei mereka yang memperkirakan jumlah pengguna smartphone di Indonesia pada tahun 2018 mencapai lebih dari 100 juta orang atau meningkat dari sebelumnya 88,1 juta orang dari total penduduk Indonesia.

Dari smartphone atau gadget yang sudah dimiliki kemudian digunakan untuk terhubung dengan internet. Menurut data AJII, mayoritas pengguna internet di setiap Propinsi di Indonesia hidup di dalam keluarga-keluarga inti. Bentuk keluarga inti ini adalah terdiri dari ayah (suami), ibu (istri), dan anak-anak.

Penggunaan smartphone yang terkoneksi dengan internet pun saat ini sudah tidak asing lagi di ruang-ruang publik. Seperti di pasar, cafe, pusat perbelanjaan, rumah ibadah, dan warung-warung kopi yang berada di dusun-dusun sekalipun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun