Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Jejak Wirausaha, Bisnis "Pomade" yang Menggiurkan

27 Januari 2019   17:14 Diperbarui: 28 Januari 2019   19:13 1053
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi produk pomade. (Unsplash/Jeroen den Otter)

Tidak banyak orang yang mampu menangkap peluang bisnis, meskipun peluang tersebut lewat didepan matanya. Ketidakmampuan seseorang menangkap peluang bisnis yang ada dipengaruhi beberapa faktor. Diantaranya yang sangat penting adalah jeli melihat peluang pasar, dan mempunyai naluri bisnis yang kuat.

Bagi mereka yang sudah pernah bergelut dengan dunia bisnis, tentu saja sedikit banyak memiliki naluri dalam melihat peluang. Apalagi jika pengalamannya di dunia bisnis sudah cukup lama, maka dengan sangat mudah menangkap sebuah peluang usaha bahkan ia mampu pula menciptakan peluang usaha.

Menurut pakar bisnis yang sudah berpengalaman dalam menciptakan calon wirausaha, Ismail dari Politeknik Kutaraja, untuk menangkap sebuah bisnis yang bagus, seorang calon pebisnis terlebih dahulu mempelajari apa yang menjadi kebutuhan sasaran pasarnya. 

Dengan memiliki informasi tentang jenis produk yang dibutuhkan oleh sebuah segmen, maka akan mudah bagi calon pebisnis menangkap peluang yang ada.

Misalnya, seperti yang dilakukan oleh Andri (22 tahun), seorang mahasiswa yang masih duduk di semester 6  di perguruan tinggi swasta di Aceh ini sukses membuka bisnis minyak rambut atau yang lebih tren sekarang adalah jenis pomade.

Etalase produk pomade yang tersedia dan siap dipasarkan (dokumentasi pribadi)
Etalase produk pomade yang tersedia dan siap dipasarkan (dokumentasi pribadi)
Dengan bekal pengetahuan dasar bisnis yang ia peroleh dibangku kuliah, ia mencoba peruntungan dibidang usaha. Bahkan menurut Andri pilihan ini tergolong nekat. Karena ia merasa minim pengalaman dan modal coba-coba.

Namun karena dorongan orang tuanya dan kawan-kawan yang sangat positif, akhirnya segala bentuk keraguan yang ada dapat ia hilangkan secara perlahan-lahan. Andri mampu mengubah dari cara pandang pesimis menjadi optimis dan positif. Inilah langkah awal ketika ia mulai terjun menekuni bisnis pomade-nya.

Ketika niatnya untuk merealisasikan impian tersebut demikian kuat, maka Andri mulai mengambil langkah-langkah take action. Berbagai hal yang sudah direncanakan sebelumnya satu per satu mulai diwujudkan. 

Tahap pertama yang ia lakukan adalah mencari tempat usaha yang strategis, mudah dijangkau oleh pasar, dan dengan harga sewa yang murah.

Setelah cari sana cari sini, akhirnya tempat usaha yang sesuai dengan kriteria pun berhasil didapatkan. Pas dipersimpangan dan dengan akses yang sangat mudah.

Dan yang lebih penting harga sewanya tidak terlalu mahal. Kemudian Andri pun mulai merancang desain layout tempat usahanya dengan sangat menarik sesuai dengan segmen pasar yang ia bidik.

Karena pasar sasarannya adalah remaja dan anak-anak muda berusia antara 15-30 tahun, maka gaya toko yang ia rancang disesuaikan dengan selera dan kebiasaan-kebiasaan para remaja dan anak-anak muda. Bahkan Andri menciptakan area pelayanan bagian depan tokonya sangat instagramable. Maklum anak-anak sekarang suka swafoto.

Meskipun gaya yang diusung atau berkonsep klasik, desain tokonya layak menjadi spot foto. Tujuan dibuatkan spot foto sebagai salah satu daya tarik agar calon pelanggan betah dan senang saat berkunjung. Dan yang lebih penting secara marketing sangat efektif karena pelanggan akan share foto kepada teman-teman mereka tanpa perlu kita bayar.

Kini dengan bisnis pomade yang digelutinya, Andri sudah dapat menikmati keuntungan yang cukup lumayan. Meskipun tidak besar, tetapi dengan profit yang ada, ia mengaku telah mampu membeli kenderaan bermotor kesukaannya tanpa perlu meminta uang dari orang tuannya.

Saat ditanya berapa omset bisnis pomade-nya itu, Andri dengan sedikit malu-malu mengatakannya secara diplomatis, "adalah bang, cukup-cukup buat makan dan bayar uang kuliah," begitu katanya.

Karena penasaran, dan terus didesak akhirnya dia pun buka suara. 

"Secara total omset per bulan berkisar 3-5 juta rupiah dengan pelanggan yang datang rata-rata 30 orang per hari. Adapun harga yang ditawarkan sangat bervariasi tergantung ukuran dan merek, dari 25 ribu rupiah hingga 150 ribu rupiah per pcs. Dari omset tersebut saya memperoleh keuntungan sebesar  25-30 persen. Itu sudah bersih," lanjut Andri.

Bisnis pomade tergolong jenis peluang usaha baru. Karena tren memakai minyak rambut jenis pomade relatif baru berkembang saat ini sebagai bagian dari gaya hidup. Biasanya anak muda menata gaya rambutnya dengan menggunakan pomade. Jadi ini bisa dibilang sebagai style baru anak muda zaman now.

Ya begitulah cerita inspirasi, datangnya dari seorang anak muda kreatif yang berani mengambil resiko pada pilihan masa depannya. Dengan berbisnis sejak dini, maka mental berwirausaha akan terlatih sejak muda.

Semoga langkah yang dilakukan Andri dapat ditiru dan diikuti oleh anak-anak muda Indonesia lainnya. Kuliah memang penting, namun berani mandiri sejak muda jauh lebih penting. 

Karena pendidikan yang sebenarnya adalah upaya memberdayakan potensi manusia agar ia bisa hidup mandiri dan memberi manfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain.

Apalagi negara kita saat ini sedang menghadapi dilema pengangguran yang meningkat. Ditambah lagi dengan tambahan lulusan Perguruan Tinggi (PT) setiap tahunnya yang mencapai ratusan ribu sarjana dan umumnya tidak memiliki keterampilan serta keahlian. Sehingga tidak siap menghadapi realita hidup yang sebenarnya diluar kampus.

Akibatnya lulusan PT berlomba-lomba ingin menjadi pegawai negeri sipil (PNS), sebagai jalan pintas. Karena mereka tidak memiliki mental yang cukup berani untuk menjadi wirausaha atau membuka lapangan kerja sendiri. 

Sehingga ketika lowongan CPNS dibuka oleh pemerintah, jutaan sarjana mendaftar. Padahal yang diterima hanya ratusan ribu orang saja. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun