Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Program Jaminan Sosial Lansia Perlu Menjadi Perhatian Pemerintah

18 November 2018   17:52 Diperbarui: 18 November 2018   19:36 906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sandi Uno di bersama warga Pasar Borobudur Magelang. (Foto: Pertiwi/detikcom)

Kedatangan calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Salahudin Uno ke pasar tradisional Borobudur, Minggu (18/11/2018), mendapat perhatian warga. Tak hanya berebut foto bersama, banyak yang berkeluh kesah menyampaikan kondisinya.

Sebagaimana dilansir oleh detik.com beberapa warga yang disapa oleh Sandiaga Uno kemudian menyampaikan curhatnya kepada calon wapres pasangan Prabowo Subianto tersebut.

Salah satu keluhan seorang warga kepada Sandiaga Uno adalah belum tepatnya sasaran bantuan yang disalurkan pemerintah. Menurut warga tersebut, ia merasa harusnya mendapatkan bantuan tersebut mengingat dirinya memiliki ibunya yang sudah lanjut usia dan tidak bekerja. Namun nyatanya ia justru luput dari perhatian.

"Saya punya ibu sudah lanjut usia, usia sekitar 80 tahun. Sudah tidak bekerja, hidup sendiri, tapi tidak pernah dapat bantuan apa-apa dari pemerintah," tutur Jumiyati.

Menanggapi hal tersebut, Cawapres nomor urut 02 mengatakan akan memperjuangkannya jika terpilih nantinya. "Seharusnya kalau sudah lansia dan tidak memiliki pendapatan sendiri itu dapat bantuan dari pemerintah," kata Sandi.

Membaca apa yang dikeluhkan oleh para warga dan jawaban Sandiaga Uno seyogyanya patut menjadi perhatian pemerintah. Bagaimana tidak, meskipun saat ini ada indikasi berlomba-lomba mendapatkan perhatian kaum milenials, namun para lansia pun jangan dilupakan.

Berdasarkan hasil Susenas tahun 2016, jumlah Lansia di Indonesia mencapai 22,4 juta jiwa atau 8,69% dari jumlah penduduk. Sementara menurut proyeksi BPS tahun 2015, pada tahun 2018 jumlah Lansia diperkirakan mencapai 9,3% atau 24,7 juta jiwa.

Dengan jumlah Lansia yang semakin besar, menjadi tantangan bagi kita semua agar dapat mempersiapkan Lansia yang sehat dan mandiri sehingga nantinya tidak menjadi beban bagi masyarakat maupun negara, dan justru menjadi asset sumber daya manusia yang potensial.

Menyiapkan lansia yang mandiri bukanlah perkara mudah. Tidak dapat kita menerapkan sistim sosial lansia yang hidup di negara maju dengan Indonesia. Sebab sistim sosial masyarakat Indonesia berbeda sama sekali dengan negara lain. Oleh karena itu program lansia mandiri harus dilakukan dengan pendekatan kekeluargaan.

Artinya lansia-lansia tersebut harus menjadi bagian dari jaminan sosial nasional yang dikombinasikan dengan sistem pelayanan kesehatan, tempat tinggal, dan kecukupan pangan yang sehat dan terjamin hak-haknya sebagai warga negara Indonesia.

Tidak dapat dihindari bahwa lansia juga mendapatkan cash social transfer sebagai biaya hidup. Meskipun tidak penuh, paling tidak negara harus menanggung sebesar 70 persen dari total kebutuhan hidup para lansia. Sedangkan kekurangannya menjadi tanggung jawab keluarga mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun