Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Penolakan Rosa Meldianti Semakin Kuat

12 November 2018   19:10 Diperbarui: 12 November 2018   20:27 875
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Ig@rosameldianti

Beragam cara seseorang ingin meraih posisi dan ketenaran. Adalah ia Rosa Meldianti yang belakangan banyak dibicarakan publik terutama warga net (netizen). Berawal dari keinginannya untuk menjadi artis seperti halnya Dewi Persik.

Kini permasalahan keduanya pun menjadi heboh tak karuan, sampai masuk ke wilayah hukum. Aksi saling lapor ke pengadilan antara keduanya sudah menjadi diskusi publik yang semestinya tidak perlu terjadi.

Melihat sikap Dewi Persik yang sekaligus sebagai tantenya Rosa Meldianti yang tidak adil terhadap keponakannya tersebut dituding sebagai akar munculnya masalah.

Seperti pernah diberitakan sebelumnya, masalah keluarga penyanyi Dewi Persik dengan keponakannya, Rosa Meldianti semakin memanas. Pasalnya, semakin Rosa Meldianti merasa diperlakukan beda dengan keponakan Dewi Persik lainnya, Dewi Persik memperlihatkan keharmonisannya dengan keponakannya yang lain, yang bernama Lebby Wilayati.

Saat ini problem rumah tangga tersebut semakin membahana, tidak hanya masalah saling lapor pencemaran nama baik. Bahkan beberapa waktu lalu telah beredar Petisi untuk menolak Rosa Meldianti, sang keponakan Dewi Perssik jadi artis.

Petisi online yang dikelola oleh warga net secara mandiri tersebut telah ditandatangani puluhan ribu netizen. Sampai hari ini (12/11/2018) sebanyak 21.472 orang sudah menyatakan penolakan mereka terhadap Rosa Meldianti. Padahal petisi tersebut baru dibuat tanggal 30 Oktober 2018 atau hanya baru 12 hari.

Hiruk pikuk konflik pribadi Dewi Perssik dengan Rosa Meldianti ternyata tidak kalah gaungnya dengan kehebohan politik Sontoloyo dan Genderowo yang juga meramaikan dunia cyber Indonesia. Kelucuan politik yang juga hampir sama dengan kegilaan artis yang ingin cepat terkenal dan populer.

Cobalah Anda browsing dengan kata kunci politik Indonesia, maka rekomendasinya adalah konten sontoloyo dan genderowo. Namun hal itu bukan sebuah masalah bagi saya. Yang penting gosip artis dapat diimbangi oleh gosip politik. Sehingga semakin banyak "sampah" yang beredar. Anda paham maksudnya bukan? 

Kalau Rosa Meldianti ditolak karena warga net mengganggap tidak pantas ia menjadi public figure disebabkan perilaku buruknya atau tidak beretika, ternyata di dunia politik juga hampir sama. Tudingan berpolitik tidak beretika, sering menakut-nakuti rakyat dan sejumlah gosip lainnya.

Lantas apakah ada hubungannya antara kedua case itu? Ntahlah, yang jelas saya sebagai masyarakat biasa, disuguhi berita semacam itu sepertinya tidak tepat jika menggunakan saluran publik. Mungkin akan lebih elok di japri saja.

Namun jika kita ingin menarik benang merah, kedua kasus itu memang didesain untuk menjadi headline di media, sekaligus menjadi kata kunci yang ingin ditanamkan dalam benak masyarakat. Perihal yang sebenarnya terjadi adalah keduanya sedang "jualan". Sama-sama sedang melakukan positioning dan pembentukan image (citra) pasar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun