Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Vokasi, Kualitas Pendidikan dan Anggaran 2019

4 November 2018   20:46 Diperbarui: 5 November 2018   07:46 1172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi kunjungan ke Pusat Pelatihan Pendidikan Vokasi Profesional di Siemenstadt (18/4). (Foto: BPMI/Laily)

Salah satu negara yang memiliki sistem pendidikan-pelatihan vokasi yang sudah sejak lama diakui dunia adalah Jerman. Di negara tersebut pendidikan vokasi menjadi tulang punggung pembangunan industri. Bahkan sumbangan pendidikan vokasi bagi pertumbuhan ekonomi Jerman cukup signifikan dalam kaitannya dengan output industri.

Untuk menghasilkan lulusan pendidikan vokasi yang mumpuni, maka harus dipastikan kurikulum yang dijalankan memungkinkan mahasiswanya melakukan lebih banyak praktik dan melakukan program magang langsung ke industri-industri bukan memperbanyak teori di kelas.

Dunia industri, seperti perusahaan dan pabrik, BUMN maupun BUMS, harus selalu mendampingi lembaga pendidikan vokasional. Program link and match harus menjadi fokus utama antara perusahaan dan pendidikan vokasi.

Kerja sama dengan menerapkan prinsip mutualisme atau saling menguntungkan dapat dijadikan sebagai pintu masuk. Bagaimana pun perusahaan, industri membutuhkan tenaga kerja yang terampil dan profesional. Tanpa adanya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, industri tidak akan berjalan.

Dibutuhkan lembaga pendidikan vokasi yang bermutu dan kerja sama yang kuat untuk menghasilkan tenaga kerja yang handal dan mumpuni. Hal tersebut seperti dikatakan oleh Menteri Ekonomi dan Energi Jerman, Peter Altmaier dikutip dari KOMPAS, Jumat (2/11/2018), "Tanpa ada tenaga kerja yang terampil dan profesional, industri tidak akan berjalan. Butuh lembaga pendidikan vokasional bermutu yang memiliki kerja sama yang kuat dengan dunia industri untuk menghasilkan tenaga kerja mumpuni".

Di Jerman sendiri ia mengatakan, terdapat 325.000 lembaga pendidikan vokasi, termasuk politeknik. Semuanya diawasi pemerintah dari segi pencapaian mutu dan memiliki hubungan erat dengan berbagai industri yang ada di negara tersebut.

Untuk mewujudkan apa yang menjadi harapan pelaku industri dan pemerintah dalam menghasilkan lulusan pendidikan vokasi yang bermutu dan berkualitas, maka penguatan keahlian (skill) harus menjadi prioritas. Strategi tersebut dapat dicapai melalui penempatan mahasiswa di dunia industri untuk menjalani program pemagangan.

Dengan program pemagangan (job training) secara langsung dilapangan, mahasiswa atau siswa dapat belajar bagaimana mengaplikasikan teori yang telah mereka pelajari di kampus atau pun sekolah. Sehingga mereka semakin mengenal jenis-jenis pekerjaan yang dilakukan dalam dunia industri.

Dalam kaitan hubungan lembaga pendidikan vokasi dengan dunia industri, Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Airlangga Hartanto mengatakan, dunia industri di Tanah Air semakin dekat hubungannya dengan pendidikan vokasi guna menutup kesenjangan kebutuhan industri dengan kemampuan para lulusan politeknik dan SMK.

Fokus Anggaran Pendidikan

APBN 2019 mengalokasikan anggaran fungsi pendidikan Rp 492,5 triliun, meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp 432 triliun. Tambahan alokasi anggaran pendidikan dimaksudkan dalam rangka untuk meningkatkan daya saing bangsa Indonesia melalui kapasitas sumber daya manusia.

Pada era revolusi industri 4.0, kualitas SDM menjadi kunci daya saing negara-negara di dunia. Terutama SDM yang menguasai teknologi dan memiliki ketrampilan berstandar internasional.

Anggaran Kemristekdikti tahun 2019 sebesar Rp 41,264 triliun akan difokuskan untuk meningkatkan SDM melalui pendidikan di perguruan tinggi dan riset. Akses pendidikan tinggi bagi mahasiswa yang berasal dari keluarga kurang mampu didukung lewat beasiswa Bidikmisi bakal ditambah jumlahnya.

Pada tahun 2019, penerima beasiswa bidikmisi dari mahasiswa baru menjadi 120.000 orang dari sebelumnya 90.000 mahasiswa. Termasuk ada juga program beasiswa bagi mahasiswa di daerah 3 T atau Beasiswa ADIK.

Menurut Sekjend Kemristekdikti, Ainun Na'im, dukungan untuk pengembangan program studi visioner yang mendukung Revolusi Industri 4.0 juga turut dilakukan. Jadi daya saing bidang SDM Indonesia akan terus ditingkatkan seiring dengan kompetisi global yang semakin berat.

Oleh karena itu dalam peningkatan kualitas pendidikan tinggi vokasi, program revitalisasi politeknik dijalankan. Lulusan politeknik harus dibekali kompetensi yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja.

Pengembangan Mental Kewirausahaan

Selain diharapkan lulusan pendidikan vokasi untuk mengisi berbagai kesempatan kerja di dunia industri dan perkantoran. Mereka juga disiapkan untuk menjadi calon pengusaha setelah lulus. Sehingga ada sebagian lulusan yang tidak mau bekerja pada orang lain, tentu bisa membuka lapangan kerja sendiri bahkan dapat menampung calon tenaga kerja lainnya.

Bahkan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Mohammad Nasir mengatakan, peningkatan riset dan inovasi untuk mendukung daya saing bangsa mulai membuahkan hasil. Potensi tersebut dapat dijadikan sebagai jalan untuk mengkombinasikan dengan kemampuan berwirausaha.

Dengan memulai usaha setelah lulus kuliah dan mengembangkan mental entrepreneur, memungkinkan Indonesia menambah jumlah wirausaha sehingga tidak kalah dengan negara-negara lain di Asean.

Lulusan politeknik atau SMK dapat memilih mendirikan usaha start up. Usaha rintisan saat ini sangat meningkat trennya. Bahkan banyak mahasiswa jurusan teknologi telah mampu membuat berbagai macam aplikasi bisnis yang sangat positif di pasar. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun