Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Berhentilah Merokok Sebelum Rokok "Membunuhmu"

22 Mei 2018   15:19 Diperbarui: 23 Mei 2018   13:31 1612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Merokok sudah menjadi gaya hidup sebagian besar orang Indonesia, bahkan sudah tergolong sebagai kebutuhan pokok. Meskipun merokok adalah perilaku tidak baik dan sangat membahayakan kesehatan. Namun banyak orang Indonesia terus saja mengkonsumsi rokok hingga tren setiap tahunnya selalu meningkat.

Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) melaporkan kebiasaan atau perilaku merokok merupakan salah satu penyebab kematian paling besar di dunia. Di Indonesia, perkiraan kematian dini yang diakibatkan oleh perilaku merokok mencapai 239.000 jiwa setiap tahun (LDUI, 2012).

Lebih dari sepertiga atau 36,3 persen penduduk Indonesia saat ini menjadi perokok. "Bahkan 20 persen remaja usia 13-15 tahun adalah perokok," kata Menteri Kesehatan Nila (tempo.co.id/15-5-2017). Akibat dari kebiasaan merokok di Indonesia telah membunuh setidaknya 235 ribu jiwa setiap tahun.

Meskipun orang sudah mengetahui merokok merupakan perilaku buruk, akan tetapi sulit sekali mengubahnya. Beberapa studi mengaitkan perilaku kecanduan merokok dengan proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh perokok. Perokok yang sudah memasuki tahap kecanduan secara psikologis diprediksikan akan mengalokasikan waktu secara intertemporal dan kontrol diri.

Menurut teori hyperbolic time discounting individu diprediksi akan cenderung bersikap inkonsisten terutama dalam horizon waktu jangka panjang. Individu cenderung memilih rencana keuangan dalam jangka pendek, memilih unsur kepastian dibanding keputusan dengan resiko. 

Berdasarkan beberapa kajian empiris yang telah dilakukan oleh para peneliti di Indonesia, ditemukan  banyak faktor yang mendorong seseorang merokok, faktor pendidikan, pekerjaan dan tempat kerja, tingkat stress dan lingkungan keluarga.

Banyak sekali resiko yang ditimbulkan dari perilaku merokok, bukan hanya terkena serangan jantung, kanker namun juga resiko cacat fisik karena sebagian anggota tubuhnya harus diamputasi.

Sebagai contoh, hasil riset di AS seperti dilansir oleh cnnindonesia.com yang dilakukan oleh National Cancer Institute di AS menunjukkan bahwa negara adidaya tersebut mengalami kerugian sebesar US$289 miliar per tahun akibat rokok.

Kerugian itu termasuk biaya kesehatan masyarakat dan penurunan produktivitas kerja. Di luar itu, para perokok juga mengalami kerugian kesehatan yang tidak sedikit. Rokok diketahui menyebabkan berbagai macam penyakit, termasuk penyakit paru-paru, jantung, serta kanker.

Jadi merokok itu tidak ada untungnya, yang ada hanyalah begitu banyak kerugian. Jika kita lihat secara ekonomi pun, pengeluaran membeli rokok sudah menghilangkan kesempatan kita untuk menikmati makanan sehat. 

Lalu bagaimana cara berhenti merokok?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun