Presiden Joko Widodo Meresmikan HIPMI Pesantren Preneur

"Alangkah indahnya bila kita bisa berperan menjadi sarana untuk menyalurkan rezeki dari Allah bagi orang-orang di sekitar kita dengan cara membuka lapangan kerja. " (Muhaimin Iqbal), Pendiri Pesantren Wirausaha Darul Muttaqien Jonggol. 

Begitulah hendaknya spirit yang harus dimiliki oleh santri yang sedang mondok maupun yang sudah selesai studi di pesantren. 

Semangat untuk menjadi penghubung bagi rezeki orang lain sangatlah mulia. Bahkan akan dicatat sebagai investasi akhirat manakala orang yang kita bantu bisa meningkatkan kesejahteraannya.

Sudah menjadi pandangan umum masyarakat bahwa para santri selalu bercita-cita menjadi ustadz/kiyai atau khatib dan imam masjid setelah selesai menimba ilmu di pesantren. 

Program Pesantren Preneur adalah kegiatan ummat dalam bidang ekonomi. Hendaknya para santri diharapkan tidak hanya berpikir tentang persoalan agama semata, namun juga mampu mengimplementasikan ajaran agamanya dalam kegiatan usaha. 

HIMPI berharap pesantren bisa menjadi penggerak ekonomi ummat disamping bidang pendidikan agama. 

Dalam pelaksanaan program pesantren preneur HIMPI juga mendirikan usaha ritel dalam lingkungan pesantren sebagai jaringan bisnis pemasaran. 

Ketua Umum HiPMI Pusat Bahlil Lahadalia mengatakan "Presiden Joko Widodo satu-satunya Presiden yang peduli pada ekonomi ummat dan ekonomi pesantren."

Kehadiran HIMPI di pesantren merupakan bagian dari program menciptakan jumlah wirausaha sebagai penggerak ekonomi sebagaimana diharapkan oleh Bapak Presiden Joko Widodo dan program ini sama dengan program entrepreneurship sebelumnya yaitu HIPMI Goes to School.

Dalam kesempatan tersebut Presiden juga menyerahkan sertifikat wakaf kepada pesantren terpilih sebanyak 12 pengurus dari masing-masing pesantren atau yayasan. 

Sambutan Presiden Joko Widodo saat meresmikan program pesantren preneur di Pondok Pesantren Bait Al-Hikmah Pasuruan Jawa Timur (12/5) mengatakan "bahwa negara Indonesia adalah negara besar dengan jumlah penduduk mencapai 263 juta yang tersebar di ribuan pulau, dengan memiliki banyak perbedaan, dengan 714 suku, agama dan tradisi serta budaya namun tetap satu dalam bingkai NKRI."