Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Money

Peluang UMKM di Tengah Melemahnya Nilai Tukar Rupiah

9 Mei 2018   11:52 Diperbarui: 9 Mei 2018   12:42 1459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: preneur.trubus.com

Pelemahan kurs rupiah terhadap US dollar masih terus berlanjut hari ini. Informasi dari spot market pagi ini rupiah berada pada level 14. 076 per US dollar. Sementara pihak otoritas terus melakukan kebijakan dan intervensi pasar untuk mengendalikan pergerakan nilai tukar mata uang rupiah. Para pengamat ekonomi menilai pergerakan kurs rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp13.980 - Rp14.080 per dollar AS. 

Dari berbagai sumber yang penulis baca, melemahnya nilai tukar rupiah juga didorong pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I yang dibawah ekspektasi. Pemicunya kemudian setelah Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell memberi pernyataan bernada hawkish terkait ekonomi Negeri Paman Sam. "Ini membuat peluang suku bunga AS naik empat kali di tahun ini makin besar,". Kata Analis Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra. (kontan.co.id, 09 Mei 2018)

Terdepresiasinya nilai rupiah tentu saja memberikan dampak yang luas terhadap perekonomian Indonesia. Salah satu dampaknya adalah terhadap dunia usaha. Apalagi jika perusahaan tersebut menggunakan bahan baku import dan melakukan import barang modal. Biaya produksi bisa meningkat tiga kali lipat dari sebelumnya. Sehingga harga barang menjadi mahal.

Jika melihat data BPS sebelumnya yang merilis faktor penyumbang pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I adalah sektor infrastruktur dan eksport. Dengan nilai tukar yang masih meninggi hari ini tentu akan berdampak negatif terhadap kegiatan eskport oleh perusahaan-perusahaan eskportir. Karena bagaimanapun akan terjadi peningkatan biaya dan harga. Akhirnya akan menurunkan tingkat daya saing.

Peluang UMKM

Kita masih ingat waktu terjadinya krisis tahun 1998, di mana ketika itu nilai tukar rupiah mencapai Rp20.000 per dollar US. Dampak buruk terhadap perekonomian Indonesia sangat dahsyat. Bagaikan gelombang tsunami yang menyapu seluruh daratan dan meluluh-lantakkan seluruh apa yang ada. 

Perusahaan-perusahaan besar bertumbangan, rontok satu persatu. Industri perbankan jatuh dan banyak bank yang kolaps. Terjadi PHK secara besar-besaran karena perusahaan kesulitan modal dan likuiditas. Situasi tersebut tentu saja masih membekas dalam pikiran rakyat Indonesia. Seakan-akan baru terjadi kemarin sore.

Siapa sangka ternyata situasi sulit itu masih mampu dikendalikan oleh bangsa Indonesia. Meskipun dengan membayar mahal, Indonesia masih tetap berdiri tegak sampai hari ini. Hal tersebut membuktikan bahwa kekuatan bangsa Indonesia masih mampu menghadapi berbagai tantangan yang timbul baik tantangan ek0nomi dan sosial politik.

Ditengah situasi ekonomi yang tidak menguntungkan saat itu, berbagai perusahaan besar yang capital intensive banyak yang menghentikan kegiatan produksi bahkan menutup perusahaannya. 

Pada saat itu pula sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) justru menyelamatkan perekonomian nasional. Seakan-akan resesi ekonomi yang sedang melanda negeri tidak mampu menghentikan langkah UMKM untuk menyealamatkan bangsa ini.

Kekuatan UMKM

Tidak terbantahkan bahwa UMKM menjadi penyelamat ekonomi Indonesia ketika krisis ekonomi melanda pada era 20 tahun yang lalu. UMKM menjadi dinamisator dan mampu melakukan percepatan recovery ekonomi Indonesia. Dengan kekuatannya, UMKM menjadi sektor andalan dalam penyediaan lapangan kerja bagi mantan karyawan yang terkena imbas PHK.

Melemahnya nilai tukar rupiah saat ini bisa menjadi cerminan 20 tahun yang lalu. UMKM dengan kekuatan sumber daya lokal ternyata tidak dipengaruhi secara signifikan oleh kurs rupiah terhadap US dollar. Menggunakan bahan baku lokal, UMKM masih bisa terus melakukan kegiatan produksi untuk memenuhi permintaan pasar. 

Meskipun begitu, pemerintah perlu menjaga daya beli masyarakat agar tetap terpelihara. Melalui kebijakan moneter dan kebijakan fiskal, pemerintah dapat menjaga kondisi ekonomi domestik. Menguatkan produksi dalam negeri serta mengurangi import adalah cara yang sangat bijak untuk menekan dampak buruk yang lebih luas dari melemahnya nilai tukar rupiah.

Dengan demikian UMKM memiliki peluang besar untuk meningkatkan skala usahanya dan mampu memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian nasional.[]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun