Mohon tunggu...
Candra Irawan
Candra Irawan Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia

Pengabdian di pedalaman

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Best Practice Penerapan Model Problem Based Learning di Pedalaman Lebak

9 Desember 2022   19:13 Diperbarui: 11 Desember 2022   11:15 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Desember 2022 saya mendapatkan surat cinta dari Ibu Bupati Lebak berupa SK CPNS, dalam SK tersebut saya ditugaskan ke pelosok yang sangat jauh dan jarang disentuh oleh orang banyak, yaitu di SMPN Satu Atap 3 Sobang. Lokasinya tepat berada di Kampung Cigaclung, Desa Sobang, Kecamatan Sobang, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Bagi saya ini merupakan tugas negara yang harus saya jalankan dengan penuh tanggung jawab walaupun ditempatkan terpencil sekalipun.

Mengajar di daerah terpencil tentu tidak mudah, banyak tantangan yang harus dihadapi, selain sarana prasarana yang serba minim, juga akses menuju sekolah yang penuh dengan tantangan. Setiap berangkat menuju sekolah, selain jarak yang sangat jauh saya harus berjibaku dengan jalan yang rusak, sisi jurang yang curam, tebing yang rawan longsor tetapi semua itu tidak menjadikan saya patah arang untuk mengabdi di sana.

Hari itu saya telah melaksanakan praktik pengalaman lapangan (PPL), salah satu kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa PPG. Kebetulan saya adalah seorang mahasiswa PPG dari LPTK Universitas Ageng Tirtayasa. Kompetensi yang telah saya ajarkan yaitu  meningkatkan kemampuan siswa dalam menelaah struktur teks cerpen.

Sekolah tempat saya mengajar merupakan zona blank spot yaitu tempat tidak tersentuh atau tidak terlingkupi oleh sinyal komunikasi. Praktis saya hanya bisa mengandalkan jaringan Wi-Fi milik seorang warga untuk melaksanakan segala aktivitas yang harus berhubungan dengan internet termasuk kegiatan PPL.

Media pembelajaran, metode, dan model yang akan saya gunakan untuk PPL sudah disiapkan. Model yang saya gunakan pada PPL tersebut adalah model pembelajaran Problem Based Learning. Suatu model yang diharapkan bisa mengubah siswa lebih aktif dalam berdiskusi, berpikir kritis dan tentu saja menyenangkan. Biasanya saya jarang sekali menggunakan model pembelajaran yang inovatif seperti PBL ini, sehingga membuat siswa mudah bosan dalam pembelajaran, sulit untuk fokus, bahkan mencari kesibukan sendiri ketika kegiatan pembelajaran berlangsung akibatnya tujuan pembelajaranpun sulit untuk dicapai. Ketika mereka diberikan pertanyaan tentang materi pembelajaran mereka selalu menjawab "teu nyaho Pak" (tidak tahu pak).

Ketika model Problem Based Learning saya terapkan, secara bertahap anak mulai berani mengungkapkan pendapatnya, berani untuk bertanya, bahkan berani mempresentasikan hasil karya dengan percaya diri. Dalam penilaianpun mulai ada peningkatan yang signifikan.

Namun dalam berproses menerapkan model pembelajaran di sekolah yang jauh dari ingar-bingar kota ini bukan tanpa kendala yang berarti. Salah satunya adalah ketika PPL  berlangsung listrik sering padam tanpa alasan. Terpaksa saya mencari solusi alternatif yang lain yaitu dengan membawa anak didik saya berserta perlengkapan/ media ajar berpindah tempat dan meminjam sekolah terdekat yang tidak terdampak pemadaman listrik. Dengan menggunakan beberapa sepeda motor kami bergegas menuju sekolah yang terdekat. Jarak yang jauh serta medan jalan yang ektrem tidak membuat kami menyerah untuk sampai ke sekolah tersebut.

Dengan menempuh satu jam perjalanan akhirnya kami sampai di sekolah tujuan. Langsung bergegas bertemu dengan kepala sekolah dan meminta izin meminjam salah satu ruangan kelas untuk digunakan PPL dan beliau langsung menyetujuinya.

Tanpa pikir panjang saya langsung mempersiapkan perangkat pembelajaran, memasang kamera untuk merekam pembelajaran, dan menghubungi dosen pembimbing serta guru pamong agar hadir untuk memantau aksi saya melalui aplikasi zoom meeting.

Setelah semuanya siap saya memulai pembelajaran dengan pendahuluan seperti memberikan salam, menyapa siswa, berdoa, mengecek kehadiran siswa, pengkondisian kelas, melaksanakan apersepsi dan motivasi hingga menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada hari itu. Pada kegiatan inti siswa diberikan stimulus untuk untuk berpikir kritis dengan menampilkan power point yang berisi video cerita pendek. Kemudian siswa diberikan pertanyaan pemantik tentang video tersebut. Pertanyaan pemantik bertujuan agar siswa tertarik untuk menjawab pertanyaan. Kegiatan selanjutnya yaitu mengorganisasikan siswa dalam hal ini saya membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan memberikan arahan tentang aturan dan cara mengerjakan LKPD. Dilanjutkan dengan membimbing siswa dalam diskusi untuk memecahkan masalah yang terdapat dalam LKPD. Setelah diskusi selesai siswa Setiap kelompok diberikn kesempatan untuk melakukan presentasi di depan kelas. Mereka begitu bersemangat dan percaya diri memaparkan hasil karyanya. Tentu saja membuat saya bisa tersenyum bahagia. Dilanjutkan Kegiatan terakhir yaitu menganalisis dan mengevaluasi hasil pekerjaan masing-masing kelompok dan saling memberi tanggapan serta membuat kesimpulan berdasarkan hasil diskusi kelompok.

Setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning yang dikolaborasikan dengan penggunaan media pembelajaran audio-visual berupa video dan menyelipkan ice breaking ternyata dampaknya sangat efektif untuk meningkatkan semangat dan motivasi belajar siswa hal ini ditunjukan dengan perubahan sikap siswa yang sebelumnya pasif, kurang bersemangat, enggan bertanya, dan cenderung bermain sendiri saat proses pembelajaran menjadi antusias dalam belajar. Siswa juga lebih aktif dalam bekerja sama dan berdikusi dengan teman kelompoknya, sehingga siswa bisa melatih untuk berpikir kritis serta bisa menampilkan hasil diskusi di depan kelas dengan melakukan presentasi.

Hal baik yang didapatkan dari praktik ini adalah walaupun kondisi dengan serba terbatas jika kita memiliki tekad dan semangat semua akan menjadi indah, siswa mendapatkan pembelajaran yang menyenangkan dan tujuan pembelajaranpun tercapai. Dan yang membuat saya bahagia juga terharu  adalah ketika melihat anak-anak di sana selalu antusias untuk belajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun