Mohon tunggu...
Sosok

Memilih Pemimpin untuk Sumut Menurut Islam

2 Juni 2018   16:49 Diperbarui: 2 Juni 2018   16:53 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika ada yang mengatakan bahwa memilih pemimpin, misalnya Bupati / Walikota, Gubernur hingga Presiden hanyalah urusan dunia dan tidak ada kaitannya dengan Agama, itu salah. Dalam Islam memilih pemimpin adalah urusan dunia sekaligus akhirat yang sama pentingnya. Islam tak pernah membuat dikotomi yang memisah antara urusan dunia dan agama. Sebagai agama yang sempurna, Islam mengatur segala aspek kehidupan manusia, termasuk memilih pemimpin.

Menurut Prof. Didin Hafihuddin, Guru Besar Agama Islam IPB Bogor. ada 4 syarat penting yang harus dimiliki seorang pemimpin dalam Islam. Yang pertama yakni Amanah. Amanah artinya dapat dipercaya, seorang pemimpin yang Amanah pasti akan berusaha menyejahterakan rakyatnya, sementara pemimpin yang khianat hanya akan sibuk memperkaya diri sendiri. 

Kedua, haruslah seorang mukmin yang baik artinya mestilah beragama Islam. Yang ketiga, pemimpin yang senang zakat dan sedekah, seorang pemimpin yang senang zakat dan bersedekah pasti tidak akan korupsi, karena dia yakin rejekinya sudah dijamin oleh Allah Swt. Yang keempat, pemimpin haruslah bersifat Jamaah, artinya senang bergaul dengan masyarakat. Pemimpin yang berjamaah akan tahu persoalan-persoalan yang tengah dihadapi masyarakatnya.

Dalam kontestasi Pilgubsu 2018, diantara dua paslon yang tengah bertarung, manakah yang paling memenuhi kriteri pemimpin dalam Islam ? Yuk, kita bahas.

Edy Rahmayadi, nama ini mulai dikenal publik sumut ketika menjabat Pangdam I Bukit Barisan. Kita menjabat Pangdam I BB, Edy pernah menolak uang sebesar Rp 250 Juta per malam dari seorang bandar judi di Belawan. Sikap Edy tersebut menunjukkan Ia adalah seorang yang Amanah dan mestilah muslim yang baik. Adapula wakilnya, Musa Rajekshah atau akrab disapa Ijeck, dikenal sebagai sosok pengusaha yang juga aktif berorganisasi dan berkegiatan sosial. Sebagai Ketua Ikatan Motor Indonesia Sumut, Ijeck dipercaya sampai tiga kali memimpin. Ijeck yang juga Ketua Umum Yayasan Haji Anif ( YHA ), pun rajin melakukan kegiatan sosial.

Adapula paslon nomor 2, Djarot Syaiful Hidayat, selama memimpin di DKI Jakarta, tercatat memiliki sejumloah "dosa" diantaranya terseret kasus reklamasi , Indikasi korupsi 18 Puskesmas , hingga penyalahgunaan anggaran . Adapun wakilnya Sihar Sitorus, juga Amanah, tapi dalam hal lain.. Sihar menjalankan amanah keluarga untuk menjaga lahan di register 40 seluas 47.800 hektar, yang seharusnya sudah dikembaikan pada negara sejak 2007.

Syarat selanjutnya haruslah seorang Mukmin atau beragama Islam yang baik.  Diantara dua Paslon, pasangan nomor urut 1 adalah yang memenuhi kriteria pasangan Muslim-muslim, sementara paslon nomor 2, Wakilnya beragama Kristen.

Syarat ketiga ialah pemimpin yang gemar Zakat dan Sedekah. Untuk syarat ini, dalam catatan kami, adalah Cawagubsu nomor urut 1, H. Musa Rajekshah atau Ijeck yang paling memenuhi kriteria. Melalui Yayasan Haji Anif ( YHA ) yang dipimpinnya, Ijeck menyisihkan sebagian hartanya untuk kepentingan sosial, seperti membangun gedung sekolah, membangunh masjid dan membeli sejumlah mobil untuk Program Mobil Pembersih Masjid yang sangat besar manfaatnya dirasakan oleh ummat Islam di Sumatera Utara. 

Untuk Paslon nomor urut 2, Cagubnya Djarot kami belum melihat sumbangsihnya untuk Sumut, sementara wakilnya Sihar yang Non Muslim, dahulu ayahnya memang sering memberikan bantuan untuk kampungnya, di sekitar Tobsa saja.

Syarat terakhir, Jamaah atau senang bergaul dengan Masyarakat. Untuk syarat ini, Edy yang pernah menjabat Pangdam I BB dikenal dekat dengan masyarakat. Salah satunya, Edy rajin turun ke masyarakat dan turut membenahi klub sepakbola kebanggan masyarkat Sumut, PSMS Medan. Wakilnya pun demkian, Ijeck dikenal sosok yang sukses memimpin berbagai Organisasi baik terkait hobi, Sosial, dan Olahraga. 

Adapun Paslon nomor dua, kami tak memilki catatan, wajar saja sebab Djarot sedari kecil hidup di pulau Jawa, tak pernah di Sumut. Sementara wakilnya Sihar pun sejak lahir dan bertumbuh di Jakarta. Paslon nomor urut dua memang tak memiliki rekam jejak "Berjamaah" di Sumut. Karena sebagian besar hidupnya, tidak dihabiskan disini.

Nah, dari Uraian diatas. Mestinya kita tahu mana yang paling pantas memimpin Sumatera Utara, sesuai ajaran agama kita, Islam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun