Mohon tunggu...
Candra D Adam
Candra D Adam Mohon Tunggu... Lainnya - The Man From Nowhere

Pecinta Sepak Bola - Penulis (ke)Lepas(an)

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

"Paradoks" Belanda dalam Sejarah Sepak Bola Indonesia

14 Januari 2022   10:40 Diperbarui: 28 Januari 2022   03:52 5012
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim sepak bola Hindia Belanda di bawah Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB), bertanding di Manila pada 1934, dalam Far Eastern Championship Games ke-10. (Dok. KITLV Leiden, via twitter.com/mazzini_gsp)

Sejarah Sepak bola di Indonesia, bisa kita lacak lebih jauh setidaknya sebelum era Kemerdekaan, yaitu ketika Negeri ini masih dikenal dengan nama Hindia Belanda. Belanda sebagai Negara Kolonial, yang saat itu menjadi salah satu Negara yang punya cukup banyak wilayah Koloni, bisa dibilang cukup berjasa dalam memperkenalkan dan menyebarluaskan Sepak Bola. Setidaknya di wilayah koloninya, termasuk diantaranya Hindia Belanda (Indonesia).

Karena Sepak Bola sendiri dalam sejarahnya, memang lebih dulu terkenal dan banyak diminati di wilayah Eropa, sebelum akhirnya menyebar luas ke seluruh penjuru dunia. Jika kita bicara peran Negara-negara Kolonial dalam memperkenalkan Sepak Bola, mungkin tidak hanya Belanda saja. Karena ada banyak Negara Kolonial yang saat itu punya banyak wilayah koloni, baik di Benua Amerika, Afrika, maupun Asia. 

Selain Belanda, Negara-negara Kolonial semacam Inggris, Prancis,  Portugal, dan Spanyol, saat itu juga punya banyak wilayah koloni di luar Benua Eropa. Negara-negara Kolonial ini, ternyata punya andil yang cukup besar dalam memperkenalkan dan menyebar luaskan Sepak Bola. Meskipun sebenarnya, jejak-jejak tentang Olah Raga Permainan Bola Kaki sudah muncul di Nusantara (Indonesia) dan wilayah Asia Tenggara lainnya, setidaknya sejak akhir abad 11. 

"Sepak Bola Purba" ini muncul di dalam Kebudayaan Melayu dengan nama Sepak Raga. Robert Crego, dalam buku Sports and Games of the 18th and 19th Centuries (hal 29-31), menuliskan, bahwa Marco Polo pernah mengklaim sebagai Orang pertama yang memperkenalkan Sepak Raga di Asia Tenggara, permainan ini sendiri dibawanya dari wilayah China.

Kemudian, hingga awal abad 20, mulailah diperkenalkan net yang memisahkan dua area untuk masing-masing regu dalam Permainan ini. Sepak Raga, dimainkan oleh sekelompok orang dalam posisi melingkar, satu sama lain menyepak sebuah benda (semacam bola) di udara.

Menurut Anthony Reid, dalam buku Asia Tenggara Dalam Kurun Niaga 1450-1680, Jilid I: Tanah di Bawah Angin, khususnya pada bab Pesta Keramaian dan Dunia Hiburan, dituliskan bahwa Permainan ini dimainkan di Birma (Myanmar), Siam (Thailand), Vietnam Selatan, Filipina, dan wilayah Nusantara (Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Brunei).

Di wilayah-wilayah tersebut, Sepak Raga dimainkan dengan cara yang hampir mirip, yaitu beberapa orang membentuk formasi melingkar, lalu memainkan bola satu sama lain agar bolanya tetap melayang di udara dengan cara menyepaknya dengan kaki, lutut atau paha. Bola terbuat dari Rotan Laut yang mirip Keranjang kecil berbentuk bulat.

Anthony Reid juga menuliskan, di masa itu Sepak Raga tidak untuk dipertandingkan. Sepak Raga ditujukan untuk memajukan ketangkasan dan untuk melatih Tubuh, mengembalikan kelenturan punggung serta tulang tungkai yang pegal karena duduk, membaca, menulis atau bahkan bermain (sejenis) catur. 

Dan masih menurut Reid, kesenenangan masyarakat di Asia Tenggara akan Permainan salah satunya dimungkinkan karena iklim yang bersahabat, dan makanan yang cenderung lebih mudah didapatkan dibanding di belahan dunia lainnya. Mereka boleh jadi memiliki waktu senggang yang lebih banyak untuk dimanfaatkan dengan penghiburan, saling bernyanyi, bermain dan menggelar pesta-pesta.

Adapun Kitab yang berjudul Sejarah Melayu yang ditulis pada 1612, telah melaporkan keberadaan permainan Sepak Raga di masa pemerintahan Sultan Alauddin, sekitar abad 13 (1477-1488). Kitab tersebut menuliskan pujian untuk seorang bangsawan Maluku yang mempertontonkan kebolehannya bermain Sepak Raga saat mengunjungi Malaka.

Kutipannya sebagai berikut: ".....Ada pun akan Raja Maluku itu terlalu tabu bermain sepak raga. Maka segala anak tuan-tuan bermainlah dengan... Raja Maluku. Satelah raga datang kepadanya, maka disepaknya sa-rutus.. dua rutus (kali) maka barulah diberikannya kapada orang lain: maka pada barang siapa hendak diberikannya raga, maka ditunjukkannya tiada salah lagi. Satelah itu maka ia pun dudok di atas kursi merentikkan lelah-nya......"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun