Mohon tunggu...
candra pungkiwibowo
candra pungkiwibowo Mohon Tunggu... Pemadam Kebakaran - HoroVan

Ragnarok prontera~

Selanjutnya

Tutup

Money

Ide Pola Angkut Komoditas Ternak Tahun 2014

23 Mei 2019   02:33 Diperbarui: 23 Mei 2019   03:03 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Sesuai dengan kebutuhan konsumen yang lebih menyukai daging segar maka akan lebih baik apabila karkas daging disimpan pada suhu mendekati 32o F. Sebelum dilakukan proses penyimpan akan lebih baik apabila dilakukan proses pengemasan terlebih dahulu, selain menjaga kualitas daging pengemasan juga membuat produk daging lebih tertata sehingga pada saat proses pendistribusian

 dari kapal menuju angkutan jalur darat akan lebih efisien. Selain memperlancar pendistribusian hewan ternak dari daerah produsen menuju daerah konsumen tanpa menimbulkan masalah baru di jalur transportasi darat, gagasan untuk mengubah pola angkut hewan ternak dari mengangkut hewan hidup menjadi dalam bentuk karkas daging ini tentunya akan membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat. Masyarakat dapat bekerja sebagai buruh rumah potong hewan atau bekerja sebagai buruh pengemasan daging di dalam kapal. 

Konsep mengubah pola angkut hewan ternak dari mengangkut hewan hidup menjadi dalam bentuk daging ini tidak berarti mempunyai masalah, masalah yang akan timbul adalah dihasilkannya limbah pemotongan hewan ternak seperti feses, darah, dan limbah lainya. 

Akan tetapi seiring dengan bertambahnya ilmu pengetahuan maka hal itu dapat di antisipasi seperti feses dapat diubah menjadi biogas dan pupuk, darah dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak. Berikut ini adalah kerangka pemikiran pada makalah ini: 

Madsut dari kerangka pemikiran diatas adalah penulis berasumsi bahwa penyebab masalah ketidak merataan distribusi pangan terutama komoditas hewan ternak yaitu belum ada alat transportasi khusus ternak sehingga jalur distribusinya cenderung lambat dan tidak efisien.

Kemudian terjadinya urbanisasi yang tinggi pada beberapa kota di pulau Jawa padahal suplay barang banyak berasal dari luar pulau Jawa dan penyebab yang terakhir adalah laut dan selat sebagai batas antara daerah produsen dengan daerah konsumsi sehingga resiko pengiriman barang menjadi tinggi.

 Untuk meminimalisir masalah yang terjadi maka dibangunlah rumah potong hewan di area pelabuhan, ruang khusus pengawetan dan pengemasan di dalam kapal, dan yang terakhir dibuatnya kapal angkut khusus ternak. Harapannya distribusi akan menjadi lancar tanpa membuat masalah baru di jalur transportasi darat dan yang tidak kalah pentingnya adalah membuka lapangan pekerjaan baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun