Mohon tunggu...
Candra Permadi
Candra Permadi Mohon Tunggu... Penerjemah - r/n

r/n

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Lakers dan Summer League 2017

19 Juli 2017   13:33 Diperbarui: 19 Juli 2017   16:20 696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pas kuliah padahal saling adep-adepan

Sembari nongkrongin sulih bahasa drama medis favorit kita semua kelar (bukan saya yang bikin sulih bahasanya, saya bagian nongkrongin, wong ga bisa bahase sono, ngertinya itadakimasu doang), saya pengen cerita soal Lakers tim favorit saya Lakers yang kemaren baru aja menang turnamen musim panas, Las Vegas Summer League. Penampilan bagus, yang harusnya ditanggepin biasa aja, lantaran itu cuma sekedar "pemanasan". Pemaennya pun kebanyakan para pemain yang baru punya satu sampai dua tahun mentas di NBA, pemaen yang sekedar turun di G-League, atau pemaen senior yang mudik sebentar berpartisipasi, sembari berharap minimal dapet kontrak ganda, maen di G-League iya, di NBA sekali-sekali. 

Persaingannya ketat lantaran cuma dua atau tiga pemaen yang bisa dapet kontrak ganda macem ni. Lakers sendiri udah punya Alex Caruso yang sembilan hari lalu maen bagus pas Lonzo Ball cedera. Ternyata belakangan ada satu lagi yang maennya lebih ces pleng. Matt Thomas, yang jadi salah satu aktor Lakers bisa masukin 17 dari 22 (77,3%) tembakan tiga angka di semifinal dan lima tembakan tiga angkanya di final masuk semua. Caruso? Maennya ternyata terlalu kalem untuk level NBA, meski kematangannya untuk menahan tempo patut diacungi jempol. Lewat kesabaran dan kematangan inilah boleh jadi Lakers bisa jadi juara meski tanpa Lonzo Ball, Summer League MVP di final. Mereka punya penembak tiga angka lebih dari cukup untuk memaksimalkan ruang tembak yang tersedia. 

Sebagai catatan, rookie kali ini, terutama para guard memang tampil bagus di Summer League musim ini. Penampilan mereka emang lebih enak ditonton dari guard dua musim belakangan yang beberapa di antaranya juga berpartisipasi di Summer League semisal Chris Dunn, Jammal Murray, D'angello Russell, Mario Henzonja, atau Cameron Payne. Permainan mereka nggak seekplosif juniornya (karena faktor nyimpen tenaga buat musim reguler salah satu alasannya), selain itu, stroke mereka juga nggak sematang juniornya semisal Tatum, Monk, atau Smith junior.

Permainan Small ball ala Warriors bisa jadi membawa pengaruh. Guard yang sayangnya blom begitu matang dan masih beradaptasi dengan skema baru ala Warriors jadi banyak diburu. Faktanya paling baru Devin Booker yang sinarnya udah mulai kliatan. Russel, Dunn, Hield malah udah berganti tim. Pemain yang bersinar malah tipe stretch four. Porzingis, Bender, Towns dan Kaminsky malah lebih bersinar di NBA.  

Mereka-mereka ini yang jelas bisa beradaptasi dengan kultur NBA yang cepat dan keras dua musim belakangan. Nggak tau empat lima musim ke depan.  Apakah Fultz, Ball. Tatum, Monk, Smith junior bisa beradaptasi dengan iklim NBA? Saya sendiri blom bisa jawab lantaran rata-rata tiga sampai lima pemaen dalam 14 draft teratas NBA dalam sepuluh musim terakhir cenderung hilang dari peredaran. Earl Clark dan Xavier Henry yang tiga musim lalu bikin saya ngefans udah pindah ke luar negeri. Blom lagi Anthony Bennet atau Jimmer Fredette. Mereka baru sempat melanglang buana di NBA sekitar 4-5 musim.

Menarik melihat permainan Jahlil Okafor dua tiga musim mendatang. Bersama dua nama yang saya colek duluan, ketiganya punya kesamaan. Mereka terlalu individualis dari sisi yang berbeda. Sebagai guard Fredette terlalu bagus sebagai finisher. Okafor  di sisi lain bukan pemain yang piawai membagi bola, perlu mendapat umpan matang untuk bisa membuat angka, dan post up play-nya terlalu lama. Kurang pas dengan tipe bigman yang dibutuhkan NBA saat ini. Kuat, cepat, jago bertahan, sukur-sukur punya bonus jago tembak. Nggak heran puluhan pemain yang diundang Lakers selama workout punya gaya permainan yang serupa musim ini 

Lakers yang seenggaknya diperkuat empat rookie dan satu sophomore memulai Summer League dengan kurang meyakinkan. Kalah di dua pertandingan awal, tapi tancap gas, di enam game berikutnya. Lakers sendiri sedari awal cukup diunggulkan, meski mungkin di bawah Boston Celtics yang, pemaen-pemaennya, minimal pengalaman dan stroke (cara nembaknya) udah teruji akurasinya, minimal sewaktu kuliah.

Lakers sendiri diunggulkan lantaran punya Brandon Ingram ma Lonzo Ball, Kyle Kuzma dan Josh Hart. Dua nama yang saya colek pertama merupakan dua draft urutan nomor dua mereka dalam tiga tahun terakhir. Meski saya nggak seyakin itu. Brandon Ingram, meski strokenya mulai meningkat akurasinya, konsistensinya, masih kurang menurut saya. Terlebih doi lebih suka bergerak menusuk ke dalam. Kuzma juga lebih dikenal dengan umpan dan kerja kerasnya ketimbang tembakannya. Meski sewaktu workout bareng Lakers, doi  masukin 8 dari 10 tembakan tiga angkanya klo nggak salah.

Hart, ini tipe pemain yang saya suka, tipe pemaen yang ngebaca permainan lawan untuk ngebikin poin. Tembakan tiga angkanya juga bagus. Persentasenya meningkat dari tahun ke tahun sampai ke angka 41% musim lalu. Di atas kertas emang keren, di atas lapangan, Hart lebih suka bergerak ke dalam ketimbang menembak.

Gaya ini jelas agak bertolak belakang dengan Lonzo Ball yang bergerak cepat ma manfaatin tiga angka para penembak jitu di sekelilingnya. Terkadang akurasi penembak jitu makin bagus, justru karena di sekelilingnya juga para penembak jitu. Ryan Anderson contohnya. Akurasi tembakan tiga angkanya di Houston Rockets terbilang aduhai, lantaran, musim lalu Trevor Ariza, Patrick Beverley, dan Eric Gordon membuat ruang tembaknya lebih leluasa. Ketiganya emang dikenal punya tembakan tiga angka yang bagus juga. Sesuatu yang Julius Randle dan Larry Nance junior, di tim utama belom punya, seenggaknya musim lalu.   

Nggak dipungkiri tembakan tiga angka Lonzo Ball sewaktu kuliah emang bagus, 80 dari 194 tembakannya masuk, berarti rata-rata dua dari lima tembakannya masuk, meski Curry menembak dengan porsi yang lebih banyak di waktu yang sama, 4 dari 9 peluang. Meski akurasinya sama-sama berkisar 41%, kita tahu kalau Curry bikin lebih banyak peluang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun