Mohon tunggu...
Candra Permadi
Candra Permadi Mohon Tunggu... Penerjemah - r/n

r/n

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Tabi Suru Sandwich" Cerita dalam Setangkup Roti

27 September 2022   18:36 Diperbarui: 29 September 2022   21:46 1020
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tabi Suru Sandwich/note.com

Judulnya coretan ini mungkin terkesan lebay, tapi film televisi Jepang "Tabi Suru Sandwich" ini memang bercerita tentang sepasang penjual roti yang berjualan dari satu kota ke kota lainnya.  

Rotinya juga bukan roti yang istimewa. Roti tawar putih dengan atau tanpa kulit biasa  yang mungkin kita santap pagi-pagi kalau kita memang penikmat roti, meski saya sendiri adalah penikmat nasi kadang dua tiga atau kali sehari.

Meski punya menu andalan yang tidak aneh buat pecinta roti panggang, yaitu roti dengan irisan daging, sayur, dan keju, menu mbak-mbak penjual roti ini amat bisa disesuaikan dengan situasi dan kondisi di lapangan,

Katakanlah, mereka berdua sedang berada di pantai, maka tidak heran, pengunjung bisa menikmati sandwich isi ikan ketika dua gadis penjaja sandwich ini, Kurumi dan Kaede, misalkan sengaja berteduh di tepi pantai.

Tangkapan layar adegan film Tabi Suru Sandwich/Tumis Rambut Jagung buat isian Sandwich
Tangkapan layar adegan film Tabi Suru Sandwich/Tumis Rambut Jagung buat isian Sandwich
Kebetulan, kali ini, mobil mbak-mbak ini diceritakan kehabisan bensin di desa yang tidak sedikit penghuninya bercocok tanam sayur-mayur dan buah-buahan mulai dari jagung, kacang panjang, tomat, paprika, lobak merah, pir, anggur hijau, jagung, hingga jamur (sejak kapan jamur disebut sayuran).

Singkat kata, mereka berdua memutuskan untuk bermalam di desa tersebut setelah bensin terisi dan hari sudah sore. Terlebih mereka juga sempat bertemu petani jagung, Kirihara Yoji, yang tumben kelelahan bertanam jagung di kebun sendiri.

Sebagai ucapan terima kasih, petani jagung tersebut diizinkan bermalam dan mbak-mbak penjual roti tersebut punya ide untuk menyajikan roti panggang dengan isian jagung yang ditanam petani tadi dipadukan dengan madu, dan keju sebagai isian.

Selain tumisan jagung, mbak-mbak penjual sandwich tadi juga menambahkan tumisan rambut jagung berbumbu, yang meski terlihat lezat di kamera, tidak selamanya senikmat itu dalam bayangan saya.

Sebagai pemanis cerita, dalam film televisi yang berdurasi kurang dari 45 menit kurang ini, kita bisa menikmati konflik kekanak-kanakan antara petani jagung dan putranya, yang indak setuju putranya bertanam lobak merah, yang konon klo masih mentah berasa pahit.

Chimudondon (Mydramalist)
Chimudondon (Mydramalist)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun