Mohon tunggu...
Candra Permadi
Candra Permadi Mohon Tunggu... Penerjemah - r/n

r/n

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Dorama "Top Knife", Menariknya Saraf Otak Manusia

30 Maret 2020   14:47 Diperbarui: 5 April 2020   21:49 768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Dorama Jepang Top Knife | falldrama.com

Wawasan yang dimaksud, salah satunya muncul di episode perdana, yang bercerita tentang pasien yang diduga mengalami tumor di bagian lobus temporalis yang beberapa fungsinya antara lain menerima informasi sensoris dari telinga dan membantu menyimpulkan pesan yang disampaikan penutur pada kita (koreksi kalau salah). 

Melihat betapa pentingnya fungsi lobus temporalis dan letak apa yang diduga tumor (dari hasil pencitraan CT Scan) yang berada dekat dengan pembuluh darah-pembuluh darah penting, TERLEBIH KARENA SETELAH PULANG DARI PERJALANAN BISNIS DARI VIETNAM, dalam tiga minggu terakhir, terhitung sejak pasien dicitra pertama kali dengan CT scan sekaligus diinapkan, apa yang diduga tumor tersebut makin lama makin membesar, maka dokter menyarankan pasien untuk segera dioperasi.

Menariknya, pihak keluarga pasien malah menolak anggota keluarganya untuk dioperasi karena alasan tidak terlalu suka dengan rekam jejak dokter Kuroiwa yang ya begitu deh.

Alasan yang sebenernya kurang masuk akal lantaran, kalau memang pengen anggota keluarganya sembuh, dokter mana pun yang bisa mengoperasi, selama itu memang memungkinkan mah hayuk aja. Itu kalau saya.

Kebetulan kejanggalan alasan keluarga pasien ini dilihat oleh dokter Kozukue. Kozukue merasa heran kenapa foto yang dipajang di kamar pasien yang bersangkutan, semuanya merupakan foto baru.

Maksud saya, foto yang menunjukkan kehangatan keluarga pasien SEMUANYA diambil saat pasien sudah menginap di rumah sakit. Tidak ada satu foto lama pun yang dipajang yang menggambarkan kehangatan yang sama.

Meskipun komen Kozukue terkesan remeh, komen tersebut memberi perspektif baru pada dokter Miyama, yang akhirnya mengajukan diri mengoperasi pasien tersebut.

Ternyata, sejak diketahui menderita tumor, berdasar pengakuan istri pasien, pasien yang sebenarnya kasar terhadap anggota keluarganya mendadak menjadi amat bersahabat.

Dugaan dokter Miyama tentu saja minimal mengarah pada dua kemungkinan. Pertama, karena tumor (baca:sakit) secara tidak langsung mengubah pandangan hidup pasien. Kedua, karena tumor mempengaruhi sistem limbik otak pasien (koreksi kalau salah).

Kebetulan, kalau memang tumor tersebut mempengaruhi sistem limbik, sifat seseorang bisa berubah seratus delapan puluh derajat. Kalau pada dasarnya baik, sejurus kemudian bisa beringas. Begitu pula sebaliknya.

Kebetulan berdasarkan penuturan istri pasien lagi, suaminya yang tadinya perhatian, mulai "gila" sejak delapan tahun terakhir, saat kehidupan keluarga ini berangsur mapan. Pada saat itu, suaminya mulai suka minum, main tangan, dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun