Mohon tunggu...
Candra Permadi
Candra Permadi Mohon Tunggu... Penerjemah - r/n

r/n

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Drama dan Kejutan "Free Agent" NBA Musim 2019/2020

7 Juli 2019   10:22 Diperbarui: 7 Juli 2019   15:39 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: clutchpoints.com

Nyaris seminggu setelah keran perpindahan pemain dibuka, masing-masing tim NBA sudah mulai membentuk 90% kerangka timnya musim ini. Minimal masing-masing tim sudah memiliki gambaran siapa-siapa saja pemain yang akan rutin bermain sebagai starter dan siapa-siapa yang akan rutin bermain dari bangku cadangan.

Nyaris seminggu terhitung waktu yang lama, mengingat musim lalu, baru tiga hari saja, sebagian pemain NBA, terutama yang punya label top sudah punya tim baru.

Musim ini sebenarnya sama, pemain seperti Al Horford, Kyrie Irving, Kevin Durant, Jimmy Butler, Klay Thompson, atau Nikola Vucevic sudah memiliki tim paling tidak tiga hari setelah perpindahan pemain free agent (dan juga trade) resmi dibuka. Bahkan Anthony Davis sudah resmi berseragam Lakers sebelum tanggal 1 juli lewat jalur trade.

Yang bikin sedikit lebih lama adalah kepindahan Kawhi Leonard, yang baru diketahui kemarin, dan sempat bukan cuma tim yang terlibat dan juga para fans merasa kena PHP, lantaran Kawhi sama sekali nggak mengeluarkan statement apa pun selama beberapa hari itu.

Opini valid justru datang dari Cris Carter, mantan pemain American Football merangkap komentator NFL, yang menjadi bagian dari manajemen Kawhi. Komen Carter yang singkat padat dan jelas selama berhari-hari membuat para netizen ribut sendiri. 

Carter kebetulan punya tweet yang cenderung mirip selama berhari-hari. Kebetulan intinya sama, "Kawhi belum menentukan dan mengumumkan pilihannya hari ini." 

Pernyataan itu bikin serasa fans masing-masing tim berada di atas awan. Terlebih tim-tim yang namanya disebut tidak banyak melakukan pergerakan untuk mendapatkan pemain baru untuk memastikan anggaran timnya dipakai untuk mengontak Kawhi terlebih dahulu. 

Kondisi ini membuat fans masing-masing tim makin merasa bahwa tim mereka yang paling pantas mendapatkan Kawhi. Fans Raptors pantas optimis karena Kawhi menjadi juara bersama Raptors, jadi rasanya kecil kemungkinan Kawhi tidak kembali bermain bersama Raptors. 

Channel: House of Highlight

Fans Lakers merasa yakin karena mereka sudah punya Anthony Davis dan Lebron James, jadi dengan kedatangan Kawhi rasanya Lakers tidak akan terkalahkan. Terlebih Lakers sempat sampai menunda perpindahan Davis dari New Orleans Pelincans ke Lakers. 

Drama boleh jadi makin panjang jadinya. Kalaupun Kawhi jadi bergabung, Lakers tetap akan punya satu masalah. Apabila dihitung dengan Kawhi, Lakers hanya akan punya delapan pemain aktif.

Mereka hanya bisa mengisi komposisi pemain mereka dengan pemain dengan nominal gaji kecil. Tidak masalah sih sebenarnya karena kalau Kawhi jadi bergabung, akan banyak free agent senior yang bersedia digaji kecil selama punya peluang jadi juara.

Masalahnya, bagi Lakers cuma satu, semakin lama Kawhi menunda pengumuman, free agent bagus yang tersedia akan semakin berkurang karena sebagian dari mereka sudah memiliki tim. Mendapat pemain baru lewat trade jelas tidak mungkin karena praktis Lakers hanya punya Kyle Kuzma yang bisa ditukar dengan pemain dari tim lain.

Beda dengan Clippers. Selain sebagian besar kontrak pemain mereka habis musim lalu, pemain yang sedang dikontrak pun dinilai bersahabat dengan kebutuhan tim lain. Sebagian pemain yang masih dikontrak punya skill, usia, dan nilai kontrak yang jelas cocok dengan kebutuhan tim lain. 

Terlebih Clippers juga dikenal jago menukarkan pemain yang nyaris sulit bisa pindah ke tim lain karena alasan rentan cedera atau nilai kontraknya terlalu besar.

Setelah musim lalu Blake Griffin berhasil dikirim ke Detroit Pistons, kini Clippers berhasil mengirim Danilo Gallinari ke Oklahoma City Thunder yang rata-rata tiap minimal absen dua puluh pertandingan per musim. Sebagai ganti Clippers mendapatkan Paul George yang rekam jejaknya sudah tidak diragukan.

Belum lagi, saya kok rada optimis, Clippers bisa mendatangkan free agent bagus yang masih tersedia seperti Jonas Jarebko (sebenernya saya ngarep Marcus Morris, sayang doi udah pindah ke Spurs), yang memang dikenal sebagai pemain cadangan bagus selama bermain untuk Boston Celtics. 

Clippers juga masih bisa mendapat pemain lewat trade dengan menukar pemain seperti Landry Shamet dan Jerome Robinson dengan pemain seperti Andre Iguodala atau shooter favorit saya Doug McDermott atau mungkin Robert Covington. 

Kalaupun tidak, komposisi pemain yang ada, di atas kertas, terbilang cukup kompetitif karena sebagian besar dari mereka pernah menjadi starter di tim lamanya, sebut saja Moe Harkless atau Lou Williams. 

Terlebih komposisi pemain mereka tidak jauh berbeda karena Montrezl Harrell, Patrick Beverly, Ivica Zubac, dan Landry Shamet masih bermain bersama Clippers.

Lakers sebenarnya juga sama. Sebagian besar pemain mereka juga merupakan starter di tim mereka sebelumnya . Masalahnya, masa keemasan sebagian pemain Lakers tadi sudah lewat. Sebut saja Rajon Rondo, JaVale Mcgee, bahkan Lebron James. Meski nilai kontrak para pemain senior Lakers ini rata-rata lebih kecil dari para pemain yang dikontrak Clippers, mereka boleh dibilang juga rentan cedera. 

Termasuk trio alumni New Orleans Pelicans, Rajon Rondo, Anthony Davis, dan terutama Demarcus Cousins. Lakers akan makin kesulitan andai kata Lebron James tidak bisa setidaknya 80% bugar musim ini. Itulah sebabnya Lakers tidak lebih diunggulkan dari Clippers musim ini.

Keunggulan Clippers terletak pada managamennya yang rapi, terutama sejak kedatangan opa Jerry West yang sudah banyak makan asam garam di dunia transaksi pemain. Opa West tahu mana pemain bagus yang disukai banyak tim. 

Opa West juga tidak segan melego pemain terbaik Clippers karena yakin pondasi tim memang sudah bagus dan pemain yang datang menggantikan pemain lama punya kualitas yang nggak jauh beda.

Menariknya pemain yang bermain untuk Clippers rata-rata punya nilai kontrak yang bersahabat. Mereka bersedia mendapat gaji yang bersahabat karena yakin dengan komposisi tim dan managemen yang sehat. Kalaupun pindah tim, mereka biasanya akan mudah beradaptasi dengan tim baru. 

Manajemen yang bagus tidak akan bisa terbentuk andai kata Clippers tidak dimiliki sosok sekuat Steve Ballmer, salah satu pendiri Microsoft. Ballmer tidak segan mencurahkan tenaga, pikiran, dan investasi dananya demi kemajuan Clippers.

Faktor-faktor inilah yang juga membuat Clippers lebih diunggulkan dari tim kejutan musim ini Brooklyn Nets.

Kevin Durant, Kyrie Irving, dan DeAndre Jordan/sumber: clutchpoints.com
Kevin Durant, Kyrie Irving, dan DeAndre Jordan/sumber: clutchpoints.com

Nets memang secara mengejutkan berhasil merekrut tiga free agent top musim ini, Kevin Durant, Kyrie Irving, dan DeAndre Jordan. Bergabungnya tiga pemain ini terbilang cukup mengejutkan tapi bukan berarti tidak dapat diduga, karena memang Nets punya anggaran yang cukup untuk menampung nilai kontrak mereka bertiga. 

Terlebih kerangka tim Nets terbilang cukup bagus, lebih bagus dari kerangka tim tetangga seberang jembatan mereka, New York Knicks, yang justru diisukan jauh-jauh hari akan memakai jasa Durant dan Irving. 

Nets punya D'angelo Russell, Caris Lavert, Spencer Dinwiddie, dan Shabazz Napier di posisi guard yang apabila pindah ke tim baru akan selalu mendapat tempat di sebagian besar tim NBA. Di posisi forward, mereka juga punya Ed Davis dan Jarrett Allen yang kemampuannya tidak jauh berbeda. Dengan komposisi pemain yang merata, mereka berhasil masuk babak playoff, meski harus gugur di babak awal. 

Ed Davis, D'angello Russell, dan Shabazz Napier memang sudah tidak lagi memperkuat Nets, tapi komposisi pemain mereka tetap bagus, bahkan di atas kertas lebih bagus lagi musim ini karena ada Garret Temple, Kevin Durant, dan Kyrie Irving yang mengisi posisi dan peran mereka. Sayang kendalanya cuma satu. Cedera.

Kevin Durant, kemungkinan tidak akan bermain musim ini karena cedera, setidaknya sampai setengah musim atau malah babak playoff. Kyrie Irving juga bukan dikenal sebagai pemain yang bisa awet bermain lebih dari 75 pertandingan per musim beberapa musim belakangan.

Boleh jadi posisi mereka di wilayah timur tidak lebih baik dari Philadelphia 76ers atau Indiana Pacers yang mungkin dinilai sebagai tim papan tengah.

Potensi Tim Papan Tengah
Mungkin Philadelphia 76ers agak kurang tepat disebut sebagai tim papan tengah. Sixers, musim lalu, bisa berbuat lebih banyak andai kata tembakan Kawhi di detik-detik terakhir tidak masuk. Komposisi pemain mereka praktis juga tidak banyak berubah. 

Mereka hanya kehilangan JJ Redick yang hijrah ke Pelicans yang kini berasa seperti LA Lakers karena sebagian besar pemain mereka merupakan alumni Lakers dan Jimmy Butler yang pindah ke Miami Heat. Penggantinya boleh dibilang cukup sepadan Al Horford dan Jason Richardson. 

Keduanya jelas bukan nama sembarangan karena punya gaya bermain modern, bisa nembak, bikin peluang sendiri, ngumpan juga bisa. Hanya saja Sixers selalu punya masalah klasik beberapa tahun belakangan. Pemain pelapis mereka rata-rata tidak terlalu bagus.

Mike Scott dan James Ennis memang bagus, hanya saja keduanya terbilang kurang tangkas dan hanya punya satu sampai dua skill yang menonjol. Sixers biasanya mulai berbenah selepas all star dengan mendatangkan pemain baru dari tim yang di atas kertas tidak lolos babak playoff .

Posisi Sixers di papan atas wilayah timur musim ini bisa tergeser oleh Indiana Pacers yang sudah bisa diperkuat Victor Oladipo.

Victor Oladipo dan Malcom Brogdon (am970theanswer.com/)
Victor Oladipo dan Malcom Brogdon (am970theanswer.com/)

Kebalikan dari Sixers, Pacers dikenal dengan komposisi pemain yang merata baik starter maupun cadangan, walaupun mungkin tidak sedalam musim lalu, karena Bojan Bogdanovic sudah pindah ke Utah Jazz dan Thaddeus Young pindah pindah ke Chicago Bulls. 

Meskipun begitu, Jazz mendapat pengganti yang sepadan yaitu Malcom Brogdon, pemain yang turut membawa Milwaukee Bucks masuk final wilayah timur musim kemarin. 

Pacers juga masih punya TJ Warren yang didatangkan dari Phoenix Suns. Walaupun di atas kertas tidak sementereng nama-nama pemain yang memperkuat Pacers musim lalu, setidaknya kemampuan pemain pengganti tidak jauh berbeda. 

Terlebih mereka masih punya Domantas Sabonis dan Aaron Holiday. Nama yang disebut terakhir adalah pemain yang musim lalu tampil bagus selepas Oladipo cedera.

Kalau di wilayah timur ada Indiana Pacers yang dianggap sebagai kuda hitam, di wilayah barat ada Utah Jazz. Utah Jazz yang selama dua musim berturut tampil konsisten, musim ini melakukan perekrutan pemain yang meyakinkan. 

Setidaknya mereka punya sembilan sampai sepuluh pemain yang buat saya layak jadi starter. Terlebih tulang punggung mereka dalam dua musim terakhir masih bertahan, sebut saja Rudy Gobert, Donovan Mitchell, dan Joe Ingles.

Mike Conley, Ed Davis, Rudy Gobert, dan Bogdan Bogdanovix (clutchpoints)
Mike Conley, Ed Davis, Rudy Gobert, dan Bogdan Bogdanovix (clutchpoints)

Posisi guard mereka makin meyakinkan dengan kedatangan Mike Conley yang bukan cuma jago membuatkan peluang buat rekan, tapi juga bisa membuat peluang sendiri. 

Terlebih mereka punya Jeff Green yang punya pengalaman melaju ke final bersama Cleveland Caveliers dan juga Bojan Bogdanovic yang biasa bermain sebagai starter bersama Indiana Pacers.

Dallas Mavericks juga punya peluang menjadi tim papan tengah di wilayah barat andai kata Kristaps Porzingis yang praktis musim lalu tidak bermain, bisa kembali ke performa terbaik. Terlebih, mereka punya Luca Doncic dan Tim Hardaway Junior.

Saya juga tidak akan menutup mata pada Sacramento Kings yang musim ini banyak medatangkan pemain senior untuk membimbing para pemain muda Kings. Sebut saja Corry Joseph dan Trevor Ariza. 

Keduanya jelas punya pengalaman playoff yang lebih dari cukup sebagai seorang pemain yang bisa ditularkan pada para pemain Kings. Paktis dengan kehadiran Joseph dan Ariza, Kings punya trio mantan juara NBA. Satu lagi tidak lain adalah Harrison Barnes yang sempat juara bersama Warriors.

Persaingan papan tengah wilayah barat makin sengit dengan kedatangan Kent Benzemore, Hasan Whiteside, dan Anthony Toliver ke Portland Trail Blazers. Setidaknya Blazers sekarang punya delapan pemain yang layak bermain sebagai starter selain Damian Lillard, Jusuf Nurkic, atau CJ McCollum. 

Belum lagi mereka juga punya rookie bagus Nasir Little yang di awal Liga Basket Mahasiswa Amerika Serikat (NCAA) musim lalu diproyeksikan menjadi 10 besar calon rookie terbaik musim ini. 

Sayang seiring perjalananan NCAA, Little justru ada terperosok ke peringkat 25 karena akurasi tembakannya yang tidak begitu konsisten. Meskipun begitu, Blazers dianggap mendapatkan rookie yang bagus karena Little dianggap punya skill yang terbilang lengkap dan permainan fisik yang cocok dengan gaya permainan NBA.

Papan tengah wilayah barat memang padat. Selain Blazers, Kings, dan Jazz, jangan lupakan juga San Antonio Spurs yang kedatangan Marcus Morris, yang menjadi pemain pelapis berkemampuan setara starter selama bermain bagi Boston Celtics.

Jangan lupakan juga Golden States Warriors yang mendapatkan suntikan tenaga baru dari D'angelo Russell dan Willie Cauley Stein.

Potensi Warriors untuk tetap tampil bagus sebenarnya besar musim ini. Sayang cedera Kevin Durant dan besarnya nilai kontrak para bintang membuat Warriors tidak bisa bergerak bebas di bursa perburuan pemain. D'angelo Russell memang bagus, terlebih melihat, pencapaiannya bersama Nets musim lalu. 

Hanya saja besarnya nilai kontrak Russell dan gaya permainannya dinilai agak mirip dengan Steph Curry dan Klay Thompson membuat Warriors agak sedikit tidak diunggulkan. Selain itu beberapa pemain kunci di bangku cadangan Warriors juga rata-rata sudah mendapat tim baru, sebut saja Quinn Cook dan Andre Iguodala.

Phoenix Suns juga terlihat kembali ke jalur yang benar. Suns tahu mereka ingin membangun tim seperti apa. Setidaknya itu bisa dilihat dari kedatangan Ricky Rubio dari Utah Jazz dan Dario Saric dari Minnesota Timberwolves. Dengan kehadiran dua alumni Timberwolves tersebut, kita bisa melihat akan seperti apa tim ini. 

Minimal dua pemain yang sudah hadir sebelumnya DeAndre Ayton dan Devin Booker bisa memaksimalkan potensinya sebagai pemain ofensif. Belum lagi apabila Kelly Oubre tidak terbang ke Clippers (saya ngarep doi ke Clippers) dan Aron Baynes bermain sebagus saat bermain bagi Boston Celtics. 

Melihat ketatnya persaingan wilayah barat, masuk delapan besar sudah amat bagus. Kalaupun belum, rasanya kita bisa melihat Suns yang kembali memiliki identitas gaya bermain yang jelas sebagaimana mereka tunjukkan di era Steve Nash. 

Channel: Freedawkins

Melihat banyaknya bintang di wilayah barat makin mengesankan bahwa wilayah barat dinilai lebih gahar dari wilayah timur. Meskipun begitu anggapan ini bisa jadi tidak sepenuhnya benar. Setidaknya musim lalu.

Tim-tim wilayah barat yang konon punya komposisi pemain lebih merata musim lalu justru praktis kurang gereget karena posisi delapan besar sudah tampak hilalnya bahkan pada saat tiga perempat musim berjalan. Beda dengan wilayah timur yang mesti menunggu sampai pertandingan-pertandingan terakhir untuk memastikan siapa yang berhak masuk delapan besar.

Kali ini, maksud saya musim ini, wilayah timur juga agak dipandang sebelah mata, terutama karena kedalaman komposisi pemain Boston Celtics tidak sebagus musim-musim sebelumnya setelah Al Horford dan Kyrie Irving bergabung ke tim baru. Kemba Walker memang bagus. Bahkan totalitasnya di lapangan dinilai lebih bagus dari Kyrie. 

Hanya saja postur tubuhnya yang mungil membuatnya dinilai agak kurang cocok dengan gaya permainan NBA andai kata Celtics memang lolos babak playoff. Belum lagi Enes Kanter dianggap tidak sebagus Al Horford.

Tidak heran, Celtics dianggap lebih fokus untuk mematangkan pemain muda seperti Romeo Langford sembari menunggu free agent bagus dua musim ke depan, di mana pada saat itu, adik saya Giannis menjadi free agent. Bisa jadi penampilan para pemain muda Celtics bisa lebih lepas tanpa tekanan meraih prestasi yang berlebihan.

Toronto Raptors juga bernasib agak mirip dengan Boston Celtics terutama begitu Kawhi Leonard memutuskan bermain untuk Clippers. Raptors jelas tidak bisa bergerak mendapatkan pemain baru yang bagus lewat jalur free agent karena praktis semua pemain kunci sudah pendapat tim baru. 

Tapi bukan Masai Ujiri namanya kalau tidak bisa berbuat sesuatu. Ujiri adalah tokoh kunci yang berhasil mendatangkan Marc Gasol dan Kawhi Leonard musim lalu. Ujiri dengan tega mengirim pemain yang sudah mengabdi lama untuk Raptors seperti Jonas Valanciunas dan Demar Derozan demi cincin juara. 

Saya nggak akan heran kalau Masai Ujiri mengirim Kyle Lowry, misalkan ke Wizard demi mendapatkan Bradley Beal misalnya. Tapi itu jelas terlalu mainstream buat Ujiri. Ujiri memang dikenal tega dan pergerakannya di bursa pemain sering tidak terduga.

Terlepas dari perjalanan bursa perpindahan pemain yang masih agak panjang, rasanya perpindahan pemain sudah tidak akan terlalu spektakuler lantaran sebagian tim sudah menggunakan anggarannya untuk mengontrak pemain baru. 

Pergerakan paling bisa terjadi kalau tim seperti Houston Rockets ingin meremajakan komposisi pemain sekaligus ingin mencoba mendapat hasil instan di babak playoff musim ini. Di luar itu, kita nggak akan melihat banyak perubahan komposisi pemain di awal musim sekitar baru tiga bulan lagi dari sekarang.

Itulah sekilas coretan rada nggak penting tentang serba-serbi pergerakan tim di bursa pemain musim ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun