Mohon tunggu...
Camilla Anindita
Camilla Anindita Mohon Tunggu... Penulis - Social Media, Content Writer, Copywriter

Seseorang yang ingin mengekspresikan diri lewat tulisan. Punya imajinasi tinggi dan kreatif. Welcome to my mind's imagination.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

PR Ditiadakan karena Dianggap Beban, Kalau Penghafalan Satu Buku untuk Ulangan dan Ujian, Bukan Beban?

19 November 2022   07:00 Diperbarui: 10 Desember 2022   12:18 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : Website Kompas.com

KOMPASIANA.com - Seminggu lalu tepatnya Kamis (10/11), Surabaya menghapuskan pekerjaan rumah (PR) untuk pelajar tingkat sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP). Kali ini Kota Batu juga berbuat demikian.

Pemerintah Kota Batu resmi meniadakan PR pada Rabu, 16 November 2022. Penghapusan ini diterapkan baik sekolah negeri maupun swasta yang menggunakan sistem full day school.

Berbeda dengan Pemerintah Surabaya yang mengubah PR menjadi program penumbuhan karakter siswa. Pemerintah Kota Batu  menghapuskannya karena metode pembelajaran dianggap sudah tuntas sepenuhnya.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim juga sepakat dengan penghapusan PR. Pasalnya, hal itu memberatkan siswa.

Waktu pengerjaan tugas sebaiknya diisi dengan kegiatan ekstrakurikuler yang sudah disediakan sekolah. Tentunya ini bisa menarik siswa lebih banyak tanpa harus memikirkan tugas tambahan lagi.

Walikota Surabaya Eri Cahyadi pun senada. Ia menganggap penghapusan PR bisa memberikan ruang kreatif siswa untuk berekspresi lebih.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Yusuf Masruh menjabarkan jam sekolah terlalu panjang. Maka dari itu sesuai Instruksi Wali Kota Surabaya, ada perubahan.

"Jam belajar selesai pukul 12.00 WIB dan pendalaman karakter pukul 14.00 WIB. Ada lukis, menari, mengaji, dan lainnya," kata Yusuf.

Diharapkan dengan adanya pendalaman karakter, siswa semakin mandiri, aktif, dan berani menyampaikan pendapat.

Sayangnya, masih ada pro kontra dalam kebijakan penghapusan PR. Para orang tua khawatir jika tidak ada PR maka anak-anak lebih banyak bermain tanpa mengenal waktu.

Namun, ada juga yang pro dengan adanya penghapusan PR. PR dianggap sebagai beban siswa. Apalagi ketika dalam sehari ada 3 PR dari mata pelajaran yang berbeda. Itu semakin menambah pikiran siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun