Mohon tunggu...
Bonnie Soeherman
Bonnie Soeherman Mohon Tunggu... Konsultan - I am a trainer in the field of innovation, management accounting, and business modeling

I am a trainer in the field of innovation, management accounting, and business modeling, especially in startup companies and existing companies that are developing innovation/ corporate startups. I am very enthusiastic in learning and sharing about creative industry and its prospect. Contact our email: bonnieigniting@gmail.com to get more sharing from Bonnie S Visit my Channel: https://www.youtube.com/c/BonnieS

Selanjutnya

Tutup

Money

The Power of Gitu Gitu Aja: Rahasia di Balik Valuasi 5 Miliar USD Hello Kitty

26 Mei 2022   08:42 Diperbarui: 30 Mei 2022   10:27 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Helo Kitty, salah satu produk andalan dari Sanrio, penghasil IP besar Jepang yang pasarnya mengglobal. Berjuang sejak tahu 70an, Sanrio telah mengalami jatuh bangun hingga saat ini, mereka menuai sukses besar dan pastinya perjalanan masih panjang. Terlepas dari perjalanan panjang yang berliku, ada hal menarik tentang proses penciptaan Helo Kitty. Disainnya sederhana, gitu-gitu aja, bahkan mudah ditiru oleh anak-anak. Namun... Helo Kitty meraih valuasi sebesar 5 milyar USD dalam setahun. Wow... koq bisa?

Helo Kitty, disuka bahkan dicinta anak-anak hingga orang dewasa. Helo Kity, karakter kucing sederhana yang kini menjadi brand dan celebritas, bahkan disebut Lisensor terbesar sedunia peringkat 6. Kita menenukan mulai dari sisir rambut sampai sepatu, makanan hingga disain pesawat terbang, perhiasan hingga mainan. Semuanya ada tentang Helo Kitty.

Mungkin banyak diantara kita berpikir, bagaimana bisa? Sementara banyak di luar sana disain-disain yang lebih bagus, menarik dan detil, ngga simpel dan gitu-gitu aja. Sebenarnya, justru gitu-gitu ajanya Helo Kittylah yang menjadi daya tarik.

Helo Kitty, saya amati sebagai disain IP yang sangat memperhatikan Hakikat. Coba ulangi. Papa Tsuji, demikianlah sebutan man behind the kawai cat, merencanakan sebuah IP yang behubungan dengan Pet. Dari survey yang dilakukan, top of mind yang muncul saat itu adalah... anjing. Papa Tsuji melihat bahwa anjing bukan pet yang dapat diterima semua keyakinan. Maka, bergeraklah ia pada urutan top of mind ke 2, yaitu kucing.


Ada banyak gaya atau aliran untuk menggambar kucing. Namun Papa Tsuji memilih gambar kucing seperti ini. Sangat sederhana atau gitu-gitu aja. Mata dengan warna blok, hidung, 6 helai kumis, pita merah, dan tanpa mulut. Tak ada jari dan kuku yang jelas dengan warna semua putih. Tapi siapa sangka, kesederhanaan ini justru mendorong budaya baru di Jepang, yang disebut Kawaii di tahun 70an, budaya yang kemudian menyebar ke sebagian negara Amerika dan mendunia.

Saya mengamati bagaimana sang kreator memiliki empati yang sangat besar terhadap pasar. Awal mula, karakter ini didedikasikan kepada anak-anak, khususnya perempuan. Nah bagaimana persona umum atau hakikat seorang anak, terutama perempuan?

1. Suka pet, sebagian besar anak (baik laki-laki atau perempuan) menyukai hewan peliharaan. Ini lah mengapa Papa Tsuji tidak berminat menggunakan dasar hewa seperti badak, ular, atau babi. Ia berusaha memahami perilaku anak-anak dan tentunya pertimbangan pentingnya adalah, hewan peliharaan yang bisa diterima seluruh lapisan masyarakat. Hal ini sangat berhubungan dengan pangsa pasar bisnis.

2. Suka hal sederhana, benar. Anak-anak selalu suka hal sederhana. Mereka menghindari hal-hal kompleks yang membingungkan. Mereka menyukai keceriaan. Disain simple Helo Kitty yang mudah ditiru atau digambar ulang menjadi daya tarik tersendiri bagi para bocil.

3. Suka hal girly, pinky dan aksesoris mencolok. Nah, umumnya anak perempuan menyukai sesuatu yang girly. Menggunakan warna pastel pink, purple, dengan aksesoris mencolok seperti pita. Demikianlah Helo Kitty. Ia cukup merepresentasi karakter anak-anak perempuan pada umumnya.

Ketiga poin penting ini secara implisit mangajarkan pada kita bahwa di dalam berbisnis IP, tidak cukup kehebatan disain, digital painting, teknik animasi, atau segudang literasi bisnis. Ada hal mendasar yang kita wajib taati, yaitu hakikat atau hukum alam. Helo Kitty telah membuktikan, disain yang mampu menjadi representasi dari market, berhasil diterima anak-anak, remaja, bahkan perempuan dewasa di seluruh dunia. Membutuhkan zero ego untuk menjadi Papa Tsuji. Seorang kreator sering terjebak dengan idealisme dan asumsinya. Dalam bisnis IP yang terpenting adalah fakta tentang apa yang pasar suka, bukan apa yang kreator pikir bakal disuka oleh pasar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun