Mohon tunggu...
Sosbud

Layakkah Menyalahkan Demokrasi?

7 Juni 2018   18:19 Diperbarui: 7 Juni 2018   18:18 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ini tanggapan saya bagi mereka yang menganjurkan untuk meninggalkan prinsip demokrasi lalu memilih prinsip khilafah.

Saya ingin bertanya, demokrasi yang mana yang saudara salahkan? Yang membuat saudara bisa menyuarakan pendapat saudara mengenai LGBT, konflik di Palestina, atau mengkritik pemerintah dengan bebas? Yang membuat saudara bisa memilih calon wakil rakyat yang saudara sukai, yang saudara harapkan bisa jadi corong bagimu di pemerintahan? Yang membuat saudara bisa memilih calon presiden yang saudara anggap bisa membuat negara hebat ini menjadi lebih baik? Yang membuat saudara bebas menjalankan ibadah dengan baik dan adil?

Saudara mengidolakan khilafah? Yang memberi perlakuan-perlakuan yang berbeda terhadap seseorang berdasarkan keyakinannya? Saudara sungguh mau diperlakukan seperti itu? Saya yakin saudara tidak akan setuju bila saudara tahu hanya akan dijadikan warga kelas dua.

Saya menanyakan hal-hal di atas untuk memastikan saja bahwa saudara betul-betul yakin dan paham dengan apa yang saudara share buat orang lain. Atau saudara hanya ikut-ikutan?

Atau mungkin saudara anggap ini sebagai suatu "perjuangan" melawan sesuatu yang jahat, seperti Avengers melawan Thanos? Saya sadar bahwa dalam diri seseorang yang merasa dirinya sedang berjuang memiliki sensasi istimewa dan berbeda dengan orang lain. Tapi sadarlah, berjuang melawan demokrasi yang membuat anda bisa memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan orang lain itu namanya tidak bersyukur.

Demokrasi, seperti halnya dengan semua hal duniawi lainnya, yang dihasilkan dari pemikiran manusia, pasti memiliki cacat. Coba sebutkan hal apa yang sempurna di dunia ini? Gedung, bisa runtuh. Pesawat, bisa jatuh. Bahkan manusia itu sendiri bisa terluka dan mati.

Manusia bisa membunuh sesamanya dengan berdarah dingin. Manusia bisa merusak lingkungan untuk kepentingan pribadinya. Jadi, haruskah kita ganti saja keberadaan manusia dengan robot, setelah sebelumnya kita program robot tersebut untuk tidak saling membunuh dan merawat bumi ini?

Jadi, bukan berarti bahwa hal yang tidak sempurna itu adalah sesuatu yang sama sekali buruk dan harus dimusnahkan. Bagi saya, demokrasi memiliki lebih banyak kebaikan daripada keburukan bila bisa dimanfaatkan dengan optimal. Dan sudah jadi tugas saudara, saya, beserta semua komponen bangsa yang lain untuk membuatnya menjadi lebih baik.

Bagaimana cara memperbaiki kualitas demokrasi? Banyak. Kita bisa mulai dengan menghargai hak-hak orang lain yang berasal dari latar belakang yang berbeda; memilih wakil rakyat, kepala daerah, dan kepala negara yang memiliki kualitas dan rekam jejak yang terbaik; jangan memilih calon pemimpin yang menerapkan "money politic" karena itu berarti dirinya tidak yakin memiliki kompetensi yang cukup; dan memilih calon pemimpin yang menyatukan, bukan memisahkan. Mudah, kan?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun