Mohon tunggu...
Olahraga

Benarkah PSS Membawa Kemunduran dalam Olahraga Taekwondo?

27 Mei 2018   23:01 Diperbarui: 27 Mei 2018   23:07 1104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Levent Tuncat (Jerman), Aaron Cook (Britania Raya lalu pindah membela Moldova), dan Servet Tazegul (Turki) adalah beberapa atlet idola saya yang membuat taekwondo (pernah) seru. Di masa-masa kejayaan mereka, saya cukup sering melihat kemenangan-kemenangan yang mereka hasilkan melalui knock out (KO).

Bila melihat video-video KO taekwondo di Youtube, pasti didominasi oleh pertandingan-pertandingan dari masa sebelum Protector Scoring System (PSS) secara resmi dipergunakan. Setelah era PSS, seingat saya terakhir kali Aaron Cook meng-KO lawannya yaitu pada grand prix (GP) 2014 (vs Guelec dengan menggunakan dwi hurigi) dan GP 2015 (vs Coulibaly dengan menggunakan dolke dolyo chagi). Di era PSS kemudian memang lebih jamak penggunaan kaki depan dan cut kick ketimbang kaki belakang dan spinning kick.

Saya pernah melihat satu pertandingan antara petarung mixed martial art (MMA) (yang juga punya basic taekwondo) dengan atlet taekwondo. Pertandingan itu menggunakan aturan taekwondo dengan pemakaian PSS. Di akhir pertandingan si petarung MMA ternyata kalah. Saat diwawancarai dia kemudian agak mengeluh karena tendangan dari lawannya yang walaupun tidak menimbulkan akibat berarti pada tubuhnya tetap diberi nilai. Istilah dia : "asal sentuh".

Memang tidak dapat dipungkiri bahwa PSS juga membawa pengaruh positif dalam pertandingan taekwondo. Dalam hal mengurangi kemungkinan terjadinya miss dalam pemberian poin. Hal yang cukup mudah terjadi bila hanya mengandalkan penglihatan dari beberapa wasit, seperti yang tampak pada pertandingan-pertandingan sebelum era PSS.

Teknologi sejenisnya juga sudah mulai diterapkan di dalam pertandingan sepakbola dalam hal untuk membantu wasit dalam memutuskan kejadian gol dan offside. Memang teknologi digital semacam ini sangat dibutuhkan dalam olahraga modern, terutama untuk mengurangi faktor human error.

Mungkin solusinya adalah menetapkan peraturan-peraturan yang lebih ketat dalam taekwondo, seperti melarang penggunaan monkey kick -- yang sama sekali tidak menampilkan keindahan tendangan taekwondo, atau mengurangi sensitivitas dari sensor yang ditanam pada body protector dan helmet agar hanya tendangan/serangan yang benar-benar bertenaga saja yang kemudian bisa menghasilkan poin.

Olahraga taekwondo akan semakin berkembang dengan penerapan teknologi-teknologi dan peraturan-peraturan baru. Namun hal-hal itu jangan sampai mengurangi esensi dari taekwondo sebagai suatu olahraga kontak fisik dengan penekanan pada aspek kekuatan, kecepatan, kecerdasan taktis, dan tentu saja, keindahan gerak. Dan yang paling penting jangan sampai menghilangkan faktor manusia sebagai pengguna dan penentu utama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun