Mohon tunggu...
Ichsan Nur Hidayat
Ichsan Nur Hidayat Mohon Tunggu... Human Resources - bapak satu anak

Suka baca komik dan pergi ke museum

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Solo, Kota Kecil di Pinggir Bengawan

16 April 2012   05:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:33 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1334553516277937077

Solo, kota yang masyhur karena “Bengawan Solo”, baik arti harafiah sebagai sungai, maupun sebagai lagu populer dari seorang maestro bernama Gesang. Solo merupakan kota yang penuh sejarah, dari Mataram, sampai reformasi, dari “gegeran” Pajang, sampai “gegeran” 98. Dengan sejarahnya yang panjang, disertai berbagai intrik dan kekerasan, masyarakat Solo pernah terkenal dengan sebutan kota “sumbu pendek”. Sebutan ini bukan tanpa alasan, balaikota Solo pernah menjadi saksi, karena dua kali pernah di bakar massa.

Solo dahulu dan sekarang sudah sangat berbeda, banyak hal yang berubah dari kota di pinggiran sungai Bengawan ini. Perubahan itu dibawa oleh sosok juragan mebel yang berhasil menjadi walikota, Joko Widodo atau lebih dikenal dengan Jokowi. Mendapat tentangan dan cibiran di awal kepemimpinannya, Jokowi berhasil membawa nama Solo tidak hanya di tingkat Nasional, namun sampai ke kancah Internasional dengan masuknya Solo sebagai salah satu World Heritage Cities. Reformasi birokrasi benar-benar berjalan di pemkot Solo,perbaikan infrastruktur, perbaikan pelayanan masyarakat, serta perbaikan “citra” Solo sebagai kota budaya berhasil membawa Jokowi dipilih kembali sebagai walikota periode ke 2 dengan suara mutlak lebih dari 90%.

Tujuan utama dengan menjadikan Solo sebagai kota MICE( Meetings, incentives, conferences, and exhibitions ) membuat perubahan di Solo mempunyai arah yang jelas. Berkembangnya infrastruktur yang sangat pesat dibarengi dengan perkembangan masyarakatnya yang semakin dewasa, sehingga masyarakt Solo di bawah kepemimpinan Jokowi seakan menemukan kembali kepribadiannya yang hilang. Sekarang, image kota dengan “sumbu pendek” perlahan-lahan mulai luntur, berganti dengan image kota yang santun dan ramah. Hal ini jelas terlihat dari gaya bangunan yang semakin terlihat ramah dan terbuka. Dahulu tembok tinggi dan bangunan model “benteng” merupakan hal yang banyak ditemui, namun sekarang banyak bangunan yang borderless, langsung berhadapan dengan citywalk atau trotoar. Taman, dan RTH semakin banyak dibuka sehingga kesempatan bertemu atau “srawung” antar warga juga semakin baik. Dengan iklim masyarakat yang sangat kondusif ini, maka event nasional dan Internasional semakin sering digelar sehingga semakin memantabkan Solo sebagai salah satu kota MICE di Indonesia.

Dari berbagai macam terobosan yang dilakukan Jokowi terhadap Solo, ada satu hal mendasar yang berhasil dia lakukan, yaitu membangkitkan kecintaan masyarakat terhadap kotanya. Ya, masyarakat Solo sekarang sangat bangga kepada kotanya, bahkan setiap kelurahan berlomba-lomba untuk mengungkap potensi daerah dan industry kreatif masing-masing sehingga bisa digunakan untuk mempromosikan Solo lebih jauh lagi. Keikutsertaan masyarakat inilah yang mendasari berhasilnya berbagai perbaikan yang ada di Solo. Terobosan dan pembangunan yang diupayakan, niscaya tidak akan berhasil tanpa dukungan dari masyarakat luas. Kembalinya karakter masyarakat ke “kejawaan” nya semakin terlihat, walaupun cuaca panasnya tetap sama, namun masyarakatnya mulai tetap bisa adem dalam menyikapi setiap tantangan. Bukti terkini adalah sikap masyarakat dalam menyikapi kenaikan BBM, berbagai gejolak yang ada di daerah lain tidak menjalar di Solo, walaupun ada aksi namun tetap terkendali. Hal ini mungkin akan berbeda jika menilik karakter masyarakatnya 10 – 15 tahun yang lalu.

Solo memang hanya kota kecil di pinggiran sungai, namun sekarang telah menjelma menjadi destinasi baru, baik untuk wisata, untuk belanja, maupun untuk kegiatan lain. Solo telah menjelma menjadi kota yang nyaman, penuh taman dan pohon rindang. Hadirnya Bis Tingkat Wrekudara, atau sepur kluthuk “Jaladara”, akan siap membawa siapa sajauntuk menikmati pesona kota Solo. MONGGO MAMPIR SOLO

gambar saking http://syakirindonesia.blogspot.com/2010/06/1020-solo-banjir-event-budaya.html

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun