Mohon tunggu...
Cak Usma
Cak Usma Mohon Tunggu... -

HoM MelOn. Ketua Persaudaraan Profesional Muslim Aswaja http://www.aswajanu.com . Ketua Umum Keluarga Wikusama. Rasulullah aku padamu. Gusdurian.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mubarak, Andai NU Tertarik untuk Sewenang-wenang

3 Juni 2012   14:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:26 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mubarak, yah, seorang pemimpin Mesir yang sangat ditakuti oleh lawan-lawan politiknya karena betapa lama dan kuatnya dia berkuasa sehingga melahirkan kekuasaan yang hampir absolut. Puncaknya ketika Arab Spring menjungkirbalikkan kekuasaan para rezim-rezim di jazirah Arab dan Timur Tengah yang sudah berkuasa lebih dari 25 tahunan.


Membaca berita hari ini, betapa kasihan Mubarak, ketika harus diyakinkan dimasukkan penjara, kemungkinan besar ketakutan ini, seperti disampaikan dalam berita itu, disebabkan kekawatirannya akan diserang oleh narapidana hasil eksekusinya yang saat ini masih dipenjara dengan kejam, bahkan gelombang demonstrasi pun berjalan karena menginginkan Mubarak diberikan hukuman mati.


Menelisik ke belakang, Mubarak adalah seorang penguasa rezim yang sangat kuat dengan masa kekuasaan lebih dari 30 tahun. Mubarak seperti para penguasa jazirah Arab lain, berkuasa secara sektarian dengan dukungan Amerika Serikat. Mubarak berasal dari kelompok sekte yang termasuk minoritas di tengah masyarakat sekte yang mayoritas, dan berkat dukungan Amerika serta kekuatan Barat lainnya itulah dia tetap mampu berkuasa. Dan... kini, Arab Spring, adalah peralihan kekuasan! Banyak kejadian yang menceritakan kekejaman berbau sektarian yang dipraktekkan oleh Mubarak selama berkuasa.


Menelisik lebih ke belakang lagi di Indonesia, pak Harto adalah presiden Indonesia yang masa kekuasaannya juga sekitar 30 tahun, 32 tahun tepatnya. Pak Harto hampir-hampir mungkin dimiripkan oleh kejadian ala Arab Spring tersebut. Pak Harto, sebagaimana beliau beberapa kali sampaikan, adalah seorang penganut Muhammadiyah, selama berkuasa, beliau terlihat sangat meminggirkan NU dan kelompoknya. Betapa NU yang waktu itu mayoritas disisihkan oleh beliau, beberapa kali Gus Dur mengalami skenario-skenario jahat, bila terlalu buruk untuk menyebut pembunuhan.


Gus Dur pun dalam beberapa kali kesempatan menyampaikan bahwa musuh politiknya adalah Pak Harto, tidak ada yang lain. Seolah menjawab skenario di atas. Untungnya, di Indonesia ini, memiliki tokoh-tokoh NU, termasuk Gus Dur, yang benar-benar mengajarkan nilai-nilai ke-NU-an, yaitu tawasut dan i'tidal (tegah di tengah, menjauhi permusuhan), tasamuh (toleransi terhadap perbedaan), dan tawazun (mencari titik temu) tidak terpancing untuk membuka medan konflik antara penguasa dan rakyat.


Betapa para tokoh NU benar-benar mengayomi rakyat, mayoritas warga NU adalah warga menegah ke bawah, dengan mengambil peran untuk tidak memusuhi pak Harto, namun menggunakan skenario perang 'gerilya' antar para tokoh tersebut. 'Gerilya' untuk menyebut pertempuran di balik layar yang menghindarkan penglihatan dan mencegah kekawatiran serta menolak keikutsertaan rakyat untuk bertempur tersebut. Katakanlah, serangan Naga Hijau, serangan ninja, penskenarioan Gus Dur dan para tokoh NU untuk lepas dari NU, dan sebagainya.


Bisa dibayangkan bahwa bila para tokoh NU itu tertarik membuka medan pertempuran dengan melibatkan rakyat, maka bisa jadi kemayoritasan NU akan membuka peluang kesewenangan rakyat lebih besar ketika pak Harto lengser.


Beruntunglah Indonesia.


Ditulis oleh Cak Usma dengan mengambil dari beberapa sumber media.

@Cak_Usma

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun