Mohon tunggu...
ruslan effendi
ruslan effendi Mohon Tunggu... Pengamat APBN dan Korporasi.

Lulusan S3 Akuntansi. Penulis pada International Journal of Public Administration, Frontiers in Built Environment, IntechOpen, Cogent Social Sciences, dan Penulis Buku Pandangan Seorang Akuntan: Penganganggaran Pendidikan Publik Untuk Kualitas Dan Keadilan (Pengantar Prof. Indra Bastian, MBA., Ph.D.)

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Makin Mbedhidhing, Makin Produktif

21 Juni 2025   11:55 Diperbarui: 21 Juni 2025   13:09 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana kebun/foto: dokpri

Pagi hari belakangan ini terasa begitu menggigit. Udara dingin menyusup perlahan dari sela-sela dedaunan, menembus hingga ke tulang. Langit biru cerah tanpa mendung, malam berbintang seperti karpet langit yang dibentangkan dengan tenang.

Di kampung, saya mengelanya sebagai musim beidding atau bedhidhing (pengucapan "mbedhidhing")---saat tubuh diuji antara tetap berselimut atau bergerak menantang udara dingin.

Menyiangi tanaman/foto: dokpri
Menyiangi tanaman/foto: dokpri
Tapi anehnya, musim dingin semacam ini justru membawa semangat lain. Ketika saya dan istri turun ke kebun, membersihkan rumput liar, memotong pelepah pisang, dan merapikan area tanam, tubuh terasa lebih enteng. Tak seperti siang yang panas dan menyengat saat musim kemarau, di mana kerja sedikit saja sudah harus berhenti sebentar untuk mengelap peluh. Kata-kata yang sering meluncur biasanya, capek ah... istirahat dulu.

Dalam suasana bediding seperti sekarang, saya jadi lupa waktu. Aktivitas terasa lebih panjang, dan istirahat bisa ditunda tanpa keluhan.

Di tengah barisan pohon pisang yang rindang, saya dan istrai bekerja sambil berbincang. Kadang diselingi tawa kecil, kadang diam saja menikmati desir angin dan aroma tanah basah. Tak ada bunyi mesin, hanya suara langkah dan dedaunan yang bergesekan. Sesekali, camilan sederhana seperti pisang goreng atau rebusan singkong jadi teman setia. Dan tentu saja, secangkir kopi panas terasa lebih nikmat dari biasanya---seperti peluk hangat di tengah udara tipis pegunungan.

Musim bedhidhing tak membuat saya. Justru ia menjadi momen terbaik untuk berkegiatan. Karena saat alam menurunkan suhu, semangat dalam diri terasa justru meningkat. Dalam diam yang dingin, produktivitas tumbuh. Dalam sunyi yang berkabut, kebersamaan dan kesadaran akan tanah yang dirawat tumbuh lebih hijau.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun