Mohon tunggu...
ruslan effendi
ruslan effendi Mohon Tunggu... Pengamat APBN dan Korporasi.

Lulusan S3 Akuntansi. Penulis pada International Journal of Public Administration, Frontiers in Built Environment, IntechOpen, Cogent Social Sciences, dan Penulis Buku Pandangan Seorang Akuntan: Penganganggaran Pendidikan Publik Untuk Kualitas Dan Keadilan (Pengantar Prof. Indra Bastian, MBA., Ph.D.)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Trilogi Ilmu, Kekuasaan, dan Bisnis, Bag.1 Ilmu yang Tak Lagi Netral

19 Mei 2025   08:59 Diperbarui: 19 Mei 2025   18:26 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Low-angle-shot-wall-street-sign-nyc/Image by wirestock on Freepik

Sebuah Refleksi Epistemik dan Etika di Era Pasar yang Meluas ke Segala Ruang.

"This crisis was not an accident. It was caused by an out-of-control industry, with the complicity of the government, academia, and economists." --- Inside Job (2010)

Baca juga:

Dalam dunia yang kian saling terhubung dan terdigitalisasi, batas antara "ilmu pengetahuan", "kekuasaan", dan "bisnis" tidak lagi kokoh, bahkan nyaris lenyap. Ilmu yang selama ini didambakan sebagai ruang objektif dan rasionalitas publik, ternyata mudah dikomodifikasi menjadi alat pembenaran kebijakan, legitimasi pasar, atau bahkan kedok kejahatan korporasi. Film Inside Job membuka tabir bagaimana profesor-profesor ekonomi ternama---dari Harvard hingga Columbia---secara aktif menyusun laporan-laporan akademik yang dibayar oleh lembaga keuangan yang kemudian terlibat langsung dalam krisis global 2008.

Fenomena ini bukan hanya terjadi di AS. Di Indonesia pun, peran universitas berpotensi makin kabur antara kampus sebagai benteng moralitas publik atau sebagai inkubator legitimasi kebijakan elitis. Kemungkinan terjadi ketika seorang guru besar lebih dikenal sebagai konsultan korporasi atau juru bicara kementerian, kita patut bertanya, masihkah ilmu berdiri sendiri, atau telah terserap dalam orbit kekuasaan?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun