Film The Untouchables (1987) bukan sekadar kisah polisi tembak-menembak melawan mafia. Di balik ledakan senjata dan atmosfer era larangan alkohol di Amerika, film ini menyimpan satu pesan penting yang sering luput dari perhatian penonton. Kekuatan akuntansi untuk menumbangkan kejahatan yang selama ini tak tersentuh justru yang menarik. Al Capone, sang raja mafia legendaris Chicago, tidak dijatuhkan oleh peluru atau perang jalanan. Ia dijatuhkan oleh buku besar dan laporan pajak.
Baca juga
- The Accountant (Movie), Menyingkap Jejak Illicit Financial Flows (IFFs) di Korporasi Negara
- "Margin Call (Movie 2011)", Posisi Akuntan yang Selalu Terlambat Bicara
Eliot Ness (Kevin Costner) di film ini, memimpin sebuah tim kecil yang dikenal sebagai "The Untouchables". Tugas mereka: menghancurkan imperium kejahatan Capone. Upaya hukum konvensional seperti menangkapnya atas pembunuhan, pemerasan, dan penyelundupan selalu gagal karena Capone punya jaringan yang kuat---baik preman jalanan maupun petugas hukum yang bisa disuap. Tapi justru melalui pendekatan yang tak terduga---audit keuangan---tim Ness akhirnya menemukan celah hukum yang tidak bisa dibantah--penggelapan pajak.
Peran kunci dimainkan oleh akuntan pemerintah, Oscar Wallace, tokoh yang kerap diremehkan karena penampilannya yang pendiam dan jauh dari dunia kekerasan. Namun Wallace-lah yang membuka mata tim bahwa Capone tidak pernah melaporkan pendapatannya secara sah dan tidak pernah membayar pajak. Ini bukan sekadar strategi hukum, tetapi kemenangan intelektual yang membuktikan bahwa angka bisa lebih mematikan dari peluru.
Kisah ini berakar pada fakta sejarah. Al Capone memang ditangkap dan dipenjara bukan karena pembunuhan, tetapi karena penghindaran pajak, berkat kerja keras Departemen Keuangan AS dan seorang akuntan bernama Frank J. Wilson. Film ini membuktikan bahwa profesi yang sering dianggap membosankan atau "cuma di balik meja" ternyata bisa menjadi senjata paling ampuh dalam perang melawan kejahatan. Akuntansi forensik bukan hanya tentang menyeimbangkan neraca, tapi bisa menjadi alat pemberantas korupsi dan kejahatan terorganisir.
The Untouchables mengajarkan bahwa integritas dan kecermatan seorang profesional bisa mengalahkan sistem yang terlihat tak tergoyahkan. Di zaman sekarang, ketika korupsi dan penyalahgunaan dana publik masih menjadi masalah serius, kisah ini relevan untuk mengingatkan kita: mungkin yang kita butuhkan bukan hanya lebih banyak polisi, tetapi lebih banyak akuntan yang berani dan tak tergoyahkan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI