Mohon tunggu...
Ahmad Zulfikarnain Lubis
Ahmad Zulfikarnain Lubis Mohon Tunggu... Full Time Blogger - | Pendiri jakmas.com | newjurnalis.com |

Mengemban amanah sejarah dan beradaban yang diciptakan dari semangat perkembangan seorang jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Indonesia Lestari

Doa - Doa Tradisional Yang Masih Dipraktekkan Hingga Saat Ini

3 Mei 2023   06:49 Diperbarui: 3 Mei 2023   07:51 2179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Doa Bersama Para Budayawan Di Lokasi Prabu Hayam Wuruk

TROWULAN - Di tanah Jawa khususnya di Trowulan Mojokerto Sebagai sebuah agama yang majemuk, di Jawa terdapat beragam keyakinan agama yang dianut oleh masyarakatnya, termasuk agama Hindu, Islam, Kristen, Buddha, dan Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Namun, terdapat juga banyak nilai-nilai budaya yang diwarisi oleh masyarakat Jawa, termasuk doa-doa tradisional yang masih dipraktikkan hingga saat ini.

Tentunya, apakah doa-doa tersebut diijabah atau tidak tergantung pada keyakinan agama dan kepercayaan masing-masing individu. Namun, umumnya doa-doa yang dipanjatkan dengan niat baik, penuh keikhlasan, dan sesuai dengan ajaran agama atau kepercayaannya memiliki kemungkinan untuk diijabah.

Namun, penting untuk diingat bahwa doa tidak selalu terkait dengan permintaan atau harapan materi dan duniawi semata, tetapi juga dapat bermanfaat untuk membuka hati dan pikiran, memperkuat iman dan ketakwaan, serta mempererat hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa dan sesama manusia. Oleh karena itu, penting untuk tetap memperhatikan nilai-nilai ajaran agama dan kepercayaan masing-masing dalam melakukan doa, agar doa tersebut dapat memberikan manfaat positif bagi diri sendiri dan orang lain.

Sebelum Doa Di Mulai Poto Bersama Cak Lubis Official Dan Cak Rahmat Lokasi Prabu Hayam Wuruk
Sebelum Doa Di Mulai Poto Bersama Cak Lubis Official Dan Cak Rahmat Lokasi Prabu Hayam Wuruk
 

Doa Jawa Majapahit adalah doa yang berasal dari masa Kerajaan Majapahit di Jawa, Indonesia. Doa ini umumnya dipanjatkan dalam bahasa Jawa Kuno, menggunakan aksara Kawi, dan memuat unsur-unsur ajaran agama Hindu-Buddha yang sangat berpengaruh pada masa Kerajaan Majapahit.

Doa Jawa Majapahit biasanya diucapkan dengan gaya yang khas, di mana penutur doa akan menggabungkan beberapa bunyi tertentu dalam satu kata sehingga terdengar seperti "meleleh". Doa ini juga sering menggunakan metafora atau perumpamaan untuk menyampaikan makna yang dalam.

Contoh lafal doa Jawa Majapahit yang terkenal adalah sebagai berikut"

Sira Hyang Widdhi Wasa Jagad Nata Sarwa Manggala Kaping Sinunggil Bhakti Mulia Kerta Raharja Sira Sang Prabu Sri Maharaja Ratu Hino Ratna Buwana Ngalengka Ing Tanah Jawi Pan Wewengkon Duh Gusti Kerta Raharja Duh Gusti Sira Sang Prabu Sri Maharaja Ratu Hino Ratna Buwana Kula Sri Nara Wangsa Sapta Praja Mangka Negara Mangka Raja Ing Tanah Jawi

Artinya, doa ini mengandung penghormatan dan permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa, permohonan untuk kelancaran dan kesejahteraan raja dan kerajaan, serta permohonan untuk keselamatan dan kesejahteraan rakyat. Doa Jawa Majapahit ini dianggap sebagai bagian penting dari warisan budaya dan sejarah Jawa yang perlu dilestarikan dan dijaga keberlangsungannya.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Indonesia Lestari Selengkapnya
Lihat Indonesia Lestari Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun