Mohon tunggu...
Cak Idur
Cak Idur Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Hobi membaca dan menulis. Tertarik dengan ICT, pertahanan, teknik, dan sosio-ekonomi.. Ngeblog juga di www.cakidur.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kedai Es Degan Gula Aren

30 Maret 2014   23:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:17 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Andai anda bertamasya ke sekitaran Pasir Belengkong dengan tema utama tentunya situs peninggalan Kerajaan Sadurengas atau Kesultanan Paser, tentu tidak afdol bila tidak mencicipi cita rasa makanan tradisional. Sehabis berkunjung ke situs sejarah tersebut, saatnya mengisi perut ketika siang mulai beranjak. Ada satu warung makan tradisional dekat situs tersebut yang entah kenapa paling ramai dikunjungi pelanggan. Padahal ada beberapa warung makan serupa di sepanjang jalan raya Pasir Belengkong. Lokasinya kira-kira 300 meter ke arah timur Pemakaman Raja-raja Paser Balengkong, warung makan ini tidak memiliki nama. Sebagian atapnya terbuat dari daun nipah dengan 2 bangunan tambahan, rindang di bawah pepohonan. Warung makan yang cukup luas dengan menu khas kalimantan seperti buras, lemper, tape ketan, nasi kuning, es degan, dan lain-lain.

Es degan di sini ada dua pilihan, disajikan denga  sirup merah dan dengan gula aren. Paling unik tentunya es degan dengan gula aren yang masih tradisional. Mirip dengan gula jawa, gula aren disadap dari pohon aren lokal dan gula yang sudah jadi biasanya dijual dengan bungkus daun aren.
image
image
Nasi kuning di sini pun disajikan denga  beberapa pilihan lauk ada ayam potong, ayam kampung, telor, ikan kakap, ikan gabus (haruan). Aku lebih suka ikan kakap, lebih liat dagingnya daripada ikan lainnya.
image
image
Cita rasanya benar-benar khas Kalimantan meskipun nama makanan mirip dengan nama makanan Jawa. Misalnya lemper bakar, terbuat dari ketan putih yang terasa lebih keras/akas dibandingkan lemper Jawa. Demikian pula dengan tape ketan hitam, cita rasa terasa sangat berbeda dengan tape ketan hitam Jawa. Patut dicoba guna memperkaya pengalaman wisata kuliner anda.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun