Mohon tunggu...
Hadi Saksono
Hadi Saksono Mohon Tunggu... AADC (Apa Aja Dijadikan Coretan)

Vox Populi Vox Dangdut

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Bejo Sugiantoro Tak Lagi Jadi "Beban" bagi Sang Anak

26 Februari 2025   19:19 Diperbarui: 26 Februari 2025   19:26 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bejo Sugiantoro dan Rachmat Irianto saat merayakan gelar juara Liga 1 Persib Bandung di musim 2023/2024 (Kompas.com/Suci Rahayu)

"Waah...akhire kelakon, aku isok foto ambek legenda Indonesia,"
(Wah, akhirnya terjadi, saya bisa berfoto sama legenda (sepak bola) Indonesia)

"Aahh....koen iki isok ae,"
(Ah, kamu ini bisa saja)

Itu adalah percakapan singkat saya dengan Sugiantoro---atau yang kerap disematkan nama Bejo di depan nama lahirnya itu---dalam sebuah momen usai pertandingan antara kesebelasan Tira Persikabo melawan Persebaya Surabaya di Stadion Pakansari, Bogor, pada November 2019. Sayangnya, foto diri saya bersama Bejo Sugiantoro yang saat itu disimpan di memori ponsel, sudah tak ada lagi karena keteledoran dan kekurangtelitian saya dalam menyimpan dokumentasi foto.

Ramah dan rendah hati. Itulah kesan yang saya tangkap dari mantan pemain Persebaya Surabaya yang kala itu masuk dalam jajaran tim kepelatihan sebagai asisten pelatih tim asal Kota Surabaya itu. Saya pun kagum ketika Bejo mampu 'mengantar' sang anak bisa menjadi suksesor dirinya sebagai skuad barian pertahanan Persebaya Surabaya dan tim nasional Indonesia.

Rachmat Irianto nama sang anak. Sejak kecil, Rian---nama panggilan putra sulung Bejo Sugiantoro---tentunya telah terbiasa menyaksikan sang ayah berlaga di Stadion Gelora 10 November, Surabaya. Puncaknya adalah ketika Rian menyaksikan sang ayah menjadi kapten tim saat meraih gelar juara kasta tertinggi Liga Indonesia tahun 2004.

Di momen ini, Bejo melaksanakan 'nazar'nya usai pertandingan terakhir kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2004 melawan Persija Jakarta, yakni berjalan kaki sambil menggendong Rian yang saat itu masih berusia 5 tahun, dari Stadion Gelora 10 November ke rumah mereka di Sidoarjo.

Namun saat telah berhasil menembus tim senior Persebaya dan menjadi pemain inti, justru di situlah Rian mengalami episode buruk dalam karirnya sebagai pesepakbola.

Dalam suatu masa, hujatan demi hujatan kerap dialamatkan oleh superter kepada Rian, jika ia tampil buruk ketika berlaga. Apalagi jika laga tersebut berakhir dengan kekalahan bagi Persebaya.

Kala Rian gagal menampilkan permainan terbaiknya di beberapa laga, saat itu pula muncul serbuan komentar negatif terhadapnya dari para warganet di sejumlah akun fanpage yang terkait Persebaya atau Bonek, julukan supporter Persebaya.

Hal inipun dikait-kaitkan dengan keberadaan Rian di Persebaya sebagai 'anak emas', yang bisa masuk dalam skuad  utama hanya karena dirinya adalah putra Bejo Sugiantoro. Tak jarang ketika Rian bermain buruk, muncul tagar #13eban di medsos yang terkait Persebaya, mengacu pada nomor punggung Rian saat itu, 13.

Sementara sebagian suporter pun menilai Rian gagal menjadi suksesor sang ayah di Persebaya. Karena permainannya berbeda jauh dengan Bejo Sugiantoro sehingga tak sesuai ekspektasi suporter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun