Jadi ceritanya, saat perayaan HUT RI ke-77 pada Agustus tahun lalu, di SD tempat anak saya bersekolah diadakan lomba menyanyi lagu wajib nasional. Dan putri saya ikut serta dalam lomba tersebut dengan lagu pilihan Tanah Airku karya Ibu Sud.
Nah, metode lomba serta penilaiannya menggunakan metode yang kekinian di era digital, yakni diunggah di platform YouTube dan ditentukan pemenangnya berdasarkan jumlah 'like' terbanyak.
Dan ketika video putri saya berlomba dengan bernyanyi tersebut sudah ditayangkan di Youtube, maka spontan saya berfikir cara memperoleh 'like' sebanyak-banyaknya adalah dengan membagi-bagikan tautan video tersebut kepada kolega dan handai taulan sebanyak mungkin.
Caranya dengan menyalin video ke sejumlah grup WhatApp yang ada di ponsel saya. Tak lupa, setelah disalin, di bawahnya saya tuliskan "Mohon bantuan like-nya ya teman-teman, untuk putri saya yang sedang ikut lomba menyanyi di sekolahnya. Terima kasih banyak sebelumnya".
Akan tetapi, saya pun tidak membagikan di semua grup WhatsApp yang ada di ponsel saya. Seingat saya, hanya dibagikan di grup pertemanan lingkaran terdekat, grup alumni kantor lama, grup alumni sekolah satu angkatan, serta grup satu divisi di kantor yang sekarang.
Saya rasa cukuplah saya membagikan unggahan untuk mendulang 'like' di grup-grup tersebut. Karena hanya di grup-grup itulah saya sering mengobrol. Sementara di grup WhatsApp rekan sekantor yang tema dan obrolannya fokus pada tugas pekerjaan, tidak saya bagikan karena menurut saya kurang etis dan untuk menjaga marwah grup itu tetap pada hal-hal yang terkait tugas pekerjaan.
Ternyata usaha saya untuk membagi-bagikan video lomba menyanyi putri saya di sejumlah grup WhatsApp tersebut tak sia-sia. Pada saat pengumuman pemenang, anak saya menyabet gelar juara 1 dan juara favorit di lomba tersebut.
Oh iya, juara favorit di sini artinya peserta dengan jumlah 'like' terbanyak di video YouTube yang diunggah.
Saya tentu tak lupa berbagi kesenangan tersebut dengan ucapan terima kasih di grup-grup WhatsApp yang sebelumnya telah saya bagikan video lomba menyanyi. Saya rasa, para kolega handai taulan yang sudah mendukung memang selayaknya mendapat ucapan terima kasih.
Yang jelas, saat itu saya berfikir hanya meminta dukungan pada mereka yang saya kenal dekat, dan usianya tak terpaut jauh dengan saya. Tak mungkin rasanya membagikan video itu kepada seluruh nomor kontak yang ada di ponsel saya.
Karena meskipun bisa saja saya melakukan itu, menurut saya tak etis memanfaatkan orang-orang yang jarang berkomunikasi dengan saya, atau orang-orang yang selalu saya hubungi hanya terkait dengan pekerjaan saya---apalagi yang usianya terpaut jauh di atas saya---untuk sesuatu yang sifatnya pribadi di luar pekerjaan.