Mohon tunggu...
Hadi Saksono
Hadi Saksono Mohon Tunggu... Jurnalis - AADC (Apa Aja Dijadikan Coretan)

Vox Populi Vox Dangdut

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Akibat Skor 2-3, Liga 2 dan Liga 3 Berhenti Total

14 Januari 2023   15:59 Diperbarui: 15 Januari 2023   07:38 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022. (Sumber foto: Kompas.com)

Sikap tak mau ambil pusing PSSI juga tercermin di alasan ketiga tidak dilanjutkannya kompetisi Liga 2. Ketika peraturan itu terbit, bukankah masih ada waktu untuk pengurusan izin kepada Polri dan instansi lain terkait penyelenggaraan pertandingan? Nampaknya pepatah Lebih Cepat Lebih Baik tak berlaku bagi petinggi PSSI saat ini.

Ya, memang tak pentinglah pepatah itu.

Contoh lainnya, dalam pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI. Semula publik sepak bola Indonesia seolah mendapat 'angin surga ' dari PSSI soal percepatan pelaksanaan KLB. Namun nyatanya, dengan sejumlah trik atas aturan yang dimiliki, KLB tersebut baru akan dimulai pada saat ini.

Artinya, dengan atau tanpa KLB, Mochammad Iriawan beserta jajaran pengurus PSSI akan mengakhiri jabatan di tahun ini, alias tahun terakhir masa jabatan mereka. Bukan dipercepat seperti salah satu rekomendasi Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan.

Dengan ini, saya harus kembali katakan bahwa membenahi kompetisi sepak bola Indonesia layaknya mengurai benang kusut. Parahnya, induk organisasi sepak bola Indonesia juga menjadi bagian dari 'benang kusut' itu.

Saya juga harus kembali menyebut bahwa Transformasi Sepak Bola Indonesia yang digemakan pasca Tragedi Kanjuruhan nyatanya  hanya 'hangat-hangat bubur ayam'. Sebagai contoh, salah satu poin penting dalam transformasi ini adalah pemerintah dan FIFA sepakat untuk bersama-sama mengkaji ulang para pemangku kepentingan persepakbolaan Indonesia.

Namun sayangnya, tak jelas apa yang disebut dengan pengkajian ulang tersebut. Sehingga tindak lanjut atas Transformasi Sepak Bola Indonesia itu pun menjadi tidak jelas proses dan progresnya.

Yang terjadi malah PSSI mengambil jalan pintas dengan menghentikan kompetisi Liga 2 dan Liga 3. Padahal sebenarnya Liga 2 tidak bisa dianggap remeh kontribusinya terhadap Timnas Indonesia.

Tercatat ada 3 pemain yang berkompetisi di Liga 2 yang juga merupakan anggota Timnas Indonesia U-20, yakni Muhammad Akrom (Persikab Bandung), Ahmad Rusadi (Persela Lamongan), serta Barnabas Sobor (PSPS Riau).

Dengan kompetisi yang berhenti, tentu seperti yang dikhawatirkan oleh Shin Tae-Yong kesiapan bertanding ketiga pemain tersebut berpotensi menjadi kurang terjaga, akibat tak lagi bertanding.

Nah, kalau begini tentu tak adil jika kita menimpakan kesalahan dan kegagalan Timnas Indonesia pada Shin Tae-Yong semata. Karena nyatanya kita tak mampu memenuhi permintaan Tae-Yong soal kompetisi yang berkualitas untuk menghasilkan skuad timnas yang berkualitas pula.

2-3 skor Arema Persebaya
Mungkinkah kita semua belum bisa berkaca?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun