Mohon tunggu...
Cak Glentong
Cak Glentong Mohon Tunggu... Guru - Pemerhati masalah budaya dan agama

Pemerhati masalah budaya dan agama

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Buah dari Puasa (Seharusnya) Akhlak yang Mulia

1 Mei 2021   17:13 Diperbarui: 1 Mei 2021   17:16 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Saudaraku, puasa mempunyai peran penting dalam menata hati dan memberikan hati nutrisi yang baik.  Karena dalam puasa kita dilatih untuk menahan nafsu dan melatih hati. Jika puasa itu kita jalankan dengan bersungguh-sungguh maka jiwa kita perlahan naik menjadi jiwa yang mutmainnah dan hati kita akan selalu hidup. Secara sederhana tahapan latihan rohani dalam puasa bisa diuraikan sebagai berikut :

Menjaga diri dari kehendak makan secara berlebihan, makan terlihat sederhana hanya memasukan makanan ke dalam mulut yang nanti akan dikirim ke perut, namun di dalamnya mengandung beberapa persoalan penting, baik dari segi agama maupun kesehatan. Perut bisa menjadi penyebab sakit, kebanyakan penyakit berasal dari perut, begitu dalam agama, perut yang penuh dengan makanan akan membuat pemiliknya enggan beribadah, apalagi jika makanan itu dari sesuatu yang haram

Nabi Bersabda
Wahai Anak Adam makanlah sekedar untuk menegakkan tulang belakang, jika tidak bisa, (hendaknya makan dengan ukuran )sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minum dan sepertiga untuk udara (HR Ahmad dan Ibnu Hibban )
Dengan makan tidak berlebihan akan menjadi perut lebih terasa sehat, tidak akan menjadi terasa berat saat berdiri dalam sholat.
Menahan Marah, puasa melatih kita untuk menahan marah, kalaupun jika harus marah, marah hanya karena Allah.

"Sesungguhnya ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi SAW " Berikan aku aku sebuah pesan" Nabi SAW menjawab " Jangan Marah". Kemudian dia mengulang perkataan serupa . Nabi Menjawab" Jangan marah" (HR Bukhori, Abu Dawud, Tirmidzi dan Ahmad )

Ketika seseorang marah maka akan terbuka segala pintu kejelekan, jika marah akan keluar kata-kata kotor dan makian, seorang ayah yang tidak bissa menahan marah bisa membunuh anaknya yang terus menangis. Saat marah wajahnya akan memerah karena adanya pengaruh dari setan, maka saat marah disunnahkan berwudhu dan membaca taawudz (meminta perlindungan dari Allah dari pengaruh buruk setan ).

Berkata dengan jujur, puasa akan melatih kita untuk senantiasa bersikap jujur, karenasikap tidak jujur akan menghancurkan pahala puasa. Kejujuran selama puasa wajib kita pertahankan, karena nabi SAW bersabda :

Kewajiban bagi kalian bersikap jujur karena kejujuran akan membawa pada kebaikan, dan kebaikan akan membawa ke surga (HR Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majad dan Ahmad)

Melatih lesan untuk berkata-kata yang baik.
Selama puasa kita terbiasa menjaga lesan karena sangat menyadari bahwa kata-kata jelek yang keluar dari lesan kita akan mengurangi pahala puasa, jadi puasa tanpa menjaga lesan akan menjadikan puasa kita sia-sia atau tidak akan mendapatkan pahala kecuali haus dan lapar. Setelah latihan selama sebulan, tentu kita berharap akan terasa bekasnya 11 bulan lamanya. Lagi pula nabi SAW berpesan kepada kita :

"Barangsiapa beriman kepada Allah dan  hari akhir, berkatalah yang baik atau diam"(HR Bukhori, Muslim, Abu Dawud, Trimidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Ahmad )

Dengan demikian kewajiban bagi kita untuk berkata-kata yang baik, pada saat dalam satu majelis, kita tidak mempunyai kemampuan berkata-kata yang baik maka sebaiknya kita bersikap diam. Daripada memberikan pendapat yang tidak mengandung faedah, bahkan bisa mengundang permusuhan karena kata-kata kita keluar dari tema pembicaraan.

Menjaga diri dari perbuatan yang sia-sia
Saudaraku, selama puasa kita bisa menjaga diri dari perbuatan yang sia-sia, jika pada malam selain ramadhan setelah sholat Isya' kita hanya duduk-duduk di depan TV, pada bulan ramadhan kita akan membaca Al-Qur'an, merenungi setiap kalimah, semua itu dilakukan dengan hanya mengharapkan ridho Allah. Alangkah indahnya jika setelah ramadhan usai kebiasaan itu masih melekat dalam diri kita.
Nabi Muhammad SAW bersabda :
iri dari baiknya keislaman seseorang ialah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat bagi dirinya( HR Muslim, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad dan Ibnu Hibban )
Saudaraku, kepada prinsip sebagaimana yang diajarkan nabi SAW kaki kita melangkah, pikiran kita difokuskan dan seluruh energi hidup disatukan. Sembari berdoa semoga Allah memberikan kita kekuatan dan kesabaran.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun