Mohon tunggu...
Cak Glentong
Cak Glentong Mohon Tunggu... Guru - Pemerhati masalah budaya dan agama

Pemerhati masalah budaya dan agama

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Puasa Istikamah di Jalan Takwa

21 April 2021   21:08 Diperbarui: 21 April 2021   21:14 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Saudaraku,
Tujuan kita berpuasa adalah taqwa sebagaimana perintah Allah dalam Al-Qur'an, bahkan ibadah yang lainpun mempunyai tujuan agar bertaqwa, sekarang kita harus berusaha untuk selalu beristiqomah di atas jalan guna mencapai tujuan. Berusahalah kita berjalan di atas jalan yang lurus karena jalan lurus akan membuat kita lebih cepat sampai di tempat tujuan. 

Tanpa adanya semangat untuk beristiqomah maka kita akan sering terjatuh bahkan tersesat di jalan yang tidak seharusnya kita lewati, atau kita hanya melakukan kebaikan hanya sekali dan dua kali, setelah itu kita kehilangan semangat untuk berbuat baik.
Sikap istiqomah diperintahkan dalam Al-Qur'an setelah kita berada di jalan yang benar, arti istiqomah secara sederhana ialah berdiri kokoh di atas jalan yang lurus. Sebagaimana firman Allah (Hud 112 )

Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha melihat apa yang kamu kerjakan.

Istiqomah di atas diterjemahkan "tetap di atas jalan benar" tentu dengan semua cobaan yang menderanya. Dalam Al-Fushilaat  30 Allah juga menjelaskan
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan Kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu".

Saudaraku dalam berpuasa marilah kita selalu berusaha agar tetap  kokoh dan tegar di jalan yang lurus, puasa melatih sikap istiqomah dalam sehari-hari, puasa sendiri mempunyai arti "menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa, mulai terbit fajar hingga tenggelamnya matahari". Dengan demikian kita akan terlatih untuk tegar dan kokoh di atas hukum-hukum Allah. Ingatlah, keberhasilan seseorang dalam hidupnya ditentukan sikap istiqomahnya di atas jalan menuju tujuan, semakin mampu menjaga istiqomahnya akan semakin lurus jalannya dan semakin cepat sampai ke titik tujuan.
Nabi Muhammad bersabda dalam hadits yang disampaikan oleh Abu Hurairoh :

"Shaum itu benteng, maka (orang yang melaksanakannya) janganlah berbuat kotor (rafats) dan jangan pula berbuat bodoh. Apabila ada orang yang mengajaknya berkelahi atau menghinanya maka katakanlah aku sedang shaum (ia mengulang ucapannya dua kali). Dan demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, sungguh bau mulut orang yang sedang shaum lebih harum di sisi Allah Ta'ala dari pada harumnya minyak misik, karena dia meninggalkan makanannya, minuman dan nafsu syahwatnya karena Aku. Shaum itu untuk Aku dan Aku sendiri yang akan membalasnya dan setiap satu kebaikan dibalas dengan sepuiluh kebaikan yang serupa"( HR Bukhori, Muslim, Tirmidzi, Nasai, Abu Dawud, Ibnu Majah. Ahmad dan Malik )

Saudaraku, puasa menghendaki kita untuk selalu istiqomah di atas jalan menuju tujuan, ketika seseorang mengajak kita berpaling dari jalan puasa, maka kita wajib kembali ke niat awal dengan mengatakan "aku ini sedang berpuasa". Saat mengakatan aku sedang berpuasa, kita kembali ke niat awal, sehingga jalan kita akan tetap terpelihara di atas jalan menuju tujuan.

Istiqomah hendaknya dimulai dengan mengerjakan apa yang kita bisa, walau itu untuk masalah-masalah yang dianggap kecil. Ingatlah, dalam masalah agama tidak ada masalah kecil, semuanya penting. Ketika seseorang ingin memindahkan satu truk batu bata, tentu dia tidak akan sanggup memindahkan semuanya sekaligus, maka dia akan memindahkan sesuai dengan kadar kemampuannya, mungkin 5 atau 6 buah batu bata,  lalu dikerjakan secara terus menerus sehingga akhinya semua batu akan berpindah.

Demikianlah gambaran sederhana tentang memulai mengamalkan agama di atas istiqomah, jika setiap hati kita selalu membiasakan satu sunnah, biarpun oleh sebagian orang dianggap kecil dan tidak penting, kelak banyak sunnah nabi akan terkumpul dalam amaliah kita sehari-hari, tentu saja jika kita istiqomah. Janganlah menunda-nunda waktu, kerjakan mulai sekarang juga dan   di mulai dari diri sendiri.

Dalam banyak hadits diriwayatkan agar umat Islam membiasakan amal kebaikan secara terus menerus. Sebagaimana hadits di bawah ini :

Telah menceritakan kepada kami 'Abdan telah mengabarkan kepada kami Ayahku dari Syu'bah dari Asy'ats dia berkata; saya mendengar ayahku, dia berkata; saya mendengar Masruq berkata; saya bertanya kepada Aisyah radliallahu 'anha; "Amalan apakah yang paling dicintai oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam?" Dia menjawab; 'Yaitu amalan yang dikerjakan secara terus menerus.' ( HR Bukhori)
Dalam  hadits lain Nab SAW juga bersabda :

Dari Aisyah radliallahu 'anha bahwa dia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah ditanya; "Amalan apakah yang paling dicintai Allah?" Dia menjawab; 'Yang dikerjakan terus menerus walaupun sedikit, lalu beliau bersabda: 'Beramallah sesuai dengan kemampuan kalian.'

Membiasakan kebaikan walau kecil atau sesuatu yang oleh sebagian masarakat dianggap sebagai perbuatan yang remeh bukan seseuatu yang besar akan tetapi jika dibiasakan menjadi sesuatu yang mulia di sisi Allah. Pada bulan ramadhan kita biasanya menghiasi dengan berbagai kebaikan, namun ketika ramadhan selesai kebaikan itu tidak lagi kita kerjakan. Seolah-olah kebaikan kita berhenti selain pada bulan ramadhan kita, pada kita kehilangan gairah untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Maka sikap istiqomah di atas taqwa menjadi solusi penting guna menjadikan puasa kita benar-benar bermakna dalam kehidupan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun