Mohon tunggu...
Cak Glentong
Cak Glentong Mohon Tunggu... Guru - Pemerhati masalah budaya dan agama

Pemerhati masalah budaya dan agama

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Dari Puasa Fiqih Ke Puasa Akhlak

16 April 2021   14:51 Diperbarui: 16 April 2021   15:04 879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Apa makna puasa?? Dalam tinjauan ilmu Fiqih, " Puasa ialah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa mulai terbit fajar sampai tenggelamnya matahari dengan  niat ibadah kepada Allah".  Pengertian ini sudah disepakati dalam tinjaun ilmu fiqh,  yakni ilmu yang membahas tentang konsep-konsep hukum islam, jadi seseorang yang sudah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa bisa disebut sebagai orang yang telah berpuasa.
Makna di atas diterima sebagai ukuran formal seseorang disebut puasa. Karena memang fiqih menjelaskan aturan formal yang mudah diterjemahkan dalam kehidupan sehari-hari. Ciri aturan fiqih bersifat operasional formal yang dengan mudah bisa dijadikan ukuran. Sama dengan ketika kita bertanya tentang sholat, maka fiqih menjawah " Sholat adalah suatu ibadah yang dimulai dengan salam, yang didalamnya ada bacaan dan gerakan tertentu sesuai syariat islam".
Jika pada suatu hari anda ditanya, hari ini anda puasa atau ditanya sudah sholat?? Maka kita akan menjawabnya secara hukum formal dalam fiqih.  Mungkin kita menjawab "Ya saya hari ini puasa " Mengapa kita menjawab seperti itu? Karena kita menggunakan acuan  standar formal dalam bidang fiqih bahwa saat kita menahan diri dari terbitnya fajar sampai tenggelamnya matahari, berarti kita telah berpuasa. Dan pada hari itu anda berniat untuk melakukan aturan-aturan formal fiqih. Begitu saat anda ditanya, apakah sudah sholat?? Kita akan menjawab sesuai standar aturan formal fiqih.
Namun apakah benar bahwa jika sudah melakukan aturan formal fiqih seperti di atas sudah bisa disebut puasa??  Ternyata dalam tataran selanjutnya, apa yang sudah kita lakukan dalam standar fiqih, belum tentu disebut puasa. Bahkan Nabi Muhammad SAW dengan tegas menjelaskannya dalam sebuah hadits yang terkenal " Berapa banyak orang yang berpuasa, akan tetapi tidak ada puasanya baginya kecuali lapar dan haus." ( HR Bukhori dan Muslim). Artinya, banyak orang yang sudah berpuasa secara formal tetapi oleh nabi disebutkan belum sampai pada makna puasa yang sebenarnya, baginya hanya haus dan lapar.
Apa makna hadits di atas??  Seseorang tidak cukup hanya berpuasa sesuai standar formal fiqih saja, untuk mencapai makna puasa yang sebenarnya, ada banyak aspek yang perlu diraih untuk meningkatkan diri dari puasa formal fiqih ke puasa yang sejati.  Mengapa demikian?? Karena dalam ibadah selain ada ilmu fiqih, masih ada ilmu-ilmu  lain yang perlu diketahui untuk seorang muslim meningkatkan kualitas ibadahnya.
Ada hubungan fiqih dengan akhlaq. Seperti  hubungan puasa dengan sikap pribadi seseorang atau juga dimensi hubungan antara sholat dengan sikap seorang muslim untuk peduli sekitarnya dengan membantu orang miskin dan anak yatim. Kita sebut saja sebagai ilmu  akhlaq. Seseorang yang sah puasanya menurut tinjauan fiqih belum tentu sah juga menurut ilmu akhlaq. Jadi wajar kalau nabi  SAW bersabda " Berapa banyak orang berpuasa, akan tetapi tidak ada puasa baginya kecuali lapar dan haus.". Orang tersebut sah puasa menurut fiqih tetapi belum sah menurut tinjauan akhlaq.
Lalu bagaimana kita melihat puasa dari tinjauan akhlaq?? Dalam tinjauan akhlaq puasa adalah titian menuju perbaikan akhlaq, jika seseroang berpuasa ia berdusta, maka dusta itu akan merusak puasanya. Jika seseorang berpuasa, tetapi belum bisa menahan diri dari berkata-kata kasar kepada orang lain, maka puasanya telah rusak. Sehingga puasanya tidak bisa disebut puasa lagi. Karena puasanya hanya formalitas saja, bukan puasa dalam makna yang lebih substantif.
Makna puasa bisa diperluas lagi dengan kalimat seperti ini "Puasa ialah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa dan segala sesuatu yang merusak nilai puasa mulai terbit fajar sampai tenggelamnya matahari dengan  niat ibadah kepada Allah".  Dengan penambahan kalimat "segala sesuatu yang merusak nilai puasa" menjadikan makna puasa akan lebih abstrak, tidak  lagi seperti pada fiqih yang formal dan mudah dipraktekkan, pada ilmu akhlaq lebih membutuhkan kesadaran hati yang bersifat personal.
Misalnya jika saya ditanya apakah anda sudah berpuasa secara pengertian akhlaq?? Kita akan kesulitan berpuasa, kita hanya menjawab " Iya insya Allah saya sudah berpuasa" atau  mungkin kita menjawab " saya tidak tahu apakah puasa saya layak disebut puasa secara akhlaq, itu rahasia Allah."  Jika kita menjawab " Iya saya sudah puasa secara akhlaq". Jawaban itu tidak sesuai dengan ilmu akhlaq yang lain yakni tawadhuk (rendah hati) karena cenderung ke sikap takabur (sombong ) dan dekat dengan sikap ujub (membanggakan diri sendiri) sesuatu yang diharamkan oleh Allah. Artinya, jawaban itu bisa merusak pahala kita karena kita terjangkit virus takabur dan ujub.
Puasa secara akhlaq akan melahirkan sikap rendah hati (tawadhuk), sebagai hadits qudsi yang terkenal " Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah berfirman " Kecuali amalan puasa, amalan puasa adalah untukku. Aku sendiri yang akan membalasnya." ( HR Bukhori dan Muslim). Puasa itu menjadi sangat personal, menjadi hubungan kita dengan Allah. Dan hubungan kita dengan Allah itu baik, jika hubungan kita dengan sesama makhluq juga baik.
Inilah jalan yang harus ditempuh oleh seorang muslim menjadikan puasanya lebih bermakna. Kita harus berjuang dari puasa sekedar sesuai standar fiqih ke standar akhlaq. Semoga Allah memudahkan langkah kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun