Mohon tunggu...
Cak Bro Cak Bro
Cak Bro Cak Bro Mohon Tunggu... Administrasi - Bagian dari Butiran debu Di Bumi pertiwi

Menumpahkan barisan Kata yang muncul di Pikiran

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cuaca Panas dan Ulah Kita

29 April 2023   15:51 Diperbarui: 29 April 2023   15:52 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dunia kita kini
Sedang jumawa,
Itu karena
Ulah kita.
Bencana terjadi
Disana sini,
Porak poranda
Negeri ini.

Tanah air kita
Negeri khatulistiwa,
Cuaca panas mungkin
Sudah biasa.
Ada semilir angin
Menerpa bumi,
Netralkan suhu
Normal kembali.

Beruntung hutan
Masih kita punya,
Pelindung udara
Agar suhu terjaga.
Walau panas kini
Tiada terkira,
Tak ada korban
Merampas jiwa.

Tetapi kini bumi
tak baik hati,
Seolah tiada
Pelindung bumi.
Mentari bersinar
Lempar cahaya,
Suhu meninggi
Tiada terkira.

Nun negeri disana
Begitu terik,
Cuaca panas
Bikin bergidik.
Banyak warga
Yang kepanasan,
Bahkan ada yang
Menjadi korban.

Bumi bukan
Ingin jumawa,
Tak mampu lagi
Lindungi jiwa.
Dari ganas panas
Sinar mentari,
Karena rusak alam
Disana sini.

Tiada lagi pohon
Penyejuk jiwa,
Terbabat habis
Karena ulah kita.
Sinar matahari
Sangat berjaya,
Panasi bumi
Geleparkan jiwa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun