Mohon tunggu...
Cak Bro Cak Bro
Cak Bro Cak Bro Mohon Tunggu... Administrasi - Bagian dari Butiran debu Di Bumi pertiwi

Menumpahkan barisan Kata yang muncul di Pikiran

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Nelayan dan Nyawa

8 Desember 2022   23:47 Diperbarui: 11 Desember 2022   17:40 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di tengah malam luncurkan sampan,
Bawa bekal dan jaring mencari ikan.
Di gelap gulita kau tetap berjalan,
Menuju tengah laut sebagai sasaran.

Lautan memang tak pernah tenang,
Sampan perlahan ikuti gelombang.
Kadang tetiba dilanda ombak badai,
Kau tetap mendayung hingga usai.

Hitam legam kulit tertimpa mentari,
Kau tetap bekerja seolah terus berlari.
Menggigil badan diterpa hujan badai,
Terus mendayung walau terasa lunglai.

Kumpulan ikan berada dalam gelombang,
Rezeki yang harus kau raih sebelum pulang.
Di pusaran ombak yang tak berketentuan,
Tetap harus bertahan demi mencari makan.

Di senja pagi kau pun kembali menuju pantai,
Disambut keluarga dengan tangan melambai.
Mereka pun tertawa menyambutmu gembira,
Tak pernah tahu jika kau telah bertaruh nyawa.

Bekasi Tengah Malam, 30/11/2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun