Mohon tunggu...
Cak Bro Cak Bro
Cak Bro Cak Bro Mohon Tunggu... Administrasi - Bagian dari Butiran debu Di Bumi pertiwi

Menumpahkan barisan Kata yang muncul di Pikiran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Taman Makam Pahlawan: Pembelajaran Anak Kita Mencintai Pahlawannya

8 November 2022   23:52 Diperbarui: 9 November 2022   00:00 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Travelxtrans.com

  • Pengantar

Seperti biasa setiap pagi di sudut kantin kantor pemerintah, ada dua orang pegawai yang sedang asyik ngobrol sambil menunggu pesanannya, "Bro, jangan lupa minggu depan kita ikut upacara hari pahlawan", kemudian temannya yang sedang asyik mengaduk gula dalam gelas berisi air teh hangat menimpali, "Waduh Coy,... moga-moga bukan gue yang kena tugas jadi petugas upacara".

Teman yang satu langsung menepuk bahunya, "Bro,.. ente harusnya bangga, karena tugas mulia dipercaya jadi petugas upacara", sambil ikut mengaduk-aduk gula yang masih terlihat dalam gelasnya, "kita mesti bersyukur.... Coba bayangkan seandainya tidak ada mereka dan kita masih dijajah, mungkin ente masih pegang senjata... dan gak bisa nongkrong enak-enak disini untuk sarapan pagi". 

Si Temannya akhirnya tersadar, "Bener juga ente.... Gue aja merasa kasihan melihat di TV negara-negara yang masih berperang. Gak kebayang..... Gue dengerin music Rock aja pusing, gimana dengerin desingan peluru atau ledakan granat setiap hari".

Tanggal 10 November semua warga negara Indonesia pasti akan mengenal makna hari bersejarah tersebut. Ya, benar. Itu tanggal yang selalu diperingati negeri kita sebagai hari pahlawan. 

Sebagai bangsa yang besar, maka sepatutnya kita wajib untuk merenungi bersama dan berdoa kepada arwah pahlawan yang telah berjuang menyingkirkan penjajah untuk menjadi negara merdeka. Setiap instansi baik pemerintah pusat dan daerah, termasuk sekolah-sekolah di seantero negeri akan mengadakan upacara bendera memperingati hari pahlawan.

Selain itu dalam acara kenegaraan maupun di daerah selalu mengadakan berbagai kegiatan, diantaranya adalah menyambangi Taman Makam Pahlawan. Untuk acara kenegaraan, Presiden dan jajaran akan menyambangi Taman Makam Pahlawan Nasional (TMPN) Utama di Kalibata, Jakarta. 

Sebagai catatan sejarah, Taman Makam Pahlawan tersebut sebelumnya berada di wilayah Jakarta Utara tepat di Ancol yang dikenal Taman Makam Pahlawan Ancol (TMPA), namun melihat posisi dan perkembangan ibukota negara berdasarkan Instruksi Presiden Soekarno dipindahkan lokasi ke Kalibata seperti yang terlihat saat ini.

  • Sejarah TMPN Utama Kalibata

Keputusan perpindahan Taman tersebut ke Kalibata yang semula berada di Ancol karena pada saat itu meruapakan Kawasan yang belum berkembang, dipenuhi rawa-rawa dan hutan belukar. 

Berdasarkan rencana pengembangan tata kota pada saat itu, maka TMP Ancol dipindahkan ke lahan baru seluas 5 hektar, karya monumental TMPN Utama Kali bata memiliki sejarah yang cukup menarik karena buah karya kolaborasi arsitek Indonesia bekerjasama dengan kontarktor Belanda.

TMPN Utama kalibata dibangun tahun 1953 merupakan hasil karya anak bangsa yakni Friedrich Silaban dan kontaktor pembangunan Algemeen Ingenjurs-en Architecten Bureau (dikenal AIA) bekerjasama dengan Dinas Bangunan Tentara Sub Direktorium, zeni Angkatan Darat. Rancangan F. Silaban memiliki tiga elemen utama yakni gapura, koridor pengarah dan bangunan beratap perisai.

Kemudian pada tahun 1954, diresmikan oleh Presiden Pertama-RI, Ir. Soekarno sekaligus memeperingati hari pahlawan pada tanggal 10 November 1954. Kemudian pada tahun 1974 pada jaman era Soeharto, TMPN tersebut diperluas yang semula 5 hektar menjadi 25 hektar. 

Kemudian dua tahun berikutnya, berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 18 Tahun 1976, TMP Kalibata ditetapkan menjadi Taman Makam Pahlawan Nasional atau TMPN Kalibata dan berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan, TMPN Kalibata berubah menjadi TMPN Utama Kalibata.

  • Penutup

Memperingati hari pahlawan bukanlah sekedar memperingati dengan mengikuti upacara bendera atau mengheningkan cipta sejenak bagi semua warga dengan menghentikan aktivitas sesaat dimana pun berada. Namun patut menjadi renungan bagi kita semua untuk selalu bersyukur kita dapat bebas beraktivitas seperti sekarang ini lantaran jasa-jasa para pahlawan yang berjuang untuk membebaskan dari belenggu penjajah.

Dengan mengulik sejarah taman makam pahlawan atau TMPN Utama Kalibata kiranya dapat menyegarkan ingatan bahwa kita harus bangga TMPN Utama merupakan hasil karya bangsa sebagai penghormatan atas jasa-jasa para pahlawan yang dikebumikan disana.

Seyogyanya bagi keluarga muda bersama anak-anak yang masih kecil untuk menyempatkan ke sana sekaligus liburan relaksasi dan sebagai pembelajaran pembentukan jiwa untuk mencintai negara dan budaya sendiri yang saat ini mulai terkikis oleh budaya asing yang dianggap modern. Tak mengenal nama dan wajah pahlawan kita dan lebih mengenal pahlawan heroik yang direka dari negara lain.

Mungkin saja kita belum menikmati kemerdekaan atau kebebasan yang hakiki karena banyak pasang mata atau pemangsa negara lain yang ingin kembali menjajah, walau tidak dalam bentuk fisik dalam bentuk ideologi, budaya yang menginfiltrasi bangs akita agar terjadi perpecahan atau permusuhan antar anak bangsa. 

Hendaknya persatuan dan kesatuan harus selalu dijaga dengan mengisi kemerdekaan dengan berbagai aktivitas sehari-hari demi peningkatan harkat dan martabat bangsa serta kemajuan negara menuju masyarakat yang sejahtera.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun